Oleh: Mukhlis, S.Pd., M.Pd.
Debat pamungkas capres-cawapres sudah selesai dilaksanakan. Tema debat yang diangkat adalah kesejahteraan sosial, kebudayaan, pendidikan, teknologi informasi, kesehatan, ketenagakerjaan, sumber daya manusia, dan inklusi seperti dilansir detik.com, diakses tanggal 5 Februari 2024.Â
Perdebatan Calon Presiden  (Capres)  tahap ini berlangsung kondusif, berkelas, berwibawa dan bermartabat. Tidak ada serangan terhadap personal.  Akan tetapi, debat pamungkas ini berlangsung dalam suasana kondusif dan membelajarkan semua konstituen yang menyaksikan .
Semua capres yang  tampil dan  berlangsung di Convention Center, begitu memukau dan memberikan sebuah harapan baru bagi masyarakat dalam menentukan pemimpin masa depan. Setiap gagasan yang disampaikan menjadi penyejuk jiwa para penikmat.Â
Dengan kata lain, debat terakhir yang diselenggarakan oleh pihak Komisi Pemilihan Umum (KPU) telah memberikan sebuah suasana aman dan nyaman di tengah kehidupan masyarakat. Terlebih lagi dalam beberapa hari ke depan akan memasuki "Minggu Tenang." Pada  saat tersebut masyarakat membutuhkan ketenangan penuh untuk menentukan pilihan.
Tema yang diperdebatkan pada debat tersebut mencakup berbagai bidang baik sosial, pendidikan, informasi teknologi dan kebudayaan. Dari sekian banyak tema, Â yang menarik untuk diulas pada artikel ini adalah "Pendidikan"
Pertanyaannya mengapa tema pendidikan lebih menarik untuk diulas? Ini karena pendidikan di negeri ini belum mendapatkan tempat yang layak di hati para pemimpin. Â Selanjutnya, Â pemerintah selama ini belum menjadikan pendidikan sebagai rahim dari pembangunan bangsa.
Akibat dari kebijakan yang belum seutuhnya berpihak pada pendidikan dan komponen yang ikut menggerakkan pendidikan di negeri ini. Sejumlah persoalan pendidikan pun ikut terseret, bahkan menjadi isu-isu nasional yang selalu mengundang kontroversi. Selanjutnya, jumlah dana yang digelontorkan dari Anggaran Pendapatan Belanja Negara (APBN) belum sepenuhnya digunakan untuk kepentingan pendidikan.Â
Dalam debat capres  tahap terakhir,  persolan tersebut menjadi masalah krusial. Masalah - masalah pendidikan dipandang sebagai sesuatu yang urgen untuk dihadapi dan direalisasikan secara matang. Hal ini dilakukan, karena dunia sedang menghadapi perkembangan yang luar biasa,  baik dari segi informasi dan teknologi yang berhubungan dengan kecerdasan Artifisial Intelegensi ( AI).
Semua calon presiden dalam debat yang digelar tersebut mempunyai pandangan yang sama terhadap perkembangan pendidikan terutama berkaitan dengan komponen pendidikan. Salah satu yang menjadi prioritas pembangunan pendidikan dalam debat tersebut adalah Tenaga Pendidik (Guru), Dosen,  dan  Tenaga Kependidikan.
Tenaga pendidik  serta tenaga kependidikan yang ikut terlibat secara langsung dalam peningkatan kualitas pendidikan ke depan. Mengulas peran tenaga pendidik dan kependidikan berarti menganalisis kualitas dan kesejahteraan hidup.Â
Berkaitan dengan kualitas hidup yang dimiliki oleh guru, dosen, dan tenaga kependidikan berati berbicara tentang kesejahteraan hidup. Mengkaji kesejahteraan hidup berarti menyoroti segala permasalahan  yang berkaitan status yang dimilki oleh oleh guru, dosen dan tenaga kependidikan.
Kesejahteraan Guru, Dosen dan Tenaga KependidikanÂ
Berdasarkan data Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek), jumlah guru di Indonesia mencapai 3,36 juta orang pada semester ganjil Tahun Ajaran (TA) 2023/2024.Dari jumlah tersebut, mayoritas guru mengajar di tingkat Sekolah Dasar (SD), yaitu sebanyak 1,47 juta orang atau menyumbang 43,89% dari keseluruhan guru di Tanah Air. https://databoks.katadata.co.id/datapublish diakses tanggal 4 februari 2024.Â
Selain data tesebut juga terdapat terdapat ratusan ribu lebih guru dan tenaga kependidikan yang belum diangkat menjadi Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja ( PPPK).
Mereka yang disebutkan dalam data di atas berada pada seluruh jenjang pendidikan di negeri ini. Agar kesenjangan dan kesejahteraan yang dibutuhkan guru dan tenaga kependidikan memenuhi standar, maka dibutuhkan  kejelasan status guru honorer tersebut.Â
Dalam mensejahterakan mereka yang mengabdi dengan keikhlasan untuk bangsa, Â calon presiden terpilih ke depan akan berusaha semaksimal mungkin menaikkan status mereka dari tenaga honorer menjadi Pegawai pemerintah dengan perjanjian kerja (PPPK). Ketiga capres yang ikut kompetisi calon pemimpin negeri kali ini sepakat untuk permasalahan tersebut.
Mencermati sikap ke tiga Capres tersebut berarti adanya kesadaran tinggi terhadap pentingnya pendidikan dalam membangun bangsa. Penulis meyakini siapapun yang terpilih ke depan, nantinya mereka akan menjadikan pendidikan sebagai "Panglima dalam Pembangunan"Â Kesadaran ini tampak pada komitmen yang diutarakan pada saat penyampaian visi -misi dan menjawab pertanyaan dari Tim panelis debat.Â
Kemudian berkaitan dengan guru yang sudah diangkat menjadi Pegawai Negeri Sipil ( PNS) dan PPPK terdapat satu juta lebih yang belum disertifikasi oleh pemerintah. Persoalan pun  bermacam,  mulai dari masa kerja sampai pada program pelatihan guru.Â
Setiap guru yang sudah memenuhi syarat untuk ikut sertifikasi harus mengikuti sejumlah pelatihan yang dibuat oleh pemerintah. Program Pelatihan Guru (PPG) terutama yang berada dalam jabatan adalah untuk menghasilkan guru-guru profesional bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa berakhlak mulia, kreatif, inovatif dan kompetitif dengan menjalani tugas utama sebagai guru . Adapun tugas tersebut  meliputi membimbing, melatih mengarahkan , mengevaluasi dan menilai.
Program ini tentunya sebanding dengan kesejahteraan yang diterima guru, ketika mereka dinyatakan lulus dan berhak mendapatkan sertifikat untuk sertifikasi.Â
Kemudian ada angin segar yang didapat oleh guru dan dosen dalam debat Capres yang berhubungan dengan pendidikan ini. Desas -desus yang terdengar bahwa, Â apabila presiden ini yang menang , maka nasib sertifikasi akan begini.Â
Melalui debat Capres tahap pamungkas ini masalah tersebut menjadi jelas bahwa, sertifikasi merupakan sesuatu yang dapat meningkatkan kesejahteraan guru dan dosen. Hal ini akan terus diperjuangkan oleh presiden terpilih. Akan tetapi, para guru dan dosen berharap agar program pelatihan guru dan dosen untuk mendapatkan sertifikasi perlu dilakukan peninjauan ulang, Â baik dari segi syarat maupun teknis pelatihan yang dijalankan selama ini.
Beasiswa untuk Anak Guru dan DosenÂ
Ketika Jepang luluh lantak dihantam Bom Atom pada Tanggal 6 dan 9 Agustus Tahun 1945 di Hiroshima dan Nagasaki, Â hal pertama yang ditanyakan oleh Kaisar Jepang Hirohito adalah guru. " Coba kumpulkan berapa guru yang tersisa dibalik puing-pung kehancuran" Â
Ilustrasi ini memberikan pesan bahwa, betapa bangsa Jepang menganggap guru sebagai sumber perubahan . Dengan guru yang tersisa dari puing -puing bom atom tersebut, Jepang bisa bangkit kembali semaju dan secanggih ini.
Pada tahun dan bulan yang sama Indonesia juga baru keluar dari penjajahan yang lama dari bamgsa Belanda. Akan tetapi, Â tonggak pembangunan yamg dipancangkan pada persada ini sama dengan bangsa Jepang. Pertanyaannya mengapa Indonesia tidak bisa menyamai bangsa Jepang yang hari ini lebih maju dalam semua lini kehidupan manusia?
Perbandingan kemajuan pada ke dua bangsa di atas sangat tergantung pada kepedulian dan perhatian terhadap guru. Seharusnya dari kehancuran yang dialami Jepang, Indonesia bisa berubah dan mengadopsi sistem pendidikan yang menganggap guru sebagai inspirasi dan motivasi serta pondasi awal pembangunan negeri.
