Mohon tunggu...
Muklis Puna
Muklis Puna Mohon Tunggu... Guru - Guru SMA Negeri 1 Lhokseumawe

Penulis Buku: Teknik Penulisan Puisi, Teori, Aplikasi dan Pendekatan , Sastra, Pendidikan dan Budaya dalam Esai, Antologi Puisi: Lukisan Retak, Kupinjam Resahmu, dan Kutitip Rinridu Lewat Angin. Pemimpin Redaksi Jurnal Aceh Edukasi IGI Wilayah Aceh dan Owner Sastrapuna.Com . Saat ini Bertugas sebagai Guru SMA Negeri 1 Lhokseumawe

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Mau Tahu Cara Mudah Menulis Resensi Cerpen dan Film, Ikuti Langkah Berikut!

20 Februari 2024   10:49 Diperbarui: 20 Februari 2024   10:50 325
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Untuk lebih jelasnya, berikut akan dicantumkan contoh sebuah resensi cerpen berdasarkan kerangka resensi. Contoh resensinya adalah:

Judul: Wajah Terakhir

Penulis : Mona Sylviana

Penerbit: Gramedia Pustaka Utama

Terbit: 01 Agustus 2011

Tebal: 143 halaman

Harga: Rp. 35.000,-

Sebaliknya, Mona menyodorkan sebuah perlawanan dengan memperlihatkan marjinalisasi perempuan pada titik paling inti dan ekstrim, yakni penderitaan perempuan lewat deskripsi-deskripsi yang menghenyakkan. Di sini perempuan tidak muncul sebagai sosok yang menggapai-gapai kesetaraan dengan laki-laki, namun membiarkannya tampil sebagai sosok yang menderita.

Strategi ini boleh jadi jitu. Sebab dengan memfokuskan cerita pada ketertindasan seperti itu, pembaca akan ikut merasakan luka-luka yang dialami perempuan akibat marjinalisasi tersebut. Pembaca seakan diajak untuk memberikan makna lain sebuah penderitaan.

Seperti pada cerpen Mata Andin. Lewat mata seorang anak perempuan, pembaca di tarik untuk melihat penderitaan tokoh ibu tanpa menghadirkan keluhan-keluhan, kemiskinan yang melankolis.

 Kemiskinan seolah-olah bukan persoalan pokok oleh isteri yang disia-siakan oleh suaminya, namun ia punya solusi untuk mempertahankan hidupnya, dengan menjual ginjalnya.

Lihat juga cerpen Ba(o)rok. Dalam cerpen ini perempuan yang menjadi korban perkosaan seakan menjadi sosok yang tidak berharga di mata calon suaminya. Seakan sang calon suami adalah seseorang yang paling suci hingga memiliki hak untuk meninggalkan perempuan yang akan dinikahinya.

Namun sang Ibu menolak. Si anak berinisiatif mencari Barok. Namun di ujung cerita, si anaklah yang tidur bersama Barok.Hal lain yang unik dari cerpen-cerpen Mona adalah kejutan-kejutan yang ia sampaikan di belakang cerita.

Sebut saja pada cerpen Wajah Terakhir. Pada cerpen ini, tokoh Maria korban pemerkosaan etnis minoritas berkesempatan menjadi penerjemah seorang pasien kanker stadium empat. Maria tahun pasien ini adalah Ayah dari lelaki yang pernah memerkosanya.

Awalnya pembaca buku akan menduga kesediaan Maria untuk menolong pasien itu karena alas alasan-alasan kemanusiaan. Namun sebenarnya ia ingin mempercepat kematian sang pasien.

Kelebihan lain dari cerpen-cerpen Mona ialah penggambaran yang detil lewat pemilihan diksi yang begitu selektif. Ini membuat pembaca benar-benar terlibat dalam situasi-situasi yang digambarkannya.

5)Merevisi Resensi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun