Mengetahui hal tersebut, apakah penulis merasa kecewa dan kesal? Bagi penulis hal itu adalah perjuangan memaparkan gagasan brilian, Â namun terganjal oleh kecerobohan. Penulis menyadari itu pasti ada campur tangan tuhan, mengapa tulisan tersebut terhapus.Â
Belajar pada pengalaman tersebut penulis tidak putus asa. Sebagai pengobat rasa frustasi terhadap tulisan yang terhapus, Â penulis mencoba menguraikan ide baru dalam tulisan ini dengan masalah utama bisakah seorang penulis menggantikan tulisannya sebanyak 1500 kata secepat kilat?
Apabila pertanyaan tersebut menghasilkan jawaban "Ya" berarti bagi penulis, menulis itu sudah selayaknya bernapas. Memang kedengarannya begitu mengangggu.Â
Akan tetapi, Â apabila penulis sudah menganggap menulis itu kebutuhan, maka tidak ada yang sulit untuk dilakukan. Kemudian yang perlu dipahami adalah bagaimana bisa dilakukan, jika menullis itu selayaknya bernapas?
Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan agar menulis itu bisa dilakukan seperti bernapas.  Adapun hal yang harus diperhatikan adalah  melatih diri dengan tekun dalam menulis, menulis apa saja yang mau ditulis,  membaca tulisan orang yang berhubungan dengan materi yang akan ditulis,  dan manajemen waktu menulis.
Melakukan Latihan Menulis Secara Rutin
Setiap orang,  jika ingin lancar dalam melakukan sesuatu selalu dimulai dengan latihan. Latihan tersebut dilakukan secara rutin dan berkala.  Analoginya adalah setiap pemain bola selalu melakukan latihan setiap hari. Latihan tersebut bisa secara mandiri atau mengikuti pelatihan yang dihadirkan oleh club - club hebat.
Setiap pemain yang ikut dalam pelatihan rutin,  pada saat ada kompetisi bola selalu dipakai untuk membela tim yang menjadi kebanggaannya. Akan tetapi , bagi pemain yang tidak mengikuti pola latihan  teratur , mereka tidak akan dipakai untuk membela timnya pada saat kompetisi.
Analogi ini hampir sama dengan orang- orang yang sering melakukan pelatihan menulis secara teratur. Ketika ada orang yang meminta atau memesan sebuah tulisan, bagi penulis tersebut itu adalah sebuah perkara yang mudah dilakukan.
 Hal ini akan berbading terbalik dengan penulis yang tidak pernah melakukan latihan menulis. Bagi orang seperti ini sering menganggap bahwa menullis itu mudah. Ternyata "Mudah " yang dimaksud adalah mudah melakukan ATM ( Ambil, Tempel dan Modifikasi)
Kemudian, bagaimana melakukan  latihan menulis secara mandiri? Menulis mandiri adalah menulis secara otodidak dengan memperhatikan tulisan -tulisan hebat. Setiap tulisan hebat yang mengurai apa saja, dibaca dan dipelajari bagaimana teknik pengembangan gagasan.