Mohon tunggu...
Muklis Puna
Muklis Puna Mohon Tunggu... Guru - Guru SMA Negeri 1 Lhokseumawe

Penulis Buku: Teknik Penulisan Puisi, Teori, Aplikasi dan Pendekatan , Sastra, Pendidikan dan Budaya dalam Esai, Antologi Puisi: Lukisan Retak, Kupinjam Resahmu, dan Kutitip Rinridu Lewat Angin. Pemimpin Redaksi Jurnal Aceh Edukasi IGI Wilayah Aceh dan Owner Sastrapuna.Com . Saat ini Bertugas sebagai Guru SMA Negeri 1 Lhokseumawe

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Puisi: Manusia Perahu

4 Desember 2023   08:32 Diperbarui: 4 Desember 2023   16:16 272
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

 

Bergerombolan kalian datang lewat selat

Menumpang  perahu lapuk tanpa  pengaman

Bayi-bayi tak brdosa Kalian ajak mengarung  samudera

Baca juga: Melayat pada Puisi

Saudaraku....

Apa yang kalian cari?

Mengapa  Aceh selalu jadi sasaran?

Baca juga: Hakikat Puisi

Apa mungkin  karena Kita seiman?

Atau mungkin kotak lima  inci mengabarkan kemakmuran?

Tidak Kawan !

Hadirmu menjadikan dilema

Kami tolak perahu lapuk ke dasar laut

Dibilang iman kami rapuh

Kami terima sebagai saudara,

Kalian tak pernah berubah

Kami kasih kalian satu pulau

dibilang kami   lebay 

Kami terima sebagai warga negara 

Nasib  kami masih kalang kabut

Saudaraku...

Bukan sekali ini Kami menerima kalian dalam suka

Tapi kalian latah, memberontak, mencari harap

Saudaraku ...

Negeri Kami tak semakmur yang di seberang

Di sini tamu  bertandang  dilayan  bagai raja

Kadang tetangga kami menggantung batu di perut

Mengusir lapar dahaga,

Itu karena kami menjunjung  perintah-Nya 

Saudaraku...

Berikan kabar pada angin

Saudaramu yang masih mengapung di samudera

Saudaraku...

Jangan lagi mencari daratan  ke sini

Kami masih berbenah dari luka yang belum sembuh

Dari kecewa yang kalian torehkan

Dari  sikap yang tak sepadan

Lhokseumawe, Desember 2023

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun