Comunication adalah suatu proses seseorang,  kelompok, organisasi, dan masyarakat menciptakan, dan menggunakan informasi agar terhubung dengan lingkungan dan orang lain. (Wikepedia 2023) Dalam kehidupan belajar, komunikasi merupakan faktor utama. Selain merupakan bagian integral dari bahasa, komunikasi juga menghubungkan antara critikan, colaboratif dan creativitas.Â
Namun yang perlu diperhatikan dalam pembelajaran  yang berbasis Higher Order Thinking  (HOT) adalah menghidupkan sebuah komunikasi terarah dan sistematis. Artinya, pengetahuan yang dikonstruksi mampu dipelajari dan ditularkan kepada yang lain melalui jembatan komunikasi yang efektif. Komunikasi efektif berarti terdapat kesamaan persepsi antara penutur dan mitratutur atau antara penulis dan pembaca dalam kehidupan pembelajaran bahasa Indonesia yang berbasis Higher Order Thinking  (HOT).
Komunikasi dalam konteks lain berkaitan dengan pembelajaran  yang berbasais Higher Order Thinking  (HOT) adalah suatu interaksi positif antara peserta didik tentang konsep yang dipelajari. Komunikasi dalam pembelajaran Higher Order Thinking  (HOT ) merupakan sebuah wadah dalam melakukan diskusi secara intensif, sehingga  sharing informasi sesama warga belajar memunculkan sikap menghargai perbedaan sikap dan pendapat. Dengan membiasakan berkomunikasi secar efektif dalam proses belajar mengajar keberagaman karakter para peserta didik dapat menghasilkan pembelajaran yang berbasis Higher Order Thinking  (HOT).
Kriteria Pembelajaran Berbasis  Haigher Older Thinking (Hot)
Penelitian yang dilakukan oleh Bloom ,(Resnick 1987)  Higher Order Thinking (HOT) merupakan kemampuan abstrak yang berada pada ranah kognitif dari taksonomi sasaran pendidikan yakni mencakup analisiss, sintesis, dan evaluasi.  Adi W. Gunawan  (2010) mendefinisikan hHigher Order Thinking (HOT) sebagai strategi dengan proses berpikir tingkat tinggi, dimana peserta didik didorong untuk memanipulasi informasi dan ide-ide dalam cara tertentu yang dapat memberikan mereka pengertian dan implikasi baru.
Dari be erapa teori tentang strategi  pembelajaran berbasis Higher Order Thinking (HOT) di atas dapat disimpulkan bahwa strategi Higher Order Thinking (HOT)(HOT) merupakan strategi menggunakan proses berpikir tinggi yang mendorong peserta didik untuk mencari dan mengeksplorasi informasi sendiri  mencari struktur serta hubungan yang mendasarinya, menggunakan fakta-fakta yang tersedia secara efektif dan tepat untuk memecahkan masalah. Strategi ini dapat merangsang peserta didik untuk menginterpretasikan, menganalisa informasi sebelumnya, sehingga tidak monoton.Â
Pembelajaran  konvensional biasanya guru mencecoki peserta didik dengan banyak informasi  hafalan  dan ingatan, namun dalam pembelajaran Higher Order Thinking (HOT)) guru mengajarkan kepada  peserta didik cara mencari sumber informasi, mengevaluasi informasi yang didapat dan  menggunakan informasi tersebut untuk dirinya  dan  orang lain.
Selanjutnya, strategi  Higher Order Thinking (HOT) (HOT) bergantung kepada kemampuan guru dalam menyusun pertanyaan yang akan  menuntut peserta didik berpikir pada tingkat yang lebih tinggi,  sehingga peserta didik dapat memecahkan masalah. Aspek Higher Order Thinking (HOT) meliputi aspek berpikir kritis, berpikir kreatif dan kemampuan memecahkan masalah. Jadi, Higher Order Thinking (HOT) dapat mendorong peserta didik  lebih kritis, kreatif, dan memiliki kemampuan  pemecahan  masalah.
 Pembelajaran  di  kelas  sudah seharusnya dimulai dengan merangsang peserta didik untuk berpikir lebih aktif dari masalah nyata yang pernah dialami atau dapat dipikirkan peserta didik. Dengan cara seperti itu, peserta didik tidak hanya disuguhi dengan teori-teori dan rumus- rumus yang sudah baku, akan tetapi peserta didik dilatih dan dibiasakan untuk belajar memecahkan masalah selama  pembelajaran  berlangsung.
Terdapat tiga alasan mengapa harus menggunakan Higher Order Thinking (HOT) (HOT)  dalam pembelajaran  yaitu :
 Mengerti Informasi