Mohon tunggu...
Muklis Puna
Muklis Puna Mohon Tunggu... Guru - Guru SMA Negeri 1 Lhokseumawe

Penulis Buku: Teknik Penulisan Puisi, Teori, Aplikasi dan Pendekatan , Sastra, Pendidikan dan Budaya dalam Esai, Antologi Puisi: Lukisan Retak, Kupinjam Resahmu, dan Kutitip Rinridu Lewat Angin. Pemimpin Redaksi Jurnal Aceh Edukasi IGI Wilayah Aceh dan Owner Sastrapuna.Com . Saat ini Bertugas sebagai Guru SMA Negeri 1 Lhokseumawe

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Konversi Cerpen ke Puisi dan Musikalisasi adalah Pembelajaran Menyenangkan

6 Januari 2024   21:28 Diperbarui: 7 Januari 2024   07:00 7208
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Oleh: Mukhlis, S.Pd., M.Pd.

Materi pertama pada semester genap Tahun Pelajaran 2023/2024 untuk kelas XI   SMA, pembelajaran bahasa Indonesia termasuk hal  paling disukai oleh para siswa selaku pembelajar.Bagi siswa, belajar  bahasa Indonesia mampu menyalurkan segala bentuk kreativitas yang dimiliki tanpa dihalangi oleh unsur lain yang selama ini dirasakan tabu dalam pembelajaran. Bagi guru yang sudah terbiasa mengasuh mata pelajaran Bahasa Indonesia materi mengubah  cerpen  ke puisi  dianggap sukar dan membutuhkan tips dan trik dalam menyajikan di hadapan siswa.

Selain itu,  materi ini membutuhkan persiapan dan langkah yang mantap, sehingga guru lebih dinamis ketika menggerakkan siswa untuk mengikuti sintak dalam model pembelajaran yang sudah dirancang. Adapun materi yang dipelajari sangat kompleks pada tahap awal semester genap ini khususnya pembelajaran Bahasa Indonesia pada kelas XI adalah materi "Mengkoversi Cerpen dalam Bentuk Puisi dan Musikalisasi"

Kemudian, mengapa materi ini termasuk paling sukar disajikan oleh guru? Lalu, mengapa siswa paling senang apabila materi ini disajikan oleh guru pintar dengan model pembelajaran yang tepat?Bagi guru itu sendiri hal ini merupakan sebuah tantangan dalam mengajar.

Apabila dianalisis lebih dalam, terdapat dua variabell pada materi yang diajarkan pada jenjang kelas tersebut. Pertama, variabel cerpen yang merupakan bagian dari sebuah karya sastra. Bahkan sebagian orang beranggapan apabila mempelajari cerpen berarti pembelajaran karya sastra sudah dipahami dengan baik.

Penyebabnya adalah unsur intrinsik dan ekstrinsik yang membangun karya tersebut hampir sama. Misalnya, unsur intrinsik dan ekstrinsik yang dimiliki cerpen sama persis dengan yang dimiliki oleh novel. Hanya saja perbedaannya terletak pada kesan tunggal dan tokoh yang dimiliki oleh cerpen.

Selanjutnya unsur-unsur intrinsik dan ekstrinsik tersebut hampir sama juga dengan karya sastra dalam bentuk drama. Perbedaan mencolok antara cerpen dan drama terletak pada tokoh dan pementasan yang dilakukan.

"Apabila drama tersebut tidak dipentaskan, maka naskah tersebut dipahami sebagai karya sastra. Akan tetapi, apabila naskah drama tersebut  dipentaskan, maka karya sastra tersebut berubah menjadi karya panggung "

 Selanjutnya terdapat dua penafsiran dalam memahami naskah drama. Misalnya, dalam drama terdapat tokoh yang bertugas melakonkan naskah yang ditulis oleh sutradara. Dalam hal ini ada dua penafsiran yang harus dipahami oleh setiap pembejar yang mempelajari drama. Penafsiran pertama adalah tokoh menterjemahkan naskah ke dalam bentuk lakuan tokoh. Sedangkan penafsiran yang kedua adalah penonton yang menjadi penikmat drama harus menterjemahkan apa yang dilakoni oleh tokoh.

Selanjutnya, mari tinggalkan perbedaan cerpen dengan drama. Pembahasan dialihkan ke puisi yang menjadi variabel kedua dalam pembelajaran sebagaimana telah disebutkan di atas. Dari segi struktur yang dimiliki oleh puisi terdapat dua struktur yaitu, struktur batin dan  fisik. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun