Mohon tunggu...
Muklis Puna
Muklis Puna Mohon Tunggu... Guru - Guru SMA Negeri 1 Lhokseumawe

Penulis Buku: Teknik Penulisan Puisi, Teori, Aplikasi dan Pendekatan , Sastra, Pendidikan dan Budaya dalam Esai, Antologi Puisi: Lukisan Retak, Kupinjam Resahmu, dan Kutitip Rinridu Lewat Angin. Pemimpin Redaksi Jurnal Aceh Edukasi IGI Wilayah Aceh dan Owner Sastrapuna.Com . Saat ini Bertugas sebagai Guru SMA Negeri 1 Lhokseumawe

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Artikel Utama

Emang Boleh, Guru Olahraga Dijadikan Guru Favorit oleh Siswa?

1 Februari 2024   17:30 Diperbarui: 27 Februari 2024   16:19 1027
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber gambar: Dokumen Pribadi 

Oleh: Mukhlis, S.Pd., M.Pd.

Tadi pagi penulis bercengkrama dengan siswa yang sudah mengenakan seragam olah raga. Sudah menjadi kebiasaan penulis saling bertukar informasi dan bertegur sapa dengan siswa. 

Sebagai Wakil Kepala Sekolah Bidang Kesiswaan, hal itu tidak terasa asing, mengingat kedekatan Wakili kepala sekolah Bidang kesiswaan dengan peserta didik adalah mitra kerja yang tidak bisa dipisahkan. 

Sambil bercanda, penulis mengajukan beberapa pertanyaan kepada siswa yang sudah siap dengan seragam untuk mengikuti mata pelajaran olahraga. Pertanyaan-pertanyaan tersebut penulis ajukan untuk menjawab semua keraguan yang ada di pikiran penulis. 

Mengapa guru olahraga selalu dicari keberadaanya, ketika mereka tidak ada di ruang-ruang kelas?

Selanjutnya penulis melakukan pengandaian, jika semua guru dicari dan diidolakan seperti guru olahraga, mungkin kualitas pendidikan Indonesia hari ini akan berbeda.

Melalui pertanyaan yang penulis ajukan, lalu jawaban yang diberikan akan dianalisis dengan opini penulis dan diracik dengan fakta-fakta yang aktual. Sehingga menjadi artikel seperti judul yang sudah diajukan di atas tulisan ini. 

Adapun pertanyaan yang penulis ajukan adalah "Mengapa Kalian lebih banyak memfavoritkan guru olah raga daripada guru mata pelajaran lain?".

Dengan agak ragu dan malu-malu mereka menjawab bahwa mata pelajaran olahraga itu menyenangkan, karena tidak menguras pikiran.

Lebih lanjut teman yang di sampingnya menambahkan bahwa mata pelajaran olahraga lebih membuat mereka santai, tidak tegang, dan hampir tidak ada ocehan guru yang berlebihan. Untuk menjawab keraguan penulis melanjutkan pertanyaan lanjutan, mengapa demikian?

Menurut mereka, walaupun ada teori yang diberikan itu hanya sebagai arahan untuk melakukan praktik-praktik dalam berolahraga. Intinya menurut mereka antara teori yang didapat sangat seimbang praktik.

Sambil berkelakar, penulis menambahkan pertanyaan susulan, "Misalnya guru olahraga tidak masuk mengajar, namun beliau ada di lingkungan sekolah, Apa yang kalian lakukan untuk menghadapi hal tersebut?"

Mereka menjawab bahwa apabila hal itu terjadi, mereka akan mencari guru tersebut dan memberikan informasi bahwa beliau ada jam mengajar sekarang. 

Lalu penulis menimpali dengan pertanyaan pamungkas, "Apakah kalian menyukai gurunya atau mata pelajaran?" Dengan spontan mereka menjawab bahwa secara umum Kami menyukai mata pelajarannya, Akan tetapi kalau gurunya bisa happy dan enjoy mungkin dua-dua duanya.

Dialog-dialog kecil di atas memberikan sebuah gambaran bahwa ada beberapa hal yang membuat mata pelajaran olahraga dijadikan favorit oleh siswa.

Berdasarkan pertimbangan dan pertanyaan serta jawaban yang diberikan oleh siswa kepada penulis, berikut akan dikemukakan empat alasan mengapa guru olahraga dijadikan sebagai guru favorit di sekolah?

Mata Pelajaran Olahraga Mudah Dipelajari 

Sebelum melanjutkan perjalanan tulisan ini, penulis mohon maaf terlebih dahulu untuk bagian tulisan. Pada prinsipnya semua ilmu yang dipelajari oleh siswa membutuhkan usaha dan tenaga yang sesuai. 

Misalnya untuk mata pelajaran matematika hal ini lebih menguras adrenalin pikiran yang luar biasa. Begitu juga berkaitan dengan ilmu pengetahuan alam seperti Fisika dan Kimia.

Ketiga bidang ilmu tersebut mempunyai kajian yang agak sukar, baik dalam teoretis maupun dalam bentuk praktik. Namun, kadang-kadang ada juga guru yang mengasuh mata pelajaran tersebut juga dijadikan guru favorit. 

Hal ini sangat tergantung pada kepribadian dan kemampuan menguasai materi. Di sini yang terpenting adalah kemampuan menyajikan materi di depan kelas.

Berkaitan dengan materi mata pelajaran olahraga hal ini tidak begitu sulit. Mereka guru olahraga juga mengacu pada silabus dan kurikulum yang disediakan pemerintah. Semua guru dalam konsep kurikulum dipandang sama pada saat menyampaikan materi pembelajaran. 

Akan tetapi, pada mata pelajaran olahraga agak tergolong mudah. Hal ini terlihat dari cara mereka mengajar. Misalnya, mereka punya teori baku tentang satu permainan dan punya aturan serta ukuran yang tepat apabila berhubungan dengan sarana dan prasarana. Semua konsep dan teori yang dimiliki oleh mata pelajaran olahraga lebih kepada penguatan yang berhubungan dengan mata pelajaran tersebut. 

Namun yang perlu diketahui bahwa, guru olahraga tidak hanya mengajar tentang hukum dan aturan sebuah permainan. Ilmu kesehatan pun yang berkaitan dengan jasmani dan rekreasi tak luput dari perhatian bidang olahraga. 

Dengan demikian konsep-konsep dan teoretis yang diajarkan pada siswa tetap berada pada tataran berpikir sedang. Faktor ini memberikan suatu kemudahan bagi siswa dalam belajar. 

Merujuk pada uraian di atas, berkaitan dengan materi mata pelajaran olahraga yang tergolong rendah, maka sangat wajar guru yang mengasuh mata pelajaran olahraga dianggap sebagai sesuatu yang difavoritkan. 

Guru Olahraga Tidak Pelit dalam Memberikan Nilai 

Sudah menjadi rahasia umum di tengah peserta didik bahwa, nilai mata pelajaran olahraga menempati rangking tertinggi dari sejumlah nilai mata pelajaran yang ada. 

Pada bagian ini, penulis juga masih menempatkan keraguan yang luar biasa. Penulis berpikir sebagai guru juga menggunakan indikator yang sama dalam melakukan evaluasi setiap pembelajaran setelah diajarkan. 

Indikator-indikator tersebut sama juga yang digunakan oleh guru mata pelajaran olahraga. Pertanyaannya mengapa mereka lebih berani memberikan nilai tinggi pada setiap siswa? 

Pada saat pembagian raport, jarang sekali siswa dan orang tua mengeluh tentang nilai mata pelajaran olahraga. Menurut mereka untuk nilai mata pelajaran olahraga walaupun raport belum ada di tangan, namun nilainya sudah bisa ditebak.

Selanjutnya, ketika dikaji lebih dekat nilai yang dimiliki siswa dari mata pelajaran olahraga berbanding terbalik dengan nilai mata pelajaran lain. Nilai mata pelajaran olahraga lebih didominasi oleh nilai praktik. Nilai praktik tersebut nyata adanya. 

Teknik penilaian dan objek yang dinilai tidak bias oleh perasaan guru. Misalnya, pada materi Lompat Jauh siswa diminta harus dapat melompat 2 meter. 

Ukuran ini dijadikan sebagai indikator utama dalam penilaian. Artinya, jika siswa sanggup melompat dua meter nilai yang didapat 100. Dibawah nilai tersebut akan disesuaikan dengan kondisi di lapangan. 

Kemudian untuk teori yang diikuti dalam bentuk ujian pada tiap semesteran dibuat tidak begitu rumit dan kaku. Ini tidak sama dengan mata pelajaran lain yang menggunakan format baku.

Dengan kata lain, mata pelajaran olahraga lebih didominasi pada kecerdasan kinestetik bukan pada kecerdasan intelektual. Hal ini telah membuktikan bahwa wajar dan pantas guru olahraga tidak pelit dalam memberikan nilai pada siswa, sehingga mereka dijadikan guru favorit. 

Lebih Banyak Mengajarkan Praktik Daripada Teori

Dalam kurikulum sudah disebutkan bahwa, setiap mata pelajaran yang memadukan antara teori dengan praktik harus dilakukan seimbang. Ternyata hal ini berbeda dengan mata pelajaran olahraga yang ada di sekolah. Hampir setiap hari dijumpai siswa yang berseragam olahraga sesuai dengan nama sekolah yang dimiliki mereka berada di lapangan. 

Pemandangan ini sudah lumrah dan menimbulkan kesan tunggal bahwa, setiap pelajaran olahraga siswa harus berada di luar kelas. 

Ada satu peristiwa aneh yang sering penulis temui saat melaksanakan tugas. Semua siswa yang sudah memakai seragam olahraga tetap berada di lapangan atau halaman sekolah. Dalam konteks ini berarti tidak boleh ada siswa lain di lapangan bergabung dengan siswa yang tidak menggunakan baju olahraga.

 Ketika hal itu terjadi sang guru olahraga cuma meniupkan peluit dalam hitungan panjang. Semua siswa yang berada di lokasi tanpa memakai baju olahraga akan menjauh.

Hal ini membuktikan bahwa ternyata sudah berlangsung secara turun-temurun bahwa setiap mata pelajaran olahraga diajarkan siswa harus berada di lapangan atau halaman sekolah dengan baju olahraga. 

Hal di atas memberikan bukti bahwa praktik pada mata pelajaran olahraga telah mendominasi teori. Seharusnya jika dipikir-pikir secara logis darimana mereka mendapatkan praktik yang tepat jika tidak diimbangi dengan teori yang sesuai? Mungkin ini dapat dijadikan kajian lanjutan bagi dunia pendidikan. 

 Lebih Mudah Berkomunikasi dengan Siswa

Setiap guru apapun mata pelajaran yang diasuh, mereka adalah mitra belajar bagi siswa. Lalu, bagaimana kaitannya dengan guru olahraga, sehingga mereka lebih mudah menjalin komunikasi dengan peserta didik? 

Amatan penulis dalam beberapa tahun terakhir berkaitan dengan paguyuban guru yang ada di sekolah, kabupaten dan provinsi pada level Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP) Olahraga, mereka lebih kelihatan eksis dan kompak dalam berbagai bidang. Misalnya, untuk event yang diikuti siswa, mereka lebih mudah mengelola daripad MGMP lain.

Ini tidak bermaksud melecehkan komunitas lain. Akan tetapi, pada komunitas mereka seperti tidak mengenal ego sektoral. Kekompakan dan kemitraan dalam mewujudkan sebuh tujuan setiap event mereka bangun dengan baik.

Penulis menduga mungkin mereka mengelola mata pelajaran berkaitan dengan olahraga, sehingga sportivitas menjadi hal utama yang harus dijunjung tinggi. Buktinya mereka selalu kompak dan bersatu dalam memajukan bidang lomba yang diikuti siswa.

Berkaitan dengan siswa, karena mereka lebih mendominasi di lapangan dari pada guru pelajaran lain. Ini telah memunculkan kedekatan emosional dengan siswa. Ketika menghadapi guru olahraga dalam kapasitas proses pembelajaran mereka tidak merasa terbebani. 

Ketika siswa tidak mempunyai beban mental, maka segala persoalan lebih mudah untuk disampaikan. Hampir semua siswa banyak yang menjadikan guru olahraga sebagai tempat curhat apabila terbebani dengan guru mata pelajaran lain. Sementara itu dengan mata pelajaran olahraga mereka memang tidak punya beban sama sekali seperti yang sudah dipaparkan di atas. 

Mungkin itulah yang membuat guru mata pelajaran olahraga lebih mendominasi dalam pikiran peserta didik dibandingkan guru mata pelajaran lain. Ketika mereka tampil elegan dalam pikiran siswa maka mereka akan menjatuhkan pilihan favoritnya pada guru mata pelajaran olahraga.

Tulisan ini hanya sebuah persepsi penulis terhadap guru mata pelajaran olahraga yang dijadikan favorit oleh peserta didik. Akan tetapi, tidak dipungkiri masih banyak guru mata pelajaran lain juga menjadi favorit di mata peserta didik

Penulis adalah Pemimpin Redaksi Jurnal Aceh Edukasi dan Guru SMA Negeri 1 Lhokseumawe 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun