Penyair yang profesional memandang inspirasi ini sebagai sebuah Ilham dalam menulis. Kepribadian penyair dalam menulis juga berperan dalam mengolah inspirasi kearah proses kreativitas yang tinggi. Ada penyair yang dapat menulis ditengah keramaian dan ada juga membutuhkan ruang dan waktu yang sepi, nyaman dan aman dari hiruk-pikuk dunia. Sebenarnya faktor faktor tersebut bukan penghambat dalam menulis, yang paling penting adalah kemauan dan motivasi dalam mengelola Inspirasi, sehingga tidak ada inspirasi yang menghampiri penulis lalu pergi lagi.
Hal yang biasa dilakukan agar inspirasi muncul yang pertama adalah mencari referensi puisi dari penyair-penyair lewat buku puisi, majalah sastra, koran, dan bahkan internet. Kita akan mendapat inspirasi setelah membaca beberapa karya penyair tersebut, karena dengan membaca seseorang akan lebih mudah untuk menulis atau menuangkan ide-ide dalam bentuk tulisan. Namun bila inspirasi tersebut belum muncul coba langkah kedua.
Langkah kedua, melakukan hal-hal yang disukai seperti membaca novel, menata bunga-bunga di taman, mendengarkan musik, bersepeda, atau pergi ke tempat favorit. Seseorang akan lebih tertarik dengan hal-hal yang disukai sehingga hal ini dapat mengirimkan inspirasi dalam menulis puisi. Apa yang dilihat, didengar, dirasa dapat menjadi tulisan dalam puisi, dan butuh sedikit pembenahan bila menginginkan puisi yang lebih bagus, seperti memilih diksi, penggunaan majas dan sebagainya.
2. Menulis Puisi Berdasarkan Perenungan
Beberapa sahabat pernah mengeluh tentang hal penulisan puisi. "Saya harus mulai dari mana?" , " Lalu bagaimana cara mulai darimana idenya? Keringnya pengetahuan terhadap Ilmu menulis dan referensi yang ingin dijadikan ide utama membuat penulis satgnan dalam berkarya. Nah ..! Untuk menjawab pertanyaan sejenis yang telah dilontarkan di atas  perenungan merupakan proses menulis puisi yang lebih tepat dalam melatih diri dalam menulis.
Jika dilihat secara etimologi perenungan itu sendiri berasal dari kata dasar renung  yang tergolong dalam kelas kata kerja yang bermakna adalah suatu kegiatan berpikir  diambang sadar dan tidak. Kegiatan nya sering disebut dengan merenung dan hasil dari merenung namanya renungan. Ketika hukum afiksasi melekat pada kata tersebut maka muncullah kata "perenungan" .Â
Perenungan dalam hal ini bermakna suatu proses berpikir diluar ilmiah yang dipandu oleh halusinasi jiwa tentang masa lalu, sekarang, dan akan datang. Kebiasaan hal hal yang menjadi perenungan  kebanyakan bersifat individual.  Proses berjalan dalam ruang waktu alam bawah sadar inilah yang membuat penyair mampu menghasilkan karya yang kaya akan nuansa puitis dan mahakaryaÂ
3. Menulis Puisi Berdasarkan Objek
Dalam buku tertib menulis, Sabarti Akhadah ( 1999) Membagi tahap menulis dalam tiga bagian, yaitu tahap pramenulis, tahap menulis, dan tahap pascamenulis. Tahap pramenulis adalah tahap penulis menentukan tema menyusun kerangka tulisan dan mengumpulkan semua referensi yang berhubungan dengan tema yang telah dipilih sebelumnya. Tahap selanjutnya adalah tahap menulis.Â
Biasanya tahap ini merupakan tantangan tersendiri dalam menulis. Kepiawaian mengunakan kalimat kalimat dalam untaian yang sistematis dan mengusung satu tema yang padu. Kemampuan mengatur ide atau gagasan secara apik dan tidak menggunakan kalimat yang ambigu merupakan suatu Ilmu tersendiri yang tidak dapat dikupas pada badan tulisan ini.Â
Ketika tulisan sudah dianggap rampung, maka tahap ketiga yaitu tahap pascamenulis atau sering dikenal dengan tahap revisi. Revisi yang dilakukan adalah proses cross and check terhadap tulisan yang sudah dibuat. Secara umum yang direvisi meliputi penggunaan tanda baca, kalimat efektif serta pengembangan ide yang berulang.