Mohon tunggu...
Muklis Puna
Muklis Puna Mohon Tunggu... Guru - Guru SMA Negeri 1 Lhokseumawe

Penulis Buku: Teknik Penulisan Puisi, Teori, Aplikasi dan Pendekatan , Sastra, Pendidikan dan Budaya dalam Esai, Antologi Puisi: Lukisan Retak, Kupinjam Resahmu, dan Kutitip Rinridu Lewat Angin. Pemimpin Redaksi Jurnal Aceh Edukasi IGI Wilayah Aceh dan Owner Sastrapuna.Com . Saat ini Bertugas sebagai Guru SMA Negeri 1 Lhokseumawe

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Mesjid Raya Baiturahman Banda Aceh, Antara Destinasi Wisata dan Sejarah

21 Januari 2024   19:01 Diperbarui: 21 Januari 2024   19:04 460
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

 Maksudnya mereka bisa menerima siapa saja dengan tidak memandang perbedaan agama suku dan ras. Dalam konteks ini yang penting bagi Masyarakat Aceh  tidak menggangu kedaulatan mereka dalam beragama. Bagi mereka agama Islam adalah  suatu pegangan dan pedoman hidup yang tidak bisa ditawar ulang.

Uraian di atas berkaitan erat dengan Mesjid Raya Baiturrahman Banda Aceh dengan Ikon perjuangan  melawan Belanda. Sebagai bangsa beradab dan berdaulat,  Aceh telah mendokumentasikan dirinya dalam sejarah dunia. 

Di samping itu, Masyarakat Aceh tidak pernah dijajah oleh bangsa manapun di dunia ini.  Sejarah telah membuktikan bahwa hampir sepuluh Jenderal Besar  Belanda tewas di Aceh, ketika  mereka mencoba membangun agresi militer pertama Tahun 1872.

Salah satu bukti yang masih terngiang - ngiang di mata dunia adalah tewasnya Jenderal Kohler yang ditembak oleh sniper kerajaan Aceh. Kejadian tersebut terjadi  di depan Mesjid Baiturrahman Banda Aceh.

Sebagai bukti utama bahwa bangsa Aceh adalah bangsa beradab dan  sangat kuat melakukan perlawanan dengan bangsa Belanda adalah adanya kuburan massal milik Belanda "Kerkhof Peucut " yang ada di Kota Banda Aceh hari ini. 

Puluhan Jenderal Besar  Belanda yang mati di tangan pejuang Aceh menunjukkan tingginya tingkat heroik bangsa Aceh. Ini merupakan  sebuah paradigma berpikir masyarakat Aceh yang menunjukkan bahwa agama sebagai sumber inspirasi. Kemudian Mesjid Baiturrahman sebagai pusat pengaturan siasat berperang melawan Belanda.

Sebagai contoh, ketika bangsa Belanda masuk ke Aceh untuk melaksanakan agresi militer dengan   puluhan ribu pasukan dan  menghadirkan puluhan kapal perang.  Namun hal itu mendapat perlawanan hebat dari Masyarakat Aceh.  

Berkat kegesitan masyarakat Aceh , akhirnya Belanda harus pulang balik ke negerinya.  Intinya yang menjadi pokok pikiran dalam uraian pada sub topik ini adalah Mesjid Raya Baiturrahman Banda Aceh pada zaman kesultanan Iskandar Muda telah menjadikan dirinya sebagai Ikon perjuangan masyarakat.

Mesjid Raya Baiturrahman Banda Aceh Dilanda Gempa dan Tsunami

Tahun 2004 tepatnya   Bulan Desember  tanggal 26, hari Minggu pagi pukul 8.05 Wib. Seantero Aceh dilanda gempa tektonik. Gempa tektonik berasal dari Pulau Andaman   dengan kekuatan 8.9  Scala Richter.  Selama hampir 20 menit gempa tersebut menggoyang seluruh Serambi Mekah. 

Dalam sekejap tanpa jeda  gelombang tsunami dengan kecepatan 800 Km per jam menghantam seluruh kawasan pesisir Aceh.Tak terkecuali Banda Aceh termasuk salah satu yang paling parah dilanda bala tersebut. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun