Mohon tunggu...
Mukhlis Syakir
Mukhlis Syakir Mohon Tunggu... Mahasiswa - Nyeruput dan Muntahin pikiran

Mahasiswa Pengangguran yang Gak Nganggur-nganggur amat

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Kisah Setan Bisu dan Pendeta yang Masuk Surga

20 Maret 2023   06:30 Diperbarui: 20 Maret 2023   06:30 549
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Adapun kyai-kyai setempat, mereka diam saja. Entah karena mengetahui bahwa suatu saat si santri akan bertaubat, atau masyarakat akan berhenti seiring dengan kebaikan yang dilakukan oleh santri tadi.

Kebetulan sekali, tak jauh dari perkampungan itu ada rumah ibadah bagi orang kristiani. Apakah itu? Ya gereja lah. Terlepas dari gereja katolik atau protestan. Pokoknya penulis inginnya gereja.

Karena warga yang bisa diajak ngobrol hanyalah anak-anak muda pemabuk yang ada disekitaran gereja. Maka ketika suntuk dan stress, si santri biasa bermain kartu remi dan gapleh di sekitaran gereja tadi.

Suatu saat, saking mabuknya dia ketiduran disana. Teman-teman sepermabukannya meninggalkannya dengan iseng. Dalam mimpi, si santri mimpi basah. Isi mimpi basahnya ialah dibaptis oleh pendeta.

Ternyata, dia dibangunkan oleh pendeta dengan cara dibanjur. Sambil tertawa, pendeta mengulurkan tangan pada santri. Lalu mengajaknya untuk sarapan di pondok gereja.

Awalnya dengan senang hati si santri mengira dia akan mendapatkan perjamuan terakhir.[1] Hanya saja pendeta malah menyediakan susu kurma dan roti. Pendeta langsung tertawa melihat kekagetan dari wajah santri itu. "kau jangan kecewa bila kuberikan susu kurma ini! Aku tahu yang kau harapkan sebenarnya anggur kan?" kata si pendeta. "lah, nggak kok itu anu itu, eum lah tau aja deh pak pendeta ini" jawab santri tadi. "makan saja dulu ini" kata pendeta.

 

Setelah santri selesai makan, pendeta memberikan seledang bersih pada santri. "sana solat subuh dulu" kata pendeta. Mau tidak mau, santri merasa malu jika tidak melaksanakan solat. Lalu dia saling bertukar cerita dan menjadi akrab.

 

Santri yang mulai sadarkan diri, mulai kembali berupaya menjalani keseharian sebagai alumni pesantren di kampungnya. Berangkat ke masjid, berusaha nyambung dengan masyarakat. Hanya saja mereka selalu cuek. Padahal, di sisi lain santri sedang berjuang melawan kecanduan narkobanya.

 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun