Mohon tunggu...
Muklis Puna
Muklis Puna Mohon Tunggu... Guru - Guru SMA Negeri 1 Lhokseumawe

Penulis Buku: Teknik Penulisan Puisi, Teori, Aplikasi dan Pendekatan , Sastra, Pendidikan dan Budaya dalam Esai, Antologi Puisi: Lukisan Retak, Kupinjam Resahmu, dan Kutitip Rinridu Lewat Angin. Pemimpin Redaksi Jurnal Aceh Edukasi IGI Wilayah Aceh dan Owner Sastrapuna.Com . Saat ini Bertugas sebagai Guru SMA Negeri 1 Lhokseumawe

Selanjutnya

Tutup

Worklife Pilihan

Pernak-pernik Bahasa dalam Surat Lamaran Pekerjaan, Kebutuhan atau Kewajiban?

16 Januari 2024   13:07 Diperbarui: 16 Januari 2024   13:32 902
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
  Sumber gambar: Pixabay 


Penggunaan Tanda Koma (,)
Tanda koma dipakai diantara unsur-unsur dalam suatu perincian atau pembilangan; untuk memisahkan kalimat setara yang satu dengan kalimat setara berikutnya yang didahului oleh kata seperti, tetapi, melainkan, sedangkan; untuk memisah anak kalimat dari induk kalimat jikan anak kalimat itu mendahului induk kalimat; dipakai diantara nama dan alamat, bagian-bagian kalimat, tempat dan tanggal, dan nama tempat dan wilayah atau negeri ditulis berurutan; untuk menghindari salah baca dibelakang keterangan pada awal kalimat; untuk mengapit keterangan tambahan yang sifatnya tidak membatasi.


Penggunaan Tanda Titik Dua (:)

Tanda titik dua dipakai pada akhir suatu pernyataan lengkap jika diikuti rangkaian atau pemerian; sesudah kata atau ungkapan yang memerlukan pemerian; dalam teks drama sesudah kata yang menunjukkan pelaku dala percakapan; diantara jilid atau nomor dan halaman, diantara bab dan ayat dalam kitab suci, diantara judul dan anak judul suatu karangan, dan nama kota penerbit buku acuan dalam karangan.

Penggunaan Tanda Gabung (-)
Tanda gabung dipakai untuk menyambung suku-suku kata dasar yang terpisah oleh penggantian baris; untuk menyambung awalan dengan kata dibelakangnya atau akhiran dengan bagian kata didepannya pada penggantian baris; untuk menyambung unsur-unsur kata ulang; untuk menyambung huruf kata yang dieja satu-satu dengan bagian-bagian tunggal; untuk memperjelas bagian hubungan kata dengan ungkapan; untuk merangkaikan unsur-unsur bahasa Indonesia dengan unsur bahasa asing.

Penggunaan Diksi (Pilihan Kata)
Penggunaan kata yang merupakan unsur yang sangat penting dalam penulisan surat lamaran pekerjaan,  karena penggunaan kata yang tidak tepat menimbulkan gangguan komunikasi terhadap pesan yang ingin disampaikan dalam surat. Oleh karena itu, kata-kata yang pilih dan disusun dalam surat lamaran harus benar-benar diperhatikan. Dalam hal ini, penggunaan kata yang tepat harus memenuhi syarat kabakuan, kelaziman, ketepatan kata, kehematan kata, dan kehalusan makna.


1)Kata yang Baku
Surat lamaran pekerjaan digolongkan sebagai surat resmi. Oleh karena itu, kata-kata yang digunakan harus kata-kata yang sudah dipandang baku. Kata-kata yang belum diakui kebakuannya harus dihindari agar kalimat surat menjadi efektif.


2)Kata Lazim
Surat lamaran hendaknya ditulis dengan menggunakan kat-kata yang lazim. Kata yang lazim adalah kata yang bisa digunakan dalam komunikasi sehari-hari dan sudah dikenal masyarakat serta maknanya pun sudah diketahui secara umum.
Kata yang belum lazim dalam penulisan surat lamaran pekerjaan harus dihindari,  karena hal itu dapat menggangu kelancaran komunikasi. Di samping itu, kata-kata arkais dan kata-kata asing yang belum diserap kedalam Bahasa Indonesia juga harus dihindari.

3)Ketepatan Kata
Kata yang digunakan dalam surat lamaran pekerjaan harus dapat mengungkapkan gagasan secara tepat serta mampu melambangkan ide penulis secara utuh. Untuk itu, penulis harus mengetahui kata-kata yang bermakna denotatif dan konotatif. Dengan kemampuan tersebut, penulis dapat menulis kata yang digunakan secara tepat. Misalnya kata sapaan, penulis dapat memilih kata bapak, ibu, anda atau saudara sesuai dengan kedudukan orang yang kirim surat.

4)Kehematan Kata

Kehematan kata artinya hemat menggunakan kata, frasa atau bentuk lain yang dianggap tidak perlu. Kehematan kata tidak berarti harus menghilangkan kata-kata yang dapat menambah kejelasan kalimat, tetapi kehematan disini adalah penghematan terhadap yang memang tidak diperlukan sejauh tidak menyalahi kaedah tata bahasa. Almanar, dkk. dalam Arifin (1991:73) mengemukakan, dalam memilih kata-kata yang digunakan untuk menyusun kalimat surat harus berdasarkan prinsip kehebatan dalam pemakaian kata, bukan penghematan pemakaian huruf.


Kata yang tidak berfungsi dan dianggap mubazir dalam kalimat harus dihilangkan agar kalimat surat menjadi efektif. Dengan demikian, penulis surat jangan terlalu boros dalam menggunakan kata-kata. Pemborosan kata ini biasanya ditemukan pada kalimat penutup surat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun