Mohon tunggu...
Muklis Puna
Muklis Puna Mohon Tunggu... Guru - Guru SMA Negeri 1 Lhokseumawe

Penulis Buku: Teknik Penulisan Puisi, Teori, Aplikasi dan Pendekatan , Sastra, Pendidikan dan Budaya dalam Esai, Antologi Puisi: Lukisan Retak, Kupinjam Resahmu, dan Kutitip Rinridu Lewat Angin. Pemimpin Redaksi Jurnal Aceh Edukasi IGI Wilayah Aceh dan Owner Sastrapuna.Com . Saat ini Bertugas sebagai Guru SMA Negeri 1 Lhokseumawe

Selanjutnya

Tutup

Bahasa Pilihan

Mencari Sisi Gelap Bahasa Indonesia, Ketika Diresmikan Jadi Bahasa Dunia

12 Januari 2024   19:43 Diperbarui: 12 Januari 2024   20:29 456
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Oleh: Mukhlis, S.Pd., M.Pd.

Akhir Tahun 2023 adalah momen yang membanggakan bagi Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Apa yang menyebabkan negara kepulauan  ini menjadi bangga dan bahagia pada momen tersebut? 

Jawabannya,  pada akhir Bulan November Tahun 2023 Bahasa Indonesia yang digunakan sebagai bahasa persatuan dan bahasa nasional Indonesia resmi diangkat menjadi bahasa resmi ke -10 dunia. Pemberian anugerah kebanggaan ini dilakukan oleh Unicef. Badan  PBB ini  yang berhubungan langsung dengan bidang tersebut.

Dengan diakui dan diterimanya Bahasa Indonesia sebagai bahasa resmi pada saat sidang di Perserikatan Bangsa -Bangsa (PBB).  Peristiwa ini memberikan angin baru bagi negeri ini dalam menata politik luar negeri di tingkat internasional.

Naiknya nilai tawar Bahasa Indonesia pada lembaga terbesar dunia dan berada pada posisi sejajar dengan bangsa lain di dunia adalah sebuah sejarah terbesar di negeri ini. Adapun  bahasa lain yang sudah diakui sebelumnya seperti Inggris, Prancis, Rusia, China dan Arab. Persoalan ini tentu tidak terjadi dengan sendirinya.

Sebagai lembaga yang membidangi pendidikan dan memiliki reputasi  hebat, Unicef telah melakukan riset panjang terhadap keberadaan  Bahasa Indonesia ketika diusulkan menjadi bahasa dunia. Namun, di sini  penulis ingin menguraikan beberapa kelebihan yang dimiliki oleh Bahasa Indonesia dan tidak dimiliki oleh bahasa lain di dunia disamping keunikannya tersendiri.  Kemudian apa sih yamg menyebabkan Bahasa Indonesia bisa mendunia?

Bahasa Indonesia Diangkat dari Bahasa Melayu

Bahasa Melayu merupakan rumpun terbesar dalam segala rumpun bahasa. Adapun  Bahasa Melayu termasuk rumpun Austronesia. Rumpun Ini menguasai wilayah- wilayah seperti Brunai, Timur Leste, Indonesia, Madagaskar, Malaysia, Philipina Mikronesia dan Polinesia.

Negara -negara tersebut merupakan negara yang berada di Asia Tenggara. Rumpun ini diturunkan menjadi rumpun Melayu dengan nama Bahasa Melayu.

Selanjutnya, Bahasa Melayu sudah melahirkan beberapa bahasa nasional seperti  Bahasa Indonesia di Indonesia, Bahasa Nasional di Malaysia, Bahasa Nasional di Brunai Darussalam, dan Bahasa Nasional di Singapura setelah Bahasa Inggris.  

Walaupun sudah digunakan oleh beberapa negara  di Asia Tenggara sebagai bahasa nasional. Namun populasi yang paling banyak menggunakan dan memakai bahasa tersebut baik sebagai bahasa persatuan, maupun sebagai alat komunikasi sehari-hari adalah Bangsa Indonesia.

Bahasa Indonesia di negeri ini telah digunakan oleh 280 juta populasi lebih. Jika merujuk pada populasi dunia , karena Indonesia berada tingkat penduduk terbanyak nomor 4 dunia, maka pada tataran dunia Bahasa Indonesia sudah digunakan oleh 3,5 % penduduk dunia hari ini. 

Hal ini apabila menggunakan data pertumbuhan penduduk Indonesia hari ini, Akan tetapi, jika mengacu pada sub topik tulisan ini bahwa, Bahasa Indonesia diangkat dari Bahasa Melayu. Ini berarti jumlah pengguna bahasa yang lambang bunyi sama dengan Bahasa Indonesia, namun memiliki makna yang berbeda sudah berada diambang batas masyarakat dunia.

Bahasa Indonesia Merupakan Linggua Franca

Secara etimologi linggua franca adalah bahasa sebagai pengantar atau bahasa pergaulan di wilayah tutur yang terdapat bahasa tutur berbeda beda. Jika melihat kembali sejarah perkembangan bahasa Melayu hingga diangkat menjadi bahasa Indonesia baik sebelum tahun 1928  pada hari sumpah pemuda maupun sebelum ikrar tersebut ditabuhkan oleh para pemuda zaman dulu.


Pada zaman sebelum Tahun 1928 Bahasa Melayu sebagai cikal -bakal Bahasa Indonesia hari ini. Sudah banyak digunakan sebagai bahasa pengantar atau bahasa pergaulan pada satu wilayah yang menggunakan bahasa berbeda-beda. 

