Oleh: Mukhlis, S.Pd, M.PdÂ
Kemarin Aku diburu senja sepulang tugas
Baju batik campuran warna kujemput di kota tua
Semalam perasaanku diaduk gundah,
bola mata bening lalu- lalang dalam jiwa
Pikiranku menerobos  haluan kenangan
Kubayangkan ada hujan meluah di pipi
Berhari hari kusiapkan diri
Belajar melupa pada kenangan
Belajar menghapus nama dalam memori
Belajar mengulurkan tangan jabat terakhir
Belajar mengusap gerimis menetes di pipi
Tadi pagi....
Kakiku gontai melangkah
Tanganku kebas menggenggam kenangan
Sejuta peluru kesedihan telah kusiapkan
Pelatuknya tinggal ku picu biar kenangan tak melaju
Suara  musik pengantar pesan kenangan mendayu
Satu dua bocah mendekat mengusap telapak tangan
Aku mendua dalam barisan panjang
Kunanti wajah -wajah penuh canda
Dua tiga barisan berlalu,
dada berdegup,resah menguras peluh
Aku sepi di kerumunan,
Kalian kemana nak?
Ah ...kesal mulai menjegal
Di akhir kata kalian mulai rasis
Membakar kebersamaan dalam rajutan kasih
Tiga tahun kalian ditempa
Satu tahun kita bersama
Bersandar kita pada cita dan rasa
Kini semua ditutup debu
Padahal nila setitik  tumpah di pembungkus rusuk
Tapi susu telah kalian tumpahkan
Lalu ketika matahari berubah warna
Kalian datang memohon maaf
Salam kalian kusambut hambar
Dadaku terlanjur  digerus duka
Aku tak sanggup melawan tatapan
Dadaku bergemuruh...
Inikah jawaban atas pengabdian ku selama ini
Lhokseumawe, November 2023
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H