Orang - orang berlarian berebut tumpangan mencari selamat. Mesjid Raya Baiturrahman  adalah benteng utama penyelamatan manusia.  Ratusan bahkan ribuan orang naik ke lantai dua Mesjid tersebut  untuk menyelamatkan diri.
 Ketika bangunan lain penuh sesak oleh lumpur dan mayat. Anehnya Mesjid Raya Baiturrahman seperti ada yang melindungi. Beberapa saksi mata yang masih hidup memberikan kesaksian bahwa,' Seperti ada tirai yang melindungi rumah Allah dari amukan  gempa dan tsunami'
Setelah badai tsunami berlalu, Aceh jadi prioritas dunia dalam pembangunan. Dengan berbagai bantuan dari seluruh dunia. Mesjid Raya Baiturrahman Banda Aceh  dipugar ulang. Pemugaran dilakukan dengan tetap mempertahan arsitektur asli dari mesjid tersebut.
Destinasi  Wisata  Mancanegara Â
Setelah peristiwa besar itu melanda provinsi Aceh. Melalui program Badan Rehabilitasi dan Rekonstruksi ( BRR)  Aceh di restat ulang. Semua sarana dan prasarana yang hilang dan hancur diperbaiki kembali. Masjid Baiturrahman tidak ketinggalan. Rumah Ibadah terbesar kebanggan Masyarakat Aceh direnovasi kembali.
Kini badai sudah berlalu, orang- orang berdatangan ke Aceh. Mereka berasal dari berbagai negara  untuk  menyaksikan kekejaman tsunami.  Masjid Raya Baiturrahman Banda Aceh menjadi tujuan utama bagi pariwisata.
 Letak geografis Aceh yang strategis, baik pada lintas udara dan laut, hampir setiap hari ada  warga negara asing yang berkunjung ke Aceh dan Mesjid Raya Baiturrahman Banda Aceh..
Kebanyakan dari wisatawan mancanegara berasal dari negeri jiran seperti, Malaysia dan Brunei Darussalam. Â Pemerintah Aceh melalui Dinas Pariwisata.telah menjadikan Masjid Raya Baiturrahman Banda Aceh sebagai salah satu destinasi religius dan sejarah yang wajib dikunjungi.Â
Walaupun sudah menjadi salah satu destinasi wisata religius. Sejumlah aturan untuk masuk ke lokasi tersebut tetap harus dipenuhi.. Siapa saja, agama apa saja boleh masuk ke perkaangan Mesjid asalkan memakai pakaian sesuai dengan syari'at Islam. Aturan ini menjadi pedoman seluruh warga dan masyarakat yang berdomisili di Aceh.
Penulis adalah Pemimpin Redaksi Jurnal Aceh Edukasi dan Guru SMA Negeri 1 Lhokseumawe
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H