Mohon tunggu...
Mukhashofatul Imtiyaazah
Mukhashofatul Imtiyaazah Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa prodi PAI UIN Prof. K. H. Saifuddin Zuhri Purwokerto

Menulis

Selanjutnya

Tutup

Love

Kamu, Tetap Menjadi Alasanku Menunggu

29 Juni 2022   15:17 Diperbarui: 29 Juni 2022   15:29 157
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Love. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Prostooleh

“Bisa aja kamu, misal aku pergi dari kamu, kamu bakal benci aku enggak? “ kata Bayu

“Enggak, misal kamu pergi pasti datang lagi ke aku, kan kamu pernah janji dulu enggak bakal ninggalin aku.” Ucap Hanna dengan senyum manisnya.

Sedangkan Bayu hanya bisa senyum terpaksa mendengar penuturan Hanna tadi. Ia merasa bersalah telah berucap seperti itu kepada Hanna. Ia tidak mungkin bisa membohongi Hanna, tapi untuk hal ini ia tidak bisa, karena rasa takutnya. Bayu tidak diperbolehkan oleh sang ayahnya bersekolah yang sama dengan Hanna, ia harus melanjutkan di luar negeri tempat ayahnya bekerja. Pilihan Bayu tinggal satu, yaitu kabut dari masalah ini, ia harus meninggalkan Hanna, karena tidak mungkin ia membantah ayahnya. Ia berharap dengan pilihannya itu, Hanna akan lupa dengan dia.

“Hanna, aku mau pergi ke luar negeri besok, tenang aja hanya sebulan kok, nanti aku kembali” ucap Bayu kepada Hanna dengan terus menunjukkan keyakinannya kepada Hanna.

“Enggak mau, aku enggak mau ditinggal pergi sama kamu, nanti aku sendirian, gak ada yang nemenin ke sana kemari. “ucap Hanna sambil menahan air matanya yang sudah menumpuk di kelopak matanya.

“Tenang aja ya sayang, aku pasti balik kok, tenang aja. Tunggu aja aku di stasiun sebulan lagi, pasti aku kembali. Kalau aku enggak kembali tepat waktu, kamu boleh kok marahin aku sepuasnya. Ya udah Hanna sayangku, aku pergi ya. Jaga diri baik baik, kalau kangen telepon aha. Maaf ya beritahu nya dadakan, karena kemarin aku juga baru dikasih tau sama ayah. Dah cantik, jangan nangis” ucap Bayu sambil melambaikan tangannya untuk bergegas pergi.

“Hati-hati” hanya itu yang mampu Hanna ucapkan kepada Bayu, karena ia sudah tidak tahan lagi ingin menangis sekeras kerasnya.

Setiap hari, ia selalu mengabari Bayu. Bertelepon sampai begadang, vidiocall, ataupun bertukar pesan. Sampai di hari-hari menuju satu bulan kepergiannya, ia susah dihubungi. Sudah berpuluh-puluh sampai beratus-ratus kali Hanna menghubungi Bayu, namun tidak satu pun yang dijawab olehnya. Hanna hanya bisa berpositif thingking bahwa Bayu sