Sambil membaca tulisan tersebut kemudian menaruh rasa curiga yang berlebihan dengan pertanyaan yang menantang " Kenapa bisa sehebat ini ya? Padahal ide yang dikemukakan masalah sehari-hari yang dihadapi oleh setiap orang.
Setelah mencari jawaban terhadap pertanyaan tersebut, baru  menulis dengan ide yang sederhana tapi menghasilkan tulisan yang luar biasa. Lebih lanjut latihan - latihan menulis yang dapat dilakukan  dengan memulai dengan tulisan  yang bersifat ringan.Â
Apasaja yang termasuk tulisan ringan? Tulisan ringan dalam permasalahan di atas  misalnya , catatan belanja bagi ibu -ibu. Catatan tersebut dikelompokkan menurut keperluan masing - masing.
Selanjutnya, menulis catatan harian yang dimiliki oleh setiap pribadi secara teratur. Setiap peristiwa yang mempunyai nilai kenangan dan sejarah bagi kehidupan, ditulis secara teratur. Â Namun yang lebih mudah dilakukan adalah menulis narasi atau cerpen tentang pengalaman yang dimiliki.
Menulis cerpen yang berhubungan dengan pengalaman adalah menulis paling ringan secara hierarki. Artinya, menulis ini kapan dan dimana saja bisa dilakukan. Hal ini diperuntukan dalam menulis ringan adalah ketepatan mengunakan ejaan dan tanda baca.Â
Pertanyaannya mengapa demikian? Bukankah tulisan lain juga sama berkaitan dengan hal tersebut? Dalam penulisan cerpen, teks ini dipenuhi oleh sejumlah dialog. Dialog- dialog tersebut  dijadikan sebagai alat untuk membentangkan jalan cerita. Apabila tanda baca dan ejaan diabaikan,  maka akan memunculkan ketidakjelasan pokok cerita yang diantarkan.
Wujudkan Budaya Baca pada Diri Penulis
Membaca merupakan suatu keterampilan konsumtif yang dimiliki oleh setiap orang." Mustahil Menulis tanpa Membaca" Jargon ini  memberikan isyarat bahwa terdapat korelasi yang kuat antara keterampilan membaca dengan menulis.
Penulis hebat adalah para pembaca yang profesional.  Logika berpikir dalam hal ini dapat dipahami,  bahwa sebuah tulisan yang dibaca oleh seseorang akan memunculkan sebuah evaluasi. Evaluasi setiap  bacaan akan menghasilkan sebuah gagasan baru. Gagasan -gagasan tersebut diracik sedemikian rupa , sehingga memunculkan sebuah tulisan baru. Â
Logika lain yang muncul selanjutnya adalah semakin banyak bacaan yang dikonsumsi, maka semakin banyak pula tulisan yang dihasilkan. Semakin banyak bacaan yang dikonsumsi, maka semakin bagus pula kualitas sebuah tulisan.Â
Agar tulisan semakin banyak dihasilkan oleh penulis, maka harus dibarengi dengan kemampuan membaca. Membaca yang dimaksud di sini membaca secara komprehensif. Membaca konprehensif adalah membaca yang melibatkan seluruh unsur pikiran dan pemahaman terhadap teks yang dibaca.Â