Mohon tunggu...
Muklis Puna
Muklis Puna Mohon Tunggu... Guru - Guru SMA Negeri 1 Lhokseumawe

Penulis Buku: Teknik Penulisan Puisi, Teori, Aplikasi dan Pendekatan , Sastra, Pendidikan dan Budaya dalam Esai, Antologi Puisi: Lukisan Retak, Kupinjam Resahmu, dan Kutitip Rinridu Lewat Angin. Pemimpin Redaksi Jurnal Aceh Edukasi IGI Wilayah Aceh dan Owner Sastrapuna.Com . Saat ini Bertugas sebagai Guru SMA Negeri 1 Lhokseumawe

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Fitur Pelatihan Mandiri di Platform Merdeka Mengajar ( PMM) Sebuah Pembelajarankah atau Sekedar Mencari Viewers?

31 Januari 2024   17:26 Diperbarui: 31 Januari 2024   17:29 649
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
 Sumber gambar: Dokumen  Pribadi 

 Oleh: Mukhlis, S.Pd., M.Pd. 

Sejak Bulan Januari ini Bapak/ Ibu guru seluruh Indonesia disibukkan dengan pengisian Rencana Hasil Kerja ( RHK) di Platform Merdeka Mengajar ( PMM). Setelah pengisian tersebut, mereka menunggu  persetujuan Kepala Sekolah.  Akhir Januari ini kepala sekolah sudah melalukan persetujuan terhadap   Rencan  Hasil Kerja  ( RHK) yang diajukan guru.

Hal ini tentunya dengan berbagai pertimbangan bagi guru yang mengajukan  Rencana Hasil Kerja ( RHK) di Platform Merdeka Mengajar (PMM) . Kemudian ada informasi yang berkembang bahwa pada Bulan Februari guru sudah mulai  melakukan aksi untuk melaksanakan apa yang sudah direncanakan. Untuk pembelajaran hal tersebut bukan masalah, karena itu sudah menjadi tugas pokok guru. 

Permasalahan  yang ada di pikiran Bapak/  Ibu guru hari ini adalah bagaimana menyiapakan modul untuk aksi nyata yang sudah direncanakan di fitur Pelatihan Mandiri pada  Platform Merdeka Mengajar (PMM). Jumlah   guru  seluruh Indonesia luar biasa banyak, umtuk Tahun Pelajaran 2022/ 2023 mereka berjumlah 3,5 juta jiwa. Bapak /Ibu guru ini tersebar di seluruh Indonesia pada berbagai jenjang pendidikan.   Menurut informasi dari  Kemendikbudristek jumlah siswa yang mengenyam pendidikan pada semua jenjang sebamyak 53, 14 Juta jiwa.  

Mereka yang jumlahnya begitu banyak, namun harus diajarkan oleh 3, 5 juta guru. Jika hitung berapa banyak waktu yang dibutuhkan oleh guru dengan jumlah sekian  dalam mencerdaskannya. 

Pertanyaannya ketika menghadapi  tugas lain seperti,  masuk ke aplikasi Platform Merdeka Mengajar (PMM) bagaimana dengan tugas  pokok mereka   berhubungan dengan mengajar. Walaupun   mereka harus mengumpulkan 32 poin  minimal   dengan sejumlah Aksi Nyata rasanya sangat menguras waktu Bapak/ Ibu guru  seluruh Indonesia. 

 Fitur Pelatihan Mandiri di Platform Merdeka Mengajar (PMM)

Salah satu fitur pada Platform Merdeka Mengajar (PMM) adalah fitur Pelatihan Mandiri. Semua guru diwajibkan masuk pada fitur ini ini.  Selanjutnya,  fitur ini terdiri atas  tiga  bagian yaitu, Rekomendasi  Belajar, Progres Topik dan  Webinar. 

Setiap bagian  dari pelatihan mandiri tersebit diisi dengan  hal yang berhubungan dengan pembelajaran.   Untuk  fitur Rekomendasi Belajar tersedia  subtopik yang dapat dipilih sesuai dengan jenjang mengajar yang dimiliki oleh guru.   Sebagian besar subtopik ini berhubungan dengan  Kurikulum Merdeka  dan pembelajaran yang sedang dilaksanakan. 

Untuk subtopik Rekomendasi  Belajar ini disediakan materi  dalam bentuk vedeo yang menggunakan aplikasi Youtube.  Setiap vedeo yang disajikan  berdurasi selama 5 s. d 6 menit. 

Pada  vedeo yang disajikan materi ternyata munculnya  iklan dari berbagai merek produk maupun apa saja yang bisa diiklankan.  Amatan penulis durasi vedeo atau tutorial yang dihadirkan memenuhi   perhitungan  jam tayang yang ditetapkan Youtube.  Hal ini penulis ketahui  kebetulan penulis mempunyai akun Youtube.  yang sedang mengejar jam tayang. 

Apabila dirunut lebih jauh berkaitan dengan vedeo yang dhadirkan di Pelatihan Mandiri tersebut. Jika  semua guru dengan jumlah yang sudah disebutkan di atas sebanyak 3, 5 juta jiwa    harus menonton satu vedeo dengan durasi 5 s.d 6  menit saja    berarti dapat jam tayang yang didapat  sekitar 17 juta jam.

 Wah...! ini sesuatu yang luar biasa  untuk penghasailan dalam satu kontent.  Itu hanya untuk  untuk satu modul pelatihan  bayangkan saja berapa jumlah  modul yang akan dikuti oleh setiap guru. 

Dalam konteks aplikasi Youtube  yang dijadikan media pada   Platform Merdeka Mengajar (PMM)  penulis tuidak hendak mengusut seperti pertanyaan di judul di atas. Akan tetatpi  ini sebuah pembelajaran atau  sekedar mencari viewer untuk setipa konten yang dibayar adsense.   

Dalam pandangan penulis, setiap konten yang ada dalam  aplikasi Youtube.  apabila viewers, suscribe dan jam tayang memenuhi kriteria yang diterapkan  maka akan menghasilkan cuan yang lua biasa. Akan tetapi, penulis ingin menguraikan bahwa  waktu  yang dibutuhkan guru untuk menonton vedeo tersebut serta pertanyaan yang menuntun guru untuk menonton vedeo tersebut. 

Menonton Materi dan Menjawab Soal di Fitur Pelatihan Mandiri 

Sejak berkembangnya informasi bahwa,  setiap  guru harus  berhubungan  dengan  Perencanaan , Pelaksanaan dan Penilaian  Kinerja guru.  Setiap hari   singkata PMM menjadi tranding topik di google. Hal ini bisa dibuktikan dengan serching   maka akan muncul  jutaan viewers yang bertandang ke aplikasi tersebut. 

Harus diakui bahwa pihak kemedikbudistek menjadikan aplikasi ini sebagai induk dalam pengelolaan kinerja guru dan penerapan Kurikulum Merdeka. Bahkan materi yang disajikan pada setiap modul selalu berhubungan dengan kurikulum merdeka  baik berhubungan dengan filosofi,  materi maupun  Kurikulum Merdeka

Seorang teman ketika ditanya, "Apakah  sudah siap mengisi Rencana Hasil Kerja  ( RHK) di  Platform Merdeka Mengajar (PMM)?  " Untuk Rencana Hasil Kerja sudah Saya isikan,  namun untuk mengumpulkan  sertifikat baru belajar 3 modul." Susah sekali!, banyak vedeo yang harus saya tonton, belum lagi mempersiapkan Aksi Nyata,"  Wuih...! sambil menghela napas panjang.  Itulah sekelumit kisah yang berkembang pada koridor sekolah di sela-sela pembelajaran berlangsung. 

Ilustrasi di  atas menggambarkan  sebuah keresahann nyata dalam kehidupan guru hari ini.  Penulis tidak lagi mengulas tentang kompetensi informasi dan teknologi yang dimiliki guru. Apalgi berurusan dengan guru yang sudah berusia  di atas 55 tahun. Hemat penulis hal itu sudah penulis bahasa pada artikel sebelummnya. 

Permasalah hari ini adalah apakah modul yang dihadirkan di Pelatihan Mandiri   di Platform Merdeka Mengajar (PMM)  sebuah pembelajarakah?  Untuk menganalisi pertanyaan ini penulis akan menggambarkan sebuah ilustrasi berhubungan dengan fitur tersebut.  

Beberapa hari lalu, sekolah tempat penulis bertugas  mengundang guru dari sekolah lain sebagai instruktur. Tujuannya untuk mengulas tentang  bagaimana mengisi Rencana Hasil Kerja (RHK),  dan membuat Aksi Nyata, komunitas belajar serta webinar yang ada  pada  Platform Merdeka Mengajar (PMM). 

Pada saat mulai pelatihan  sang instruktur yang tergolong muda dan termasuk Guru Penggerak memang agak sedikit jumawa. Kami   peserta seperti didikte. Seolah -olah Ia sedang mempertontonkan kepintarannya di hadapan Kami yang bodoh.

 Lewat pertanyaan yang diajukan   teman- teman tentang apa yang sudah dilakukan dan apa yang belum pada  aplikasi  Platform Merdeka Mengajar (PMM) . Akhirnya untuk keluar dari permasalahan tersebut berkaitan dengan Aksi Nyata sang instruktur  memberikan satu resep yaitu Ambil Tempel Modifikasi (ATM).  Artinya, tidak perlu susah-susah untuk memikirkan Aksi Nyata tinggal ambil punya teman,  kemudian modifikasi  dengan menggantikan tokoh, alur dan setting kejadian.  Lalu pertanyaan muncul lagi apakah hal seperti ini sebuah pembeljaran bagi guru? 

Ada satu keanehan yang disampaikan bahwa,  untuk menjawab pertanyaan tentang bukti pemahaman dari modul yang sudah diikuti, para perserta diminta tidak usah repot- repot menjawab. Dengan  menyalin pertanyaan yang ada  di modul, kemudian tempel di google, maka   semua jawaban yang diinginkan akan didapat dengan mudah.

Bukan hanya pada bagian itu , pada bagian refleksi diri juga semua tersedia di google.   Post test serta   jawaban ada di google   guru tinggal  mengambil  dan menempel di modul yang dijadikan pembelajaran pada Platform Merdeka Mengajar (PMM).

Untuk vedeo juga tidak perlu ditonton sampai selesai.    Pada bagian awal saja ditonton  kemudaian diarahkan  kursor sampai selesai.  Setelah dibuka ulang ternyata warna di bagian vedeo tersebut sudah  berubah menjadi  hijau. Hal ini, berati sudah ditonton dan begitu  juga seterusnya. 

Peristiwa ini  menunjukkan bahwa tidak ada penguatan terhadap vedeo yang dihadirkan.  Anehnya,  jawaban yang dimasukkan  boleh dilakukan dengan copy paste.   Seandainya hal ini berlaku seperti pada jawaban esai untuk  tes Guru Penggerak,  ini akan lebih membelajarkan guru . Melalui aplikasi plagisrisme yang dipasang      akan  menuntut guru untuk belajar dan memahami setiap vedeo yang dihadirkan. 

Simpulan: 

Sebaiknya Pelatihan Mandiri yang ada  di  Platform Merdeka Mengajar (PMM) dilakukan  peninjauan ulang berkaitan jawaban yang diberikan oleh guru pada setiap modul pelatihan. Setiap jawaban yang ditagih harus disampaikan dalam bentuk orsinilitas bukan dalam bentuk copy paste yang melanggar etika kepenulisan. 

Bebas plagiat merupakan  wujud intergeritas yang dimiliki guru. Intergeritas, komitmen, disiplin, dan tanggung jawab adalah bagian-bagin yang ada dalam kinerja guru.  Apabila ini dilangkahi sesungguhnya budaya melanggar etika bagi guru sedang dipertontonkan   secara masif  sistematis. 

 Penulis adalah Pemimpin redaksi  jurnal Aceh Edukasi dan Guru  SMA Negeri 1 Lhokseumawe

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun