Mohon tunggu...
Mukhlis
Mukhlis Mohon Tunggu... Guru - Guru SMA Negeri 1 Lhokseumawe

Penulis Buku: Teknik Penulisan Puisi, Teori, Aplikasi dan Pendekatan , Sastra, Pendidikan dan Budaya dalam Esai, Antologi Puisi: Lukisan Retak, Kupinjam Resahmu, dan Kutitip Rinridu Lewat Angin. Pemimpin Redaksi Jurnal Aceh Edukasi IGI Wilayah Aceh dan Owner Sastrapuna.Com . Saat ini Bertugas sebagai Guru SMA Negeri 1 Lhokseumawe

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Mencipta Sosok Fiksi yang Imajinatif

30 Oktober 2023   21:33 Diperbarui: 30 Oktober 2023   21:39 402
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Penggambaran karakter tokoh model ini biasanya mengacu pada keadaan lingkungan, kondisi sosial dan tempat tinggal tokoh. Dari  aspek ini dapat diketahui watak tokoh sesungguhnya.
'Terdapat sebuah mushola meski rumah Pak Sukaryo tidak terlalu luas. Alat sholat lengkap berada di dalamnya. Di beberapa ruangan terhias  berbagai kaligrafi arab. '(Watak Pak Sukaryo : Mementingkan agama)


Penggambaran melalui Jalan Pikiran Tokoh


Pikiran pikiran dalam hati tokoh terjadi pada saat sang tokoh melakukan kegiatan monolog atau membatin tentang masalah yang dihadapinya. Sebagai contoh dapat dilihat pada ilustrasi berikut.
'Tak seperti orang kaya lain, Pak Sukaryo sadar tidak semua orang seberuntung dia dan keluarganya. Setelah berpikir matang, Pak Sukaryo memutuskan untuk memberikan setengah harta kekayaanya pada beberapa panti asuhan di kotanya" (Watak Pak Sukaryo : Baik hati )
Penggambaran melalui Tokoh Lain
Setelah  Roni  berhasil menyelesaikan soal matematika di papan tulis, semua bertepuk tangan tak terkecuali Robi. " Rini, kamu pintar sekali " Puji Robi.  Robi hanya tersenyum dan kembali ke mejanya. (Watak  Roni : pintar dan murah senyum, watak Robi : pemuji )

Begitulah sang pengarang menciptakan sosok fiktif dalam sebuah cerita. Sehingga pembaca beranggapan tokoh itu benar benar ada. Semua proses penciptaan sosok fiktif ini membutuhkan kreativitas dan imajinasi tinggi. Agar tokoh itu hidup dan mampu mengemban amanah yang dititipkan pengarang. Dengan berbagai cara pengarang berusaha agar tokoh sajiannya bernilai jual dalam pandangan pembaca. Demikian Muklis Puna semoga bermanfaat

Penulis adalah  Pemimpin Redaksi Jurnal Aceh Edukasi, Esais dan Guru SMA N 1 Lhokseumawe

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun