Dalam konteks  sosial  terutama kalangan akademisi pemimpin adalah sosok yang dijadikan panutan bagi bawahannya. Sosok ini hampir dipastikan tidak boleh cacat sedikitpun  secara psikis. Artinya pemimpin itu jadi teladan bagi staf yang dipimpinnya.  Integritas seorang pemimpin akan diuji secara alamiah  dalam menjalankan fungsi dan peran yang ia lakoni.
Integritas seorang pemimpin meliputi komitmen, ketegasan, kejujuran dan kebijakan. Kebijakan seorang pemimpin sangat dipengaruhi oleh unsur profesional yang dimiliki. Pertanyaan mendasar yang harus dijawab adalah bagaimana sih menjadi pemimpin yang profesional  terutama berhubungan dengan kebijakan?
Jawabannya sederhana, sesederhana bagaimana paradigma yang berlangsung dalam iklim orang orang  yang berada di bawah kepemimpinan. Seorang pemimpin disebut profesional apabila mampu mengendalikan setiap aturan yang berlaku sesuai dengan porsi yang telah ditentukan. Ia mampu merujuk pada aturan dasar yang ditetapkan dalam lingkup kepemimpinan.Â
Seorang pemimpin adalah orang yang diberikan kelebihan oleh tuhan untuk memimpin sekelompok orang yang bertujuan  mencapai visi yang telah ditetapkan dalam sebuah komunitas. Namun perlu diketahui bahwa pemimpin itu juga manusia yang tak lepas dari segala keterbatasannya sebagai manusia.Â
Sebagai manusia normal yang diberikan  kelebihan sebagai pemimpin tentu saja dipenuhi dengan masalah kepribadian. Keunikan kepribadian pemimpin kadang - kadang bias terhadap kebijakan yang diambil. Nah keunikan  setiap pemimpin itu termasuk dalam ranah emosional.Â
Ranah ini merupakan hal  sensitif bagi setiap manusia. Faktor intuisi atau kata hati adalah ranah yang selalu mendominasi sebuah keputusan. Kedewasaan dalam mengambil kebijakan  berhubungan dengan kepiiaawaan dalam mengelola dua kecerdasan yaitu kecerdasan profesional dan emosional.Â
Kedua kecerdasan tersebut berada dalam satu jiwa, namun memiliki keunikan masing -masing. Artinya kecerdasan profesional bertindak sesuai prosedur yang telah ditentukan, sedangkan emosional dipengaruhi oleh faktor internal dan eksternal.Â
1. Faktor InternalÂ
Faktor internal meliputi kondisi batin, kata hati, hubungan keluarga, dan kerabat bahkan termasuk hubungan strata sosial.  Faktor internal mempunyai pengaruh  besar terhadap kebijakan yang diambil. Misalanya faktor batiniah pemimpin adalah adanya ketidaknyamanan terhadap diri prbadi setelah keputusan diambil.Â
Faktor psikis ini menjadikan beban mental secara privasi bagi seorang pemimpin. Akhirnya, muncullah berbagai pertimbangan yang menghasilkan sebuah kebijaksanaan dari sebuah kebijakan. Dapat dibayangkan  pleasure dari dalam mampu mengubah kebijakan menjadi kebijaksanaan. Dengan demikian kebijaksanaan adalah  sebuah perseteruan hebat antara emosional dan profesional yang  menghantam teknik berpikir sang pemimpin.Â
Selanjutnya, hubungan kekerabatan, strata sosial, dan keluarga juga termasuk faktor penentu sebuah kebijakan menjadi kebijaksanaan. Faktor tersebut sudah menjadi rahasia umum dalam kehidupan kepemimpinan. Rasanya penulis tidak perlu menghadirkan contoh dan analogi berfikir terhadap masalah tersebut.Â