Karena merasa tidak nyaman, akhirnya ia pergi ke gereja dan bercerita tentang ketidaknyamanan yang ia alami di sekitaran rumahnya. Sang pendeta mendengarkan dengan seksama. Lalu menyediakan kamar untuk tempat tinggal santri tadi.
Â
Pendeta sebenarnya pernah bercanda, menawarkan santri untuk berpindah keyakinan. Tapi sang santri menjawabnya kembali dengan guyon.
Â
Pada akhirnya, pendeta menemani santri yang berjuang melawan candunya itu. Bahkan mendisiplinkan santri agar taat melaksanakan ibadah-ibadah yang ada dalam agama Islam.
Â
Namun, takdir berkata lain. Pendeta yang sudah tua itu harus meninggalkan alam dunia. Sang santri bersedih menangis sehari semalam di makam yang ada salibnya itu.
Â
Hingga pada suatu mimpi, ia melihat Sang pendeta sedang berbahagia di suatu tempat yang indah. Sedangkan para kyai yang selalu diam di kampungnya itu terlihat seperti monster-monster yang ada di anime attack on titan. Ia pun kaget dan langsung melakukan solat istiharah.
Â
Akhirnya ia kembali ke pondoknya dan bertemu dengan kyai dengan malu-malu. Ia ceritakan semuanya hingga akhirnya sang kyai menangis sambil memeluk santri itu. Kyainya yang dipondok berkata, "maafkan aku nak, selama ini kami hanya menjanjikan padamu bahwa pasti kehidupanmu akan terjamin jika tekun saja dan fokus saja mempelajari agama". Lalu santri itu bertanya, "lalu kenapa kyai-kyai kampungku yang hanya berdiam diri itu terlihat seperti iblis-iblis berwujud manusia, bertubuh cacat, nan besar dan telanjang?". "Nak, itulah gambaran dari Setan Bisu istilahnya dalam kitab  artinnya setan bisu. Mereka adalah orang yang tau akan kebenaran tapi tak mau berbagi pada yang lain. Mereka lebih berbahaya daripada orang awam yang selalu menghinamu, karena orang awam yang menghinamu memang benar-benar tidak tahu." Santri kembali penasaran dan bertanya, "lalu, bagaimana Kita harus menyelamatkan Setan Bisu itu guru?". "Kasihanilah mereka dengan do'a, ajak mereka berbicara, berilah contoh. Barangkali mereka juga demikian karena tidak tahu". "Lalu bagaimana dengan pendeta yang berada di tempat yang baik?". "Itu bukan urusan Kita."