Sulit Mendapatkan Ide
Ide merupakan sebuah gagasan yang ada dalam pikiran penulis. Ide tersebut bersifat abstrak. Artinya tidak bisa diinderawi atau empiris. Ide baru tampak apabila sudah diwujudkan dalam karya atau produk. Dalam dunia kepenulisan, ide yang dimaksud adalah suatu bentangan tulisan yang mengantarkan suatu informasi kepada pembaca. Informasi yang disampaikan dapat berupa apasaja sesuai dengan kemauan penulis. Penulis pemula seringkali mengalami kesulitan dalam menjaring ide. Mereka selalu bertanya harus mulai dari mana ya dan apa ide yang cocok untuk dituliskan?
Sebagai instruktur dalam pelatihan menulis , penulis selalu punya trik agar penullis pemula bisa keluar dari masalah tersebut. Ide untuk menulis bagi pemula sangat mudah ditemukan, misalnya tentang masalah yang sering dihadapi di sekeliling penulis itu sendiri. Ide- ide tersebut sangat banyak dan mudah untuk dikembangkan menjadi sebuah tulisan. Trik dan tips yang digunakan dalam menjaring ide bagi pemula adalah dengan menumbuhkan motivasi  untuk menulis. Ide-ide seperti pengalaman pribadi dan pengetahuan tentang suatu disiplin ilmu yang dimiliki. Dengan bersandar pada pengalaman, para pemula lebih nyaman dalam merangkai ide menjadi tulisan yang pada . Pengalaman adalah sesuatu yang melekat dalam pikiran penulis  teutama pemula. Hal ini lebih mudah dituangkan dalam bentuk tulisan.Â
Tidak Tau Harus  Mulai dari ManaÂ
Setiap penulis pemula selalu merasa tersesat dalam barisan tulisan. Mereka bingung tidak tahu harus mulai dari mana untuk menulis. Rata- rata pena yang mereka miliki seperti digantung dan tintanya  kering, sehingga tidak satu kalimatpun mampu membusur dari ujung pena yang penuh gagasan. Hal ini sebenarnya sangat mudah ditangani. Dengan mengarahkan mereka untuk membuat peta konsep atau jejaring ide. Wadah ini memberikan kemudahan bagi pemula . Artinya, setiap gagasan  besar yang megah, biasanya merupakan susunan gagasan kecil yang hebat. Â
Gagasan - gagasan kecil tersebut dibingkai dalam bentuk kerangka tulisan. Tugas pemula adalah mengembangkan gagasan yang sudah  dipetakan menjadi sebuah paragraf yang koheren dan kohesi Perlu diperhatikan dalam mengembangkan gagasan menjadi paragraf atau wacana yang padu adalah, dilarang menoleh ke belakang, dilarang membaca ulang pada saat proses penulisan berlangsung, dan dilarang melakukan pengeditan pada saat tulisan lagi ditulis. Ketiga hal ini merupakan faktor utama yang menghalangi  keleluasaan pemula dalam melakukan pola tuang.Â
Menoleh kebelakang adalah melihat kembali  tulisan yang sudah ditulis.. Faktor ini merupakan salah satu penghambat menulis. Intinya setiap gagasan yang mengalir deras dari pikiran pembaca dan diwujudkan dalam bentuk tulisan tidak boleh dihambat oleh apapun termasuk pola melihat kembali tulisan yang lagi disiapkan. Padahal hal ini tidak perlu dilakukan, karena pada saat tulisan itu siap akan dilakukan pengeditan. Faktor lain  yang sudah disebutkan juga sama dalam konteks ini. Intinya  setiap penulis harus komit dan konsisten mengembangkan tulisan sesuai dengan ragangan gagasan yang sudah dibuat.Â
 Tidak Mempunyai Pola Menulis
Pola menulis adalah sebuah model atau patron dalam mengembangkan ide menjadi tulisan yang baik. Penulis pemula biasanya tidak tahu bahwa dalam menulispun ada pola yang dapat digunakan. Pola- pola tersebut berkaitan dengan pengembangan paragraf.  Biasanya pola ini sering disebut dengan pola tuang gagasan. Pola- pola tuang atau pengembangan paragraf  dapat dipilih sesuai dengan keinginan dan kemudahan penulis. Pola tuang deskripsi sangat cocok digunakan untuk menuangkan gagasan dalam bentuk gambaran  berupa objek dan suasana yang ingin dutulis. Untuk pengungkapan  sebuah peristiwa yang berlasung seperti tali -temali dapat digunakan pola urutan kronologis. Pola ini biasanya digunakan oleh para Jurnalis dalam menulis teks berita.
Ada juga penulis menggunakan pola sebab- akibat atau akibat- sebab dalam mengembangkan sebuah tulisan yang mempunyai hubungan timbal balik, baik berkaitan dengan hal, konsep atau peristiwa. Selain pola - pola yang sudah disebutkan di atas  masih banyak  lagi model pengembangan sebuah tulisan. Apabila pola pengembangan paragraf yang sudah diuraikan  di atas  dimiliki dan dipahami oleh penulis pemula,maka mereka sangat mudah dalam menulis walupun masih tergolong pemula. Untuk menghadapi hal tersebut setiap instruktur atau pelatih yang memberikan pembinaan pada penulis pemula , hal ini harus menjadi prioritas. Akibatnya, sudah ada ide, sudah ada waktu yang tepat untuk menulis dan sudah memiliki pengetahuan menulis. Ini tidak akan berdampak apabila pola pengembangan tulisan tidak dipahami para pemula.Â
Simpulan :