Â
Oleh: Mukhlis, S.Pd., M.Pd.
Jasad para syuhada Allah ditindih berhimpit di atas kayu bakar
Diarak telanjang di negeri para durjana
Gubug reot dan musalla bekas sujud jadi api unggun seketika
Aroma darah para pemegang teguh
Kotak  bayang lima sentimeter  menguap bayang
Sebagian dari kalian menunggang badai
Berpayung awan menumpang tongkang
Berlayar dengan telapak tangan menghidar maut
Di tengah garangnya ombak tanpa sarapan berlomba mencari selamat
Malaikat kecil dalam gendongan menjerit kehausan
Orang tua  merangkak di atas  padang  kematian
Gadis gadis perawan dijamah berjamaahÂ
Â
Di tanah lapang
Kalian dihalau harimau lapar di tengah padang ilalang
Kitab suci dibakar dan dicampak di comberan
tubuh -tubuh tak berdosa dicabik sang pemangsa
tapi bongkahan iman tak pernah retak
Saudaraku...!
Kerabat seiman hampir dua milyar berteduh  di jagad ini
Mereka hanya mengandalkan jempol dan  diksi aminÂ
Ketika kotakmlima inci menoreh kisah tentang mu
Percuma...!
Percuma kau teriak walau langit terbelah.
Kepada pemilik diksi menggugah jiwa!
Untuk apa bait indahmu kau cemari jagad maya?
Jika bagian tubuhmu meronta ronta dalam jeratan maut
Simpan saja sajak indahmu dalam peti mati,
biar duka mereka tak tertoreh
Untuk apa pena emas kau genggam kuat
jika darahmu tak mendidih menulis kisah