Oleh: Mukhlis, S.Pd., M.Pd.
Dua bulan lalu, penulis diundang oleh Pembina OSIS tempat penulis bertugas. Undangan tersebut penulis diminta untuk ikut serta dalam diskusi bersama melakukan evaluasi program selama dua bulan berjalan.Â
Salah satu program yang difokuskan dalam evaluasi tersebut adalah departemen Wartawan Harian Sekolah (WHS). Departemen temen ini bertugas mencari informasi dan memublikasikan sejumlah kegiatan yang berlangsung di sekolah.
Informasi yamg dipublikasikan berupa prestasi yang didapat oleh siswa, guru dan berbagai kegiatan yang berlangsung di sekolah. Sebenarnya Departemen Wartawan Harian Sekolah ( WHS) ini merupakan wadah yang tepat untuk mengasah kemampuan siswa di bidang jurnalistik.
Akan tetapi, setelah dievaluasi oleh Ketua dan Pengurus Organisasi Siswa Intra Sekolah (OSIS) terpilih periode 2023/ 2024, mereka menemukan banyak hal tentang mengapa departemen tersebut berubah fungsi menjadi tukang foto atau fotografer pada saat ada kegiatan?
Berdasarkan evaluasi tersebut, mereka dibantu Pembina OSIS menambah jumlah departemen yang ada di OSIS tersebut. Ini merupakan bentuk kreativitas para pengurus OSIS untuk mengadakan perubahan pada bidang organisasi yang mereka kelola.
Selama ini kreativitas seperti ini sangat jarang dijumpai. Kebanyakan dari siswa hanya runut apa yang diberikan guru tanpa berani kritis dan mengajukan perubahan.
Adapun perubahan yang dilakukan adalah mereka menambah dua departemen selain dari departemen yang sudah ada di Organisasi Intra Sekolah (OSIS). Mereka pengurus OSIS menambah departemen jurnalistik dan hubungan masyarakat.
Kedua departemen yamg dibentuk awalnya memiliki hubungan yang erat antara jurnalis dan Humas. Melihat begitu deras perkembangan di organisasi bergengsi pada tingkat sekolah ini, mereka memutuskan untuk mengadakan sebuah pelatihan jurnalistik.
Pelatihan ini diarahkan kepada para anggota Departemen Wartawan Harian Sekolah ( WHS) dan TIM jurnalistik yang sudah dibentuk. Jika dilihat sekilas, mereka mereka berkerja pada bidang yang sama.Â