Kerajaan -Kerajaan besar di sepanjang kepulauan nusantara, seperti Kerajaan Samudera Pasai di  Aceh, Sriwijaya, Majapahit dan kerajaan- kerajaan lain sudah menggunakan bahasa Melayu sebagai bahasa pengantar dan komunikasi dalam berbagai kepentingan. Pernyataan -pernyataan tersebut dapat dibuktikan  dengan manuskrip- manuskrip  dengan menggunakan lambang bunyi bahasa Melayu.. 

Walupun masih ditulis dalam lambang bunyi Melayu, akan tetapi makna yang dimunculkan tetap seperti makna sekarang. Bahkan ketika pertama sekali diangkat menjadi Bahasa Indonesia, Bahasa Melayu masih menggunakan ejaan Van Ophuijsen. 

Selanjutnya seiring perkembangan zaman, ejaan tersebut diubah dalam beberapa kali . Dalam perubahan tersebut ada yang tidak sempat digunakan. Akhirnya, pada Tahun 1962 Bahasa Indonesia menemukan wujud aslinya seperti sekarang ini dengan menggunakan Ejaan Yang Disempurnakan ( EYD)


Kemudian bagaimana hubungannya dengan bahasa Indonesia yang diangkat menjadi Bahasa dunia? Hal ini membuktikan bahwa  bahasa Indonesia itu dinamiis. DInamis artinya Bahasa Indonesia mampu menyesuaikan diri dengan berbagai perkembangan zaman. Selanjutnya, bahasa -bahasa yang mampu bertahan dari  berbagai ancaman Ia akan lestari dan awet serta terhindar dari kepunahan.


Fonologis Bahasa Indonesia
Secara hierarki, ilmu linguistik itu dimulai dari fonemik, fonologis morfologi, sibtakssi,  dan wacana. Tataran linguistik tersebut sudah pasti ada dalam setiap bahasa.  Diantara sublinguistik yang sudah disebutkan di atas  yang berkaitan dengan hal ini adalah fonologis. Fonologis  merupakan suatu ilmu yang dipelajari dalam linguistik berkaitan dengan bagaimana bentuk alat ucap pengguna bahasa, ketika bahasa itu digunakan.


Setiap bunyi yang keluar dari alat ucap manusia mengandung makna  bahasa. Nah...! Bahasa terkecil seperti itu dipelajari pada dua tataran ilmu, yaitu fonemik dan fonetik. Biar tidak mengambang, penjelasan diarahkan pada fonetik yang merupakan bagian dari fonologi. 

Berkaitan dengan bahasa Indonesia ditinjau dari segi fonologis, Bahasa Indonesia mudah dan bisa dipelajari oleh siapa saja dan dimana saja. Hampir semua bangsa di dunia, jika diminta untuk belajar bahasa Indonesia mereka tidak merasa kewalahan..Hal ini dipengaruhi oleh lambang- lambang bunyi bahasa Indonesia ditinjau dari ilmu fonologis lebih mudah digunakan.


Sebagai Bahasa Persatuan dan Bahasa Nasional Indonesia
Pada tanggal 28 Oktober 1928 Bahasa Melayu diangkat menjadi bahasa Indonesia. Hal ini diusulkan oleh seluruh pemuda yang bergabung secara nasional. Pertanyaannya mengapa  harus bahasa Melayu yamg dipilih? 

Kenapa tidak Bahasa Aceh, Bahasa Jawa atau bahasa lain di negeri ini yang memiliki banyak populasi penggunanya.  Dalam sejarah telah disebukan bahwa,waktu itu ada rasa ingin meraih kemerdekaan dan solidaritas yang tinggi untuk sama- sama keluar dari penjajahan.


Melihat pada suatu kondisi sama- sama ingin keluar dari penjajahan bangsa barat. Untuk menyatukan sebuah ide brilian yang menuju sebuah kemerdekaan yang hakiki, maka dibutuhkan sebuah alat dalam menciptakan persatuan sesama anak bangsa. Mengacu pada berbagai pertimbangan baik politik, sosial ,dan budaya dari suku, bahasa dan agama yang ada di negri ini, maka Bahasa Melayulah yang mampu menyatukan perbedaan tersebut.


Selanjutnya sampai saat ini menjelang 100 tahun  usianya. Bahasa Indonesia sudah menyatukan 715  bahasa daerah yang tersebar dari Sabang sampai Merauke dengan jumlah 16 771 Pulau  di negeri ini. Apabila melihat pada sepak terjang dan perkembanganya sudah sangat layak Bahasa Indonesia  diangkat menjadi bahasa Internasional oleh Unicef sebagai bahasa ke-10 pada  sidang PBB.


Pada tataran dunia ternyata banyak sekali universitas yang sudah membuka jurusan Bahasa Indonesia pada fakultas  Bahasa. Data baru - baru ini menyebutkan bahwa ada 52 negara di dunia sudah mempelajari bahasa Indonesia, baik sebagai ilmu maupun sebagai alat komunikasi.

Penulis menduga dengan diangkatnya Bahasa Indonesia menjadi bahasa dunia akan banyak orang asing yang mempelajari Bahasa Indonesia seperti Bahasa Inggris dalam tataran global.


Akhirnya, bahasa adalah sebuah identitas terbesar yang dimiliki oleh setiap bangsa. " Bahasa Menunjukkan Bangsa" Semakin bagus dan banyak digunakan orang bahasa tesebut, maka semakin bagus pula budaya suatu  bangsa.


Penulis adalah Pemimpin Redaksi Jurnal Aceh Edukasi dan Guru SMA Negeri 1 Lhokseumawe

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bahasa Selengkapnya
Lihat Bahasa Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun