Mohon tunggu...
Muklis Puna
Muklis Puna Mohon Tunggu... Guru - Guru SMA Negeri 1 Lhokseumawe

Penulis Buku: Teknik Penulisan Puisi, Teori, Aplikasi dan Pendekatan , Sastra, Pendidikan dan Budaya dalam Esai, Antologi Puisi: Lukisan Retak, Kupinjam Resahmu, dan Kutitip Rinridu Lewat Angin. Pemimpin Redaksi Jurnal Aceh Edukasi IGI Wilayah Aceh dan Owner Sastrapuna.Com . Saat ini Bertugas sebagai Guru SMA Negeri 1 Lhokseumawe

Selanjutnya

Tutup

Vox Pop Pilihan

Eksistensi Dewan Hakim Cipta Puisi pada Sebuah Event

13 April 2024   11:00 Diperbarui: 13 April 2024   11:27 217
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Secara ilmu,  praktisi tersebut mengetahui tentang konsep dan praktik bisa mewujudkan sebuah konsep tersebut, Dengan bahasa yang sederhana, praktisi dalam puisi adalah orang atau individu yang punya perhatian ekstra terhadap perkembangan puisi. 

 Hampir sebagain hidupnya didekasikan terhadap perkembangan puisi. Latar belakang pendidikan yang dimiliki bukan soal bagi parktisi dalam mengamati proses penulisan puisi.

Kebanyakan dari mereka  praktisi diproses secara alamiah.Namun ada juga yang bekerja sebagai pengajar di perguruan tinggi dan mengasuh matakuliah sastra. Namun yang sering terjadi pada event tingkat Provinsi dan Kabupaten/Kota pihak penyelenggara atau pelaksana event, hal ini sering diabaikan. 

Ada anggapan yang berseliweran di tengah kehidupan event bahwa siapa saja yang bergelut dengan ilmu kebahasaan khususnya Bahasa Indonesia, mereka  seenaknya ditunjuk jadi hakim dalam penciptaan puisi

Konektivitas dengan panitia pelaksana event menjadi perioritas utama dalam hal ini. Jika merunut pada pengetahuan dewan hakim puisi kadang lebih didominasi oleh ahli   linguistik. Ilmu ini lebih kepada perkembangan bahasa secara simultan yang merupakan induk dari fonemik, fonetik, morfologi, sintaksis, pragmatik dan wacana dari sebuah bahasa.

Keenam aspek tersebut merupakan ranah kebahasaan yang bersifat menjaga kesucian bahasa sesuai dengan kodrat yang dimiliki. Nah...! Bagaimana ilmu tersebut jika dikaitkan dengan proses kreativitas lahirnya sebuah puisi yang dipenuhi oleh license puitika. 

Hal ini selalu digunakan oleh pencipta puisi untuk menghasilkan karya yang bersifat estetik. Kembali ke pokok sub bagian di atas bahwa penciptaan puisi berlangsung dalam suasana aman dan damai. Nyaman dalam berbagai kondisi pikiran dan perasaan. Selanjutnya, damai dari berbagai tekanan aspek ketatabasaan yang begitu padat dan ketat.


Kemudian merujuk pada dewan hakin yang ditunjuk pada event tingkat provinsi di sebuah kota x hal ini banyak dijumpai keganjilan. Artinya, dewan hakim yang ditunjuk tidak sesuai dengan kriteria yang telah disebutkan.

Bahkan wajah dewan hakim sering mendominasi berbagai event  kebahasaan yang dilaksanakan panitia. Artinya, ada orang-orang yang spesialis hakim dalam berbagai lomba. 

Aneh...! Bagaimana Ia bisa menjadi hakim cipta puisi yang baik sedangkan keseharian ya selalu memperbaiki ketidakefektifan kalimat baik dari segi penulisan dan pelafalan sebuah kalimat dan kata dalam ranah bahasa?

3. Penulis Puisi
Adapun fokus tulisan ini adalah penulis yang menghasilkan karya kreatif dan punya nilai estetika serta mengandung makna atau disebut dengan istilah puisi. Makna yang dikandung oleh puisi tidak dapat diacu pada sebuah larik yang ada pada untaian puisi. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Vox Pop Selengkapnya
Lihat Vox Pop Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun