Beberapa hari lalu, sekolah tempat penulis bertugas  mengundang guru dari sekolah lain sebagai instruktur. Tujuannya untuk mengulas tentang  bagaimana mengisi Rencana Hasil Kerja (RHK),  dan membuat Aksi Nyata, komunitas belajar serta webinar yang ada  pada  Platform Merdeka Mengajar (PMM).Â
Pada saat mulai pelatihan  sang instruktur yang tergolong muda dan termasuk Guru Penggerak memang agak sedikit jumawa. Kami  peserta seperti didikte. Seolah -olah Ia sedang mempertontonkan kepintarannya di hadapan Kami yang bodoh.
 Lewat pertanyaan yang diajukan  teman- teman tentang apa yang sudah dilakukan dan apa yang belum pada  aplikasi  Platform Merdeka Mengajar (PMM) . Akhirnya untuk keluar dari permasalahan tersebut berkaitan dengan Aksi Nyata sang instruktur  memberikan satu resep yaitu Ambil Tempel Modifikasi (ATM).  Artinya, tidak perlu susah-susah untuk memikirkan Aksi Nyata tinggal ambil punya teman,  kemudian modifikasi  dengan menggantikan tokoh, alur dan setting kejadian.  Lalu pertanyaan muncul lagi apakah hal seperti ini sebuah pembeljaran bagi guru?Â
Ada satu keanehan yang disampaikan bahwa,  untuk menjawab pertanyaan tentang bukti pemahaman dari modul yang sudah diikuti, para perserta diminta tidak usah repot- repot menjawab. Dengan  menyalin pertanyaan yang ada  di modul, kemudian tempel di google, maka  semua jawaban yang diinginkan akan didapat dengan mudah.
Bukan hanya pada bagian itu , pada bagian refleksi diri juga semua tersedia di google.  Post test serta  jawaban ada di google  guru tinggal  mengambil  dan menempel di modul yang dijadikan pembelajaran pada Platform Merdeka Mengajar (PMM).
Untuk vedeo juga tidak perlu ditonton sampai selesai.   Pada bagian awal saja ditonton  kemudaian diarahkan  kursor sampai selesai.  Setelah dibuka ulang ternyata warna di bagian vedeo tersebut sudah  berubah menjadi  hijau. Hal ini, berati sudah ditonton dan begitu  juga seterusnya.Â
Peristiwa ini  menunjukkan bahwa tidak ada penguatan terhadap vedeo yang dihadirkan.  Anehnya,  jawaban yang dimasukkan  boleh dilakukan dengan copy paste.  Seandainya hal ini berlaku seperti pada jawaban esai untuk  tes Guru Penggerak,  ini akan lebih membelajarkan guru . Melalui aplikasi plagisrisme yang dipasang    akan  menuntut guru untuk belajar dan memahami setiap vedeo yang dihadirkan.Â
Simpulan:Â
Sebaiknya Pelatihan Mandiri yang ada  di  Platform Merdeka Mengajar (PMM) dilakukan  peninjauan ulang berkaitan jawaban yang diberikan oleh guru pada setiap modul pelatihan. Setiap jawaban yang ditagih harus disampaikan dalam bentuk orsinilitas bukan dalam bentuk copy paste yang melanggar etika kepenulisan.Â
Bebas plagiat merupakan  wujud intergeritas yang dimiliki guru. Intergeritas, komitmen, disiplin, dan tanggung jawab adalah bagian-bagin yang ada dalam kinerja guru.  Apabila ini dilangkahi sesungguhnya budaya melanggar etika bagi guru sedang dipertontonkan  secara masif  sistematis.Â
 Penulis adalah Pemimpin redaksi  jurnal Aceh Edukasi dan Guru  SMA Negeri 1 Lhokseumawe