Mohon tunggu...
Mukhlis
Mukhlis Mohon Tunggu... Guru - Guru SMA Negeri 1 Lhokseumawe

Penulis Buku: Teknik Penulisan Puisi, Teori, Aplikasi dan Pendekatan , Sastra, Pendidikan dan Budaya dalam Esai, Antologi Puisi: Lukisan Retak, Kupinjam Resahmu, dan Kutitip Rinridu Lewat Angin. Pemimpin Redaksi Jurnal Aceh Edukasi IGI Wilayah Aceh dan Owner Sastrapuna.Com . Saat ini Bertugas sebagai Guru SMA Negeri 1 Lhokseumawe

Selanjutnya

Tutup

Analisis Artikel Utama

Membaca Perspektif Capres terhadap Guru, Dosen, dan Tenaga Kependidikan pada Debat Pamungkas

5 Februari 2024   21:03 Diperbarui: 9 Februari 2024   15:15 984
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Suasana di atas panggung Debat Putaran ke-5 Calon Presiden Pemilu 2024 di Jakarta Convention Center, Jakarta, Minggu (4/2/2023). Foto: KOMPAS/RONY ARIYANTO NUGROHO

Tenaga pendidik  serta tenaga kependidikan yang ikut terlibat secara langsung dalam peningkatan kualitas pendidikan ke depan. Mengulas peran tenaga pendidik dan kependidikan berarti menganalisis kualitas dan kesejahteraan hidup. 

Berkaitan dengan kualitas hidup yang dimiliki oleh guru, dosen, dan tenaga kependidikan berati berbicara tentang kesejahteraan hidup. Mengkaji kesejahteraan hidup berarti menyoroti segala permasalahan  yang berkaitan status yang dimilki oleh oleh guru, dosen dan tenaga kependidikan.

Debat Capres 2024 Terakhir (Foto: Agung Pambudhy/detikcom)
Debat Capres 2024 Terakhir (Foto: Agung Pambudhy/detikcom)

Kesejahteraan Guru, Dosen dan Tenaga Kependidikan 

Berdasarkan data Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek), jumlah guru di Indonesia mencapai 3,36 juta orang pada semester ganjil Tahun Ajaran (TA) 2023/2024.Dari jumlah tersebut, mayoritas guru mengajar di tingkat Sekolah Dasar (SD), yaitu sebanyak 1,47 juta orang atau menyumbang 43,89% dari keseluruhan guru di Tanah Air. https://databoks.katadata.co.id/datapublish diakses tanggal 4 februari 2024. 

Selain data tesebut juga terdapat terdapat ratusan ribu lebih guru dan tenaga kependidikan yang belum diangkat menjadi Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja ( PPPK).

Mereka yang disebutkan dalam data di atas berada pada seluruh jenjang pendidikan di negeri ini. Agar kesenjangan dan kesejahteraan yang dibutuhkan guru dan tenaga kependidikan memenuhi standar, maka dibutuhkan  kejelasan status guru honorer tersebut. 

Dalam mensejahterakan mereka yang mengabdi dengan keikhlasan untuk bangsa,  calon presiden terpilih ke depan akan berusaha semaksimal mungkin menaikkan status mereka dari tenaga honorer menjadi Pegawai pemerintah dengan perjanjian kerja (PPPK). Ketiga capres yang ikut kompetisi calon pemimpin negeri kali ini sepakat untuk permasalahan tersebut.

Mencermati sikap ke tiga Capres tersebut berarti adanya kesadaran tinggi terhadap pentingnya pendidikan dalam membangun bangsa. Penulis meyakini siapapun yang terpilih ke depan, nantinya mereka akan menjadikan pendidikan sebagai "Panglima dalam Pembangunan"  Kesadaran ini tampak pada komitmen yang diutarakan pada saat penyampaian visi -misi dan menjawab pertanyaan dari Tim panelis debat. 

Kemudian berkaitan dengan guru yang sudah diangkat menjadi Pegawai Negeri Sipil ( PNS) dan PPPK terdapat satu juta lebih yang belum disertifikasi oleh pemerintah. Persoalan pun  bermacam,  mulai dari masa kerja sampai pada program pelatihan guru. 

Setiap guru yang sudah memenuhi syarat untuk ikut sertifikasi harus mengikuti sejumlah pelatihan yang dibuat oleh pemerintah. Program Pelatihan Guru (PPG) terutama yang berada dalam jabatan adalah untuk menghasilkan guru-guru profesional bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa berakhlak mulia, kreatif, inovatif dan kompetitif dengan menjalani tugas utama sebagai guru . Adapun tugas tersebut  meliputi membimbing, melatih mengarahkan , mengevaluasi dan menilai.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun