Mohon tunggu...
Mukhlis
Mukhlis Mohon Tunggu... Guru - Guru SMA Negeri 1 Lhokseumawe

Penulis Buku: Teknik Penulisan Puisi, Teori, Aplikasi dan Pendekatan , Sastra, Pendidikan dan Budaya dalam Esai, Antologi Puisi: Lukisan Retak, Kupinjam Resahmu, dan Kutitip Rinridu Lewat Angin. Pemimpin Redaksi Jurnal Aceh Edukasi IGI Wilayah Aceh dan Owner Sastrapuna.Com . Saat ini Bertugas sebagai Guru SMA Negeri 1 Lhokseumawe

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Artikel Utama

Sebenarnya yang Dibutuhkan Siswa Setelah Belajar, Nilai atau Angka?

26 Desember 2023   19:48 Diperbarui: 27 Desember 2023   07:25 828
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tampak sekali pada saat guru memberikan sebuah evaluasi dalam pembelajaran, mereka selalu menjadikan angka sebagai indikator ketercapaian pembelajaran. Oleh karena itu, indikator tersebut dibuat dalam standar Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM). Kriteria ini merupakan sebuah standar evaluasi secara keseluruhan, baik pada satu mata pelajaran, mampu semua mata pelajaran secara klasikal.

Merujuk pada ilmu yang mengulas tentang kurikulum dalam konsep pendidikan, untuk menentukan Kriteria Ketuntasan Minimal  (KKM) harus melewati tiga aspek, yaitu aspek intake ke siswa, kompleksitas materi, dan sarana dan prasarana. 

Untuk aspek intake ke siswa, seorang guru harus memahami Sumber Daya Manusia (SDM) yang dimiliki siswa. Ini dapat dilihat pada setiap evaluasi yang dilakukan secara simultan. 

Kemudian untuk aspek kompleksitas adalah karakteristik yang dimiliki oleh materi disandingkan dengan kemampuan siswa, Artinya, kesukaran materi dan Sumber Daya Manusia (SDM) yang dimiliki siswa dapat dijadikan indikator dalam penetapan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM). 

Sedangkan aspek ketiga adalah sarana dan prasarana yang mendukung materi dan sumber daya yang dimiliki siswa. Apabila ketiga aspek tersebut sudah ditetapkan secara terukur, maka Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) dapat dijadikan sebagai alat utama dalam penilaian siswa secara komprehensif. 

Nilai dalam Bentuk Angka

Berkaitan dengan nilai dan angka ada dua prinsip yang harus dipahami terlebih dahulu. Hal ini perlu dilakukan agar tidak terjadi ambiguitas dalam aplikasi nilai dan angka pada kehidupan belajar di sekolah. Nilai secara khusus lebih bersifat pada hal yang kualitatif. Artinya, segala sesuatu yang diukur menggunakan metode kualitatif ini tetap menggunakan bahasa sebagai indikator, bukan angka. 

Setiap yang diukur dengan bahasa sudah tentu menggunakan deskripsi dari sebuah penilaian. Deskripsi penilaian kualitatif bersifat abstrak. Hal ini akanberbeda, jika dibandingkan dengan angka.

Namun setiap batasan angka dalam sebuah penilaian diberikan kriteria kualitatif, misalnya angka 70 s.d 85 kriteria "Baik " atau angka 85 s.d 100 " Sangat Baik" dapat dipahami bahwa dalam konteks ini ada perpaduan antara kualitatif dan kuantitatif yang berbetuk angka. 

Kembali ke permukaan judul tulisan ini, apakah yang dicari siswa selama belajar, nilai atau angka?

Ada dua keterampilan yang diharapkan oleh kurikulum, apapun bentuk dan jenis kurikulum tersebut. Pertama, keterampilan afektif dan kedua ketrampilan kognitif. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun