Dampak turunan yang timbul dari peristiwa kebahasaan ini adalah lahirnya sifat kebahasaan yang berwibawa dan bermartabat, sehingga bermuara pada kepribadian pengguna. Ini berlaku apabila pengguna bahasa berada dalam keadaan normal tanpa ada tekanan pikiran dari pihak lain.
Setiap momen diskusi atau debat hal di atas sering mendominasi. Saat pikiran dipertengkarkan dengan pikiran ada saja efek samping yang muncul dari ketidaksiapan dalam mengontrol perasaan. Akibatnya, ini akan menelanjangi karakter pribadi di depan publik.Â
Orang -orang yang mempunyai jam tayang tinggi dalam berdebat, menganggap bahwa berbicara adalah sebuah seni.Â
Ketika mereka menganggap berbicara adalah seni, mereka menikmati setiap pembicara orang lain. Apabila pembicara lain melakukan cemoohan bahkan melakukan sebuah kritik, mereka menikmatinya sebagai bagian dari seni berbicara.Â
Oleh karena itu, jangan heran ada pembicara yang biasa saja ketika Ia dikritik oleh orang lain dalam sebuah forum diskusi. Mereka tetap menikmati ini sebagai seni berbicara sambil menyusun strategi untuk menerkam ulang pembicara lain.
"Ini mengerikan!" kata teman penulis dalam sebuah forum diskusi.
Kembali ke subtopik tulisan ini bahwa bahasa adalah perwujudan karakter pribadi para pengguna. Dalam kehidupan bermasyarakat, setiap orang tua selalu memberi nasihat kepada anak-anaknya ketika mau berangkat merantau atau kemana saja yang meninggalkan kampung halaman.Â
Mereka berpesan, "Jika Kamu merantau di kampung orang, jaga budi bahasamu, sopan santun dan menghargai orang lain." Sederhana sekali namun memunculkan implementasi yang luar biasa bagi kehidupan seseorang.
Apabila seseorang mampu membawa diri dengan menggunakan bahasa yang santun dan mewujudkan karakter pribadi, akan memberikan manfaat bagi seseorang, ketika berada di perantauan.
Hampir semua orang jatuh cinta pada para pengguna bahasa yang santun. Kesantunan berbahasa telah memberikan sebuah gambaran besar bagi setiap orang tentang karakter kepribadian.
Sampai saat ini masyarakat Indonesia selaku orang timur masih menjadikan bahasa baik sebagai indikator kepribadian. Biasanya ini dijadikan indikator terhadap kepribadian seseorang dalam lima menit pertama mereka bergelut lewat bahasa. Hal ini akan tampak jelas bagaimana karakteristik  seseorang. Melalui sebuah komunikasi kecil seseorang bisa membaca karakter lawan bicara secara holistik dalam kehidupannya.