Mohon tunggu...
Mukhlis
Mukhlis Mohon Tunggu... Guru - Guru SMA Negeri 1 Lhokseumawe

Penulis Buku: Teknik Penulisan Puisi, Teori, Aplikasi dan Pendekatan , Sastra, Pendidikan dan Budaya dalam Esai, Antologi Puisi: Lukisan Retak, Kupinjam Resahmu, dan Kutitip Rinridu Lewat Angin. Pemimpin Redaksi Jurnal Aceh Edukasi IGI Wilayah Aceh dan Owner Sastrapuna.Com . Saat ini Bertugas sebagai Guru SMA Negeri 1 Lhokseumawe

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Sastra dalam Pandangan Islam

29 Oktober 2023   06:26 Diperbarui: 29 Oktober 2023   06:31 139
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Inilah gerangan suatu madah mengarangkan syair terlalu indah,
membetuli jalan tempat berpindah,
di sanalah i'tikat diperbetuli sudah
 Wahai muda kenali dirimu,
 ialah perahu tamsil tubuhmu,
tiadalah berapa lama hidupmu,
ke akhirat jua kekal diammu.

Hai muda arif-budiman,
hasilkan kemudi dengan pedoman,
alat perahumu jua kerjakan,
itulah jalan membetuli insan.

Perteguh jua alat perahumu,
hasilkan bekal air dan kayu,
dayung pengayuh taruh di situ,
supaya laju perahumu itu

Sudahlah hasil kayu dan ayar,
angkatlah pula sauh dan layar,
pada beras bekal jantanlah taksir,
niscaya sempurna jalan yang kabir.

Dari penggalan syair di atas.dapat dilihat bahwa betapa seorang penyair  yang mendunia ini membandingkan kehidupan manusia dengan perahu yang berlayar di laut lepas.  Syair yang begitu indah ini telah dikaji secara ilmiah dalam berbagai judul skripsi dan tesis di universitas terkemuka.


Selanjutnya, ada juga gurindam dua belas yang dipelopori oleh seorang ulama dari Riau, Raja Ali Haji dengan karya terkenal Gurindam Dua Belas. Kedua karya hebat milik pujangga terkenal membuktikan bahwa sastra Indonesia  dibentuk dan dipengaruhi oleh sastrawan Islam dan karyanya lewat bahasa melayu sebagai medium penyampaiannya. Hamka (1963) dan Hamid (1984) : Sastra melayu Islam adalah karya sastra yang menghargai wahyu. Bagi sastra melayu kegiatan sastra tak mungkin terwujud tanpa sandaran kepada moral Islam, sebab sastra yang lahir tanpa kaidah moral (aqidah) akan menjadi sastra yang liar dan dapat membahayakan akal-budi manusia.

 Merujuk pada puisi  yang diciptakan oleh penyair selama ini khususnya yang berhubungan dengan ketuhanann dalam konsep Islam, sebagian memunculkan makna yang kotroversi di kalangan pembaca. Mengapa hal ini dapat terjadi? Apakah pengaruh pengetahuan ketuhanan atau tauhid yang dimilki penyair  masih minim? Ataukah sang penyair mengembara dengan ilmu tasawuf dalam  lautan diksi, sehingga banyak pembaca berkerut kening berlipat saraf membongkar makna? Untuk menjawab semua pertanyaan tersebut dibutuhkan perenungan oleh penyair. Bukankah  penyair yang menulis puisi secara berlebihan   mereka sedang berdiri dibibir jurang kesyirikan.

Dalam pandangan penulis telaah dan postingan puisi dalam sastra maya selama ini telah menyeret pembaca dalam halusinasi tingkat tinggi. Penulis tidak menyangkal bahwa banyak penyair yang memposting dan menelaah puisi berlatar belakang tasawuf. Mengingat pembaca satra maya  kebanyakan para pemula dengan sumber daya intelektual dan status sosial yang beragam  perlu kiranya dicarikan diksi yang transparan dan mudah dicerna oleh pembaca. Penulis beranggapan bahwa ilmu tasawuf dalam Islam adalah pagar untuk membetengi tauhid, fikih dan syariah. Jadi fikih, tauhid dan syariah adalah tanaman dalam perkarangan tasawuf.

Simpulan:
Ternyata  Islam sebagai agama rahmatan lilalamin berperan besar dalam perkembangan sastra dunia khususnya di Indonesia.
Setiap kreativitas kebahasan dalam berpuisi islam memberikan keluasan dan kebebasan.asal tidak bertentangan dengan  nilai tauhid yang dianut.
Kreativitas  berpuisi dalam islam lebih mulia jika dijadikan sebagai media dakwah dalam menyampaikan risalah dan syiar syiar keislaman.

Penulis adalah l Pemimpin Redaksi Jurnal Aceh Edukasi dan Guru SMA Negeri 1 Lhokseumawe 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun