Penulis akan membagi tulisan ini pada beberapa subtopik meliputi, Menjaring Pasangan Calon dalam memilih Ketua OSIS dan Wakil, Wawancara dan Psikotes, Kampanye, Debat Kandidat dan Tahap Pemilihan.Â
Menjaring Paslon Ketua dan Wakil OSIS secara Demokratis
Pada pembahasan subtopik ini, penulis ingin berbagi pengalaman tentang pelaksanaan penjaringan paslon Ketua dan Wakil OSIS yang pernah dilakukan pada tempat penulis bertugas saat ini..Â
Ketika pendaftaran Paslon Ketua dan Wakil OSIS dibuka, berbondong- bondong anak -anak cerdas menguji nyali ikut kompetisi intelektual yang dibuka oleh Panitia Pelaksanaan Pemilihan OSIS baru yang telah dibentuk.
Mereka sangat antusias dengan mengambil formulir yang disediakan panitia. Setelah syarat -syarat yang diberikan terpenuhi, mereka kelihatan lebih siap.Â
Anehnya, kesempatan yang dibuka sebenarnya diikuti oleh siswa yang belajar pada kelas XI. Akan tetapi, siswa Kelas X pun ikut mendaftar menjadi pemimpin organisasi tersebut.Â
Untuk menyahuti keinginan siswa tersebut, penulis menyarankan agar mereka tetap diterima . Namun harus dipasangkan dengan siswa kelas XI yang menjadi skala peroritas. Ternyata hal itu turut dijadikan pertimbangan oleh panitia pelaksana.Â
Sehingga dari sekian banyak peserta terdapat 30 lebih anak- anak cerdas akan menguji kompetensi sebagai Ketua dan Wakil OSIS. Akan tetapi, mereka berada dalam 15 pasangan Calon Ketua dan Wakil OSIS.Â
Wawancara merupakan salah satu instrumen untuk mencari informasi tentang pandangan, pendapat, dan persepsi terhadap kegiatan yang diikuti. Berkaitan dengan perekrutan Paslon Ketua dan Wakil OSIS wawancara diarahkan kepada pasangan yang memenuhi syarat yang sudah ditetapkan panitia.
Tahap wawancara ini dilakukan oleh guru yang telah ditunjuk oleh SK Panitia Pelaksanaan Pemilihan Ketua dan Wakil OSIS yang ditanda tangani oleh kepala sekolah. Setiap pasangan calon yang sudah disetujui oleh panitia diminta untuk mengikuti tes wawancara pada waktu yang telah ditetapkan.Â