Sajak ku  bawel  kawan!
Itulah karakter  buah tanganku  dalam  bersekutu dengan rima
Bagai  pesawat tempur menggempur di udara  Â
Kadang menukik dalam kabut dan lembayung
Menulis  cerita langit dengan uap di tulang sulbi
Sajak ku bawel kawan!
Meraung dan memekik hingga telinga menguap  nanah
Mengembang laksana balon helium diperkosa angin bohorok
Kembung menyerang saraf bersimpul
Menoreh luka pada jidat mengendus pesan
Sajak kubawel kawan!
Balutan aksaramu laksana dewi durhaka dari kayangan
Paras ayu menggoda syahwat, padahal kesucian dirampas kabut
Bahasamu mendayu merdu seolah gundukan diksi di belantara syair
 Sajak ku renggang kawan!
Imajimu berselingkuhan dengan inspirasi
Baitmu bersekat sekat dalam berpesan
Berpeluh peluh -peluh jidat peramal kata
 Sajak ku  memang bawel Kawan!
Bagai buluh perindu mengusik kalbu
Dua kutup terngganga menembus rindu
Suara merdu merasuk lewat celah di rusuk
Kawan!
Coba satu kutub saja Kau katupkan
di penutup bulan kembaran separuh
Pasti kau akan menikmati syahdunya sajak ku
Lhokseumawe, Februari 2024
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H