Sebagai bangsa besar dengan Anggaran Pendapatan Belanja Negara ( APBN) yang melimpah sudah sepantasnya Indonesia memperhatikan dan menciptakan kesejahteraan bagi guru dan keluarganya. Bangsa besar adalah bangsa yang mau berterima kasih kepada gurunya.
Selama ini, Â jasa- jasa guru seperti abai di mata pemerintah. Sudah cukup banyak anak bangsa diajarkan oleh guru, sehingga bisa mengubah hidupnya. Sementara itu anak guru kadang untuk menyelesaikan studi S-1 saja masih terengah-engah. )
Oleh karena itu, Â pada debat Capres kali ini yang mengusung tema pendidikan, Â semua calon pemimpin masa depan sepakat untuk memberikan beasiswa untuk tenaga pendidik dan tenaga kependidikan serta dosen. Sadar atau tidak sadar " Mereka telah menjadikan dirinya lilin untuk memerangi orang lain"
Orang - orang yang telah membakar diri untuk menerangi negeri ini masa sih anaknya sendiri tidak mempunyai biaya yang cukup untuk melanjutkan studi? Ke depan melalui presiden baru, masa depan baru semua anak guru dan dosen mendapatkan tempat yang layak dalam menuntut ilmu. Hal ini harus dilakukan oleh negara sebagai bentuk tanggung jawab pemerintah terhadap jasa- jasa yang diberikan guru dalam membangun negeri.
Kualitas Sumber Daya Manusia  ( SDM) Guru Harus Ditingkatkan
Negara maju adalah negara yang masyarakatnya memiliki sumber daya manusia yang maju. Sumber Daya Manusia ( SDM) yang maju didapat dari pendidikan yang maju pula. Pendidikan yang maju adalah pendidikan yang diasuh oleh tenaga pendidik yang punya kualifikasi pendidikan berkualitas.
Hal di atas menunjukkan bahwa, guru sebagai profesi mulia yang bertanggung jawab secara profesional dalam meningkatkan kualitas sumber daya manusia  harus diberdayakan. Pemberdayaan guru dan dosen juga termasuk mencerdaskan kehidupan bangsa. Artinya,  dengan meningkatkan kualitas guru dan dosen  berarti sudah meningkatkan kualitas pendidikan secara nasional.
Peningkatan kualitas guru dan dosen dalam rangka menunjang peningkatan sumber daya manusia. Pemerintah wajib membuka peluang seluas- luasnya kepada para guru dan dosen untuk melanjutkan studi ke tingkat yang lebih tinggi . Â ketiga capresTidak tertutup kemungkinan semua guru di negeri ini bisa mengikuti sekolah lanjutan di luar negeri. Hal ini dapat direalisasikan dengan adanya Memorandum of Understanding ( MOU)Â dengan negara lain khususnya dalam bidang pendidikan.Â
Penulis optimis melalui debat Capres yang telah diselenggarakan,  nantinya akan diturunkan pada program pembangunan jangka panjang . Hal ini akan terwujud,  siapapun yang menjadi presiden. Optimisme penulis dapat dilihat pada ide atau gagasan yang diberikan ketiga capres  pada saat debat berlangsung. Penulis sebagai guru dan mewakili guru seluruh Indonesia,  berharap ada sebuah perubahan signifikan dari presiden terpilih terhadap dunia pendidikan.Â
Simpulan:
Ada sebuah optimisme dari para guru seluruh Indonesia,  baik  honorer, PPPK, dan Pegawai Negeri Sipil ( PNS) dari debat Capres pamungkas dengan  subtema " Pendidikan". Sesungguhnya, pendidikan Indonesia ke depan akan tampak lebih baik menuju  persiapan Generasi Z pada  Tahun Emas Indonesia 2045.
Melalui Pemilihan Umum ( Pemilu) yang tinggal menghitung hari , masyarakat Indonesia menaruh harapan besar terhadap pendidikan Indonesia agar bertumbuh menjadi negara yang menjadikan pendidikan sebagai investasi bangsa.Â
Selain menjadikan pendidikan sebagai aset dan investasi bangsa, Â presiden terpilih harus menjadikan pendidikan sebagai rahim lahirnya kemajuan pada segala lini kehidupan rakyat Indonesia.Â
Penulis adalah Pemimpin Redaksi Jurnal Aceh Edukasi dan Guru SMA Negeri 1 LhokseumaweÂ
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H