Mohon tunggu...
Mukhlis
Mukhlis Mohon Tunggu... Guru - Guru SMA Negeri 1 Lhokseumawe

Penulis Buku: Teknik Penulisan Puisi, Teori, Aplikasi dan Pendekatan , Sastra, Pendidikan dan Budaya dalam Esai, Antologi Puisi: Lukisan Retak, Kupinjam Resahmu, dan Kutitip Rinridu Lewat Angin. Pemimpin Redaksi Jurnal Aceh Edukasi IGI Wilayah Aceh dan Owner Sastrapuna.Com . Saat ini Bertugas sebagai Guru SMA Negeri 1 Lhokseumawe

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Pembelajaran Berbasis Higher Order Thingking (HOT) Seberapa Penting?

18 Desember 2023   15:31 Diperbarui: 18 Desember 2023   16:44 106
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber gambar: Dokumen Pribadi 

 

Oleh: Mukhlis, S.Pd., M.Pd. 

Seperangkat rencana yang memuat sejumlah pembelajaran  disusun secara sistematis dan berlaku dalam kurun waktu tertentu  disebut dengan kurikulum. Kurikulum tersebut memuat sejumlah tujuan pendidikan, baik bernilai nasional maupun muatan lokal. Adapun tujuan pendidikan nasional  tersebut diturunkan melalui tujuan pembelajaran yang sudah disesuaikan   dengan disiplin  ilmu  yang dipelajari pada semua jenjang pendidikan. 

Selanjutnya,   kurikulum merupakan inti dari proses pendidikan, karena di antara bidang-bidang pendidikan yaitu manajemen pendidikan, kurikulum, pembelajaran, dan bimbingan peserta didik, kurikulum pengajaran merupakan bidang yang langsung berpengaruh terhadap hasil pendidikan. Sukmadinata dan Erliana (2012:31)  

 Lebih lanjut,  pembelajaran merupakan bagian dari kurikulum yang berlaku. Salah satu pembelajaran yang mampu menciptakan intelektual adalah pembelajaran  Haigher Older Thinking (HOT) artinya berpikir tingkat tinggi.  Setiap pembelajaran  berbasis masalah  selalu  menuntut peserta didik untuk  berpikir tingkat tinggi dengan memasukkan unsur (4C)  meliputi critical, colabaratif, creativitas dan comunication.

Critical secara etimologi berasal dari bahasa Yunani yaitu kritikien atau krirtikies yang artinya  penghakiman, akan tetapi ketika masuk dalam bahasa Indonesia menjadi kritik yang berarti penilaian atau tanggapan. Proses bernalar dengan mengunakan kritik membutuhkan pemahaman ekstra terhadap konsep yang dipelajari. 

Menilai keakuratan sebuah konsep dan fakta dalam pembelajaran mendidik peserta didik untuk dapat menghargai kelebihan dan kekurangan dari pengetahuan yang dipelajari. Dalam hal ini setiap pengetahuan yang diberikan guru tidak serta merta diterima oleh peserta didik, akan tetapi melalui proses menilai dan menimbang membuat peserta didik dapat berpikir pada level Higher Order Thinking  (HOT).

Colabaratif berati kerjasama atau perpaduan di antara peserta didik. Kolaboratif dalam pembelajaran Higher Order Thinking  (HOT) terutama mata pelajaran bahasa Indonesia sangat diperlukan. Kompleksitas materi   membuat konsep kolaboratif menjadi alat utama dalam mengaplikasikan konsep-konsep dalam kehidupan nyata. Tidak semua konsep pembelajaran    dapat dilakukan secara mandiri. Kadang-kadang peserta didik membutuhkan kolaborasi untuk merekonstruksi konsep dalam kehidupan dari materi berbasis teks ke konteks nyata.

 Selanjutnya, creativitas adalah kemampuan menciptakan sesuatu yang baru untuk memberi ide kreatif dalam memecahkan masalah atau sebagai kemampuan untuk melihat hubungan  yang baru antara unsur-unsur yang sudah ada sebelumnya. (KBBI, 2001). Kreativitas dalam pembelajaran Higher Order Thinking  (HOT)  merupakan sebuah proses berpikir tingkat tinggi. Pada tahap ini peserta didik harus mampu mengeksplorasi dirinya, sehingga menghasilkan sebuah kreativitas dalam bentuk produk pengetahuan baik berupa konsep baru, maupun hasil karya yang bermanfaat bagi dirinya dan orang lain.

Kreativitas yang menghasilkan produk-produk baru dalam bentuk karya dapat diwujudkan dalam hal penulisan cerpen, novel, dan puisi serta  tulisan lain yang menggunakan bahasa sebagai media pengantar. Proses belajar berbasis Higher Order Thinking (HOT) berkaitan dengan  kreativitas adalah proses mencipta, mengarang dan menganalisis teks uraian  baik sastra maupun nonsastra.

 Comunication  adalah suatu proses seseorang,  kelompok, organisasi, dan masyarakat menciptakan, dan menggunakan informasi agar terhubung dengan lingkungan dan orang lain. (Wikepedia 2023) Dalam kehidupan belajar, komunikasi merupakan faktor utama. Selain merupakan bagian integral dari bahasa, komunikasi juga menghubungkan antara critikan, colaboratif dan creativitas. 

Namun yang perlu diperhatikan dalam pembelajaran  yang berbasis Higher Order Thinking  (HOT) adalah menghidupkan sebuah komunikasi terarah dan sistematis. Artinya, pengetahuan yang dikonstruksi mampu dipelajari dan ditularkan kepada yang lain melalui jembatan komunikasi yang efektif. Komunikasi efektif berarti terdapat kesamaan persepsi antara penutur dan mitratutur atau antara penulis dan pembaca dalam kehidupan pembelajaran bahasa Indonesia yang berbasis Higher Order Thinking  (HOT).

Komunikasi dalam konteks lain berkaitan dengan pembelajaran  yang berbasais Higher Order Thinking  (HOT) adalah suatu interaksi positif antara peserta didik tentang konsep yang dipelajari. Komunikasi dalam pembelajaran Higher Order Thinking  (HOT ) merupakan sebuah wadah dalam melakukan diskusi secara intensif, sehingga  sharing informasi sesama warga belajar memunculkan sikap menghargai perbedaan sikap dan pendapat. Dengan membiasakan berkomunikasi secar efektif dalam proses belajar mengajar keberagaman karakter para peserta didik dapat menghasilkan pembelajaran yang berbasis Higher Order Thinking  (HOT).

Kriteria Pembelajaran Berbasis  Haigher Older Thinking (Hot)

Penelitian yang dilakukan oleh Bloom ,(Resnick 1987)  Higher Order Thinking (HOT) merupakan kemampuan abstrak yang berada pada ranah kognitif dari taksonomi sasaran pendidikan yakni mencakup analisiss, sintesis, dan evaluasi.  Adi W. Gunawan  (2010) mendefinisikan hHigher Order Thinking (HOT) sebagai strategi dengan proses berpikir tingkat tinggi, dimana peserta didik didorong untuk memanipulasi informasi dan ide-ide dalam cara tertentu yang dapat memberikan mereka pengertian dan implikasi baru.

Dari be erapa teori tentang strategi  pembelajaran berbasis Higher Order Thinking (HOT) di atas dapat disimpulkan bahwa strategi Higher Order Thinking (HOT)(HOT) merupakan strategi menggunakan proses berpikir tinggi yang mendorong peserta didik untuk mencari dan mengeksplorasi informasi sendiri  mencari struktur serta hubungan yang mendasarinya, menggunakan fakta-fakta yang tersedia secara efektif dan tepat untuk memecahkan masalah. Strategi ini dapat merangsang peserta didik untuk menginterpretasikan, menganalisa informasi sebelumnya, sehingga tidak monoton. 

Pembelajaran  konvensional biasanya guru mencecoki peserta didik dengan banyak informasi  hafalan  dan ingatan, namun dalam pembelajaran Higher Order Thinking (HOT)) guru mengajarkan kepada  peserta didik cara mencari sumber informasi, mengevaluasi informasi yang didapat dan  menggunakan informasi tersebut untuk dirinya  dan  orang lain.

Selanjutnya, strategi  Higher Order Thinking (HOT) (HOT) bergantung kepada kemampuan guru dalam menyusun pertanyaan yang akan  menuntut peserta didik berpikir pada tingkat yang lebih tinggi,  sehingga peserta didik dapat memecahkan masalah. Aspek Higher Order Thinking (HOT)  meliputi aspek berpikir kritis, berpikir kreatif dan kemampuan memecahkan masalah. Jadi, Higher Order Thinking (HOT) dapat mendorong peserta didik  lebih kritis, kreatif, dan memiliki kemampuan  pemecahan  masalah.

 Pembelajaran   di  kelas  sudah seharusnya dimulai dengan merangsang peserta didik untuk berpikir lebih aktif dari masalah nyata yang pernah dialami atau dapat dipikirkan peserta didik. Dengan cara seperti itu, peserta didik tidak hanya disuguhi dengan teori-teori dan rumus- rumus yang sudah baku, akan tetapi peserta didik dilatih dan dibiasakan untuk belajar memecahkan masalah selama  pembelajaran  berlangsung.

Terdapat tiga alasan mengapa harus menggunakan Higher Order Thinking (HOT) (HOT)  dalam pembelajaran   yaitu :

 Mengerti Informasi

Mengerti informasi diartikan sebagai proses yang tidak hanya mengetahui dan mengerti suatu informasi, akan tetapi juga melibatkan kemampuan menganalisis suatu informasi, menemukan pokok pikiran yang terkandung dalam informasi, membuat hipotesis, menarik kesimpulan, dan menghasilkan suatu solusi yang bermutu.

 Proses Berpikir yang Berkualitas

Kemampuan Higher Order Thinking (HOT)  dibutuhkan untuk menjalani suatu proses berpikir yang berkualitas  berpikir yang berkualitas adalah berpikir yang menuntut menggunakan logika. Artinya sebuah ide keluar berdasarkan fakta-fakta yang sesuai dan fakta yang ada.

Hasil Akhir yang Berkualitas.

Proses berpikir Higher Order Thinking (HOT)  akan mengarahkan peserta didik untuk menghasilkan produk yang berkualitas. Pelaksanaan  strategi ini peserta didik diberikan saran atau petunjuk untuk memecahkan masalah  yang berguna  untuk  melatih peserta didik  berpikir  secara  kompleks dan mendalam untuk memecahkan suatu permasalahan.

Adapun Langkah- langkah tersebut adalah :

Klarifikasi Masalah

Peserta didik  harus mengenali dan memahami masalah serta  menganalisis masalah dengan bantuan penjelasan dari guru. Langkah pertama dalam klarifikasi masalah adalah menemukan dengan tepat konsep dari  masalahnya. Jadi penting bagi peserta didik untuk diajari menguraikan masalah melalui pemikiran yang cermat dan membaca seluruh masalahnya sebelum memutuskan ap pertanyaannya.  

Pengungkapan Pendapat

Dalam hal ini peserta didik diarahkan untuk mengungkapkan pendapat bagaimana menyelesaikan masalah yang diberikan dengan cara-cara penyelesaian masalah.  Tahap  ini  peserta didik  memilih atau merencanakan pemecahan, merumuskan suatu hipotesis dan menghasilkan ide-ide. Pertanyaan dan arahan yang dapat mengarahkan peserta didik berpikir Higher Order Thinking (HOT)

 Pemilihan dan Implementasi

Pada tahap ini, peserta didik  memilih cara yang mereka gunakan setelah itu melakukan pengamatan, mengembangkan kemungkinan-kemungkinan solusi, menetapkan solusi yang terbaik, dan menerapkan solusi yang telah dipilih. Selanjutnya,  peserta didik dituntut untuk  menguasai  bahasa Indonesia yang efektif yang diperlukan untuk penyelesaian masalah yang baik.  

Evaluasi

Memeriksa kembali hasil yang diperoleh, mengamati dan mengevaluasi solusi serta menarik kesimpulan pada langkah ini adalah kegiatan memeriksa jawaban apakah jawabannya sudah masuk akal. Langkah-langkah di atas merupakan cara yang harus digunakan oleh guru untuk mencapai hasil yang berkualitas. Dalam menggunakan strategi ini, guru harus menentukan pada tingkatan mana peserta didik  akan diarahkan dalam proses berpikir. Harus ada tujuan dan  perencanaan yang jelas dan terarah dalam setiap pelaksanaan proses pembelajaran.

Penulis adalah Pemimpin Redaksi Jurnal Aceh Edukasi dan Guru SMA Negeri 1 Lhokseumawe

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun