Mohon tunggu...
Mukhlis
Mukhlis Mohon Tunggu... Guru - Guru SMA Negeri 1 Lhokseumawe

Penulis Buku: Teknik Penulisan Puisi, Teori, Aplikasi dan Pendekatan , Sastra, Pendidikan dan Budaya dalam Esai, Antologi Puisi: Lukisan Retak, Kupinjam Resahmu, dan Kutitip Rinridu Lewat Angin. Pemimpin Redaksi Jurnal Aceh Edukasi IGI Wilayah Aceh dan Owner Sastrapuna.Com . Saat ini Bertugas sebagai Guru SMA Negeri 1 Lhokseumawe

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Melihat Kembali Pembelajaran Bahasa Indonesia di Perguruan Tinggi

5 Januari 2024   18:26 Diperbarui: 6 Januari 2024   13:14 859
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto Mahasisswa STIkesMu Lhokseumawe, Sedang Belajar Menulis , Sumber: Dokumen Pribadi

Hal seperti ini dapat dilihat, ketika penulis meminta untuk menemukan sebuah "Gagasan utama" dalam sebuah paragraf.  Para mahasiswa memahami dengan benar  mulai dari bentuk, jenis dan isi dari paragaff, berdasarkan letak "gagasan utama." Bahkan yang luar biasa, mereka sudah memiliki trik dan tips untuk menentukan gagasan utama dalam sebuah paragraf  tanpa perlu membaca  isi paragaraf secara keseluruhan. 

Ini sesuatu yang luar biasa dalam sebuah pembelajaran khusnya Bahasa Indonesia. Namun yamg mengherankan, ketika  gagasan -gagasan tersebut diminta untuk dituliskan dalam bentuk paragraf secara  koheren dan kohesi. Mereka seperti bebek lumpuh yang hanya bisa bersuiara lantang, namun tak bisa bergerak sedikitpun.  Peristiwa seperti  ini sudah berlangsung  lama dalam kehidupan pembelajaran yang mereka ikuti.

Sementara itu , dalam  ranah Bahasa Indonesaia terdapat beberapa fungsi yang dimiliki, selain fungsi sebagai bahasa pemersatu dan identitas nasional. Adapun fungsi tersebut  sebagai bahasa pengantar  pada setiap lembaga pendidikan. Sebagai  bahasa pengantar pada satuan pendidikan tentunya  telah dalam kurikulum sebagai acuan pembelajaran baik pada tingkat sekolah ataupun perguruan tinggi.

Sepertti yang berkembang selama ini bahwa, setiap fakultas dan jurusan selalu  menjadikan Bahasa Indonesia sebagai matakuliah umum yang wajib diikuti oleh setiap mahasiswa dengan bobot SKS yang sudah ditentukan oleh  perguruan tinggi.  Hal lain yang membuat bahasa Indonesia tidak begitu bergema  pada jurusan lain, karena matakuliah ini tidak dipelajari secara detail.

Bahasa Indonesia  Dipahami  sebagai Alat Komunikasi,  Bukan sebagai  Ilmu 

Setelah dipahami dan ditelusuri lebih jauh melalui beberapa argumen yang didapatkan serta dibantu dengan  data dan pengalaman penulis dalam mengajar Bahasa Indonesia di perguruan tinggi. Hal  di atas memberikan gambaran bahwa selama ini para mahasiswa menggunakan bahasa Indonesia hanya sebagai alat komunikasi,bukan sebagai ilmu . 

Apabila menggunakan bahasa Indonesia sebagai alat komunikasi, maka yang berkembang adalah sebuah percakapan dengan berbagai aspek. Inti dari penggunaan tesebut menekankan pada tersampainya sebuah komunikasi atau sebuah informasi kepada sasaran . Dalam konteks percakapan seperti ini terdapat dua komunikasi, yaitu  penutur dan mitra tutur. 

Setiap komunikasi yang dilakukan antara kedua belah pihak pasti informasi yang disampaikan. Penyampain informasi dapat dilakukan dengan berbagai cara  baik dengan mengunakan media lisan ataupun media tulisan . Akan tetapi, secara umum yang digunakan mahasiswa ketika menyampaikan informasi pada temannya atau antar penutur dan mitra tutur selalu menggunakan bahasa lisan . 

Kelebihan menggunakan bahasa lisan dalam komunikasi, pada saat kesepahaman tidak memunculkan suatu informasi yang sama, maka hal tersebut dapat  dibantu oleh unsur suprasegmental. Unsur- unsur tersebut berupa gerakan mata, gerakan tangan atau gestur yang ditimbulkan oleh bahasa tubuh.  Merujuk pada kajian tersebut, ternyata  Bahasa Indonesia yang digunakan oleh mahasiswa di perguruan tinggi sebagai bahasa komunikasi sesama,baik  dengan mahasiswa, maupun dengan dosen dalam rangka menyampaikan dan memahami sebuah informasi.

Selanjutnya, hal  ini  bertolak belakang  dengan   tujuan  pembelajaran  Bahasa  Indonesia  yang ada di perguruan  tinggi.  Adapun tujuan diajarkan matakuliah  Bahasa  Indonesia  di  perguruan tinggi pada  berbagai  disiplin  ilmu,untuk   menjadikan setiap  mahasiswa mampu  menuangkan gagasan secara tepat  dan  sistematis dalam ragam bahasa. 

Dalam ragam  tulisan, mahasiswa  mampu mengembangkan  pola pikir yang dituangkan dalam gagasan berkualitas. Tata cara yang digunakan dalam menuangkan gagasan  dengan menerapkan bahasa Indonesia sebagai ilmu.  Berarti yang harus dipelajari dan tetuang dalam silabus perguruan tinggi adalah segala   sesuatu yang berhubungan dengan disiplin ilmu bahasa Indonesia dalam banyak aspek dan media.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun