Lebih Mementingkan Kepentingan Partai daripada Masyarakat
Partai merupakan sebuah kendaraan yang disahkan undang-undang bagi calon legislatif (caleg) untuk menuju gedung terhormat. Kendaraan tersebut atau partai yang dijadikan sebagai media politik.Â
Ada sejumlah aturan yang mengikat calon legislatif dalam menjalankan tugasnya sebagai anggota dewan. Tidak dapat dipungkiri bahwa dalam konteks ini rakyatlah yang menjadi faktor penentu atas terpilihnya seorang anggota dewan.
Anggota dewan yang punya integritas dan punya pendidikan, pengalaman dalam berorganisasi, mereka akan memisahkan antara perintah partai dan perintah rakyat sebagai orang yang memilihnya di pemilihan umum.Â
Sebagai perwakilan rakyat yang telah memilihnya, seorang anggota dewan terpilih akan terus bersuara lantang demi kepentingan konstituennya di daerah.Â
Tidak sedikit dari mereka yang sudah terpilih lupa terhadap hal tersebut. Rata-rata mereka mengambil jalan pintas dengan berfoya-foya dan hidup secara hedonis, sehingga menimbulkan kecemburuan di tengah masyarakat.
Mereka berprinsip nanti ketika pemilu selanjutnya dibuat trik baru untuk kampanye agar terpilih pada tahap berikutnya. Ini prinsip-prinsip orang yang tidak punya pendidikan yang bagus. Kalaupun mereka termasuk sarjana yang bergelar macam-macam, berarti proses kesarjanaannya yang tidak sehat.
Dari uraian di atas, dapat dipahami bahwa orang-orang cerdas dengan pendidikan bagus sudah pasti mampu membedakan antara tugas partai dan perwakilan masyarakat. Dalam hal ini jelas sekali tampak bahwa tingkat pendidikan calon legislatif (caleg) mampu memberikan kontribusi yang luar biasa untuk negeri.
Penulis adalah Pemimpin Redaksi Jurnal Aceh Edukasi dan Guru SMA Negeri 1 Lhokseumawe
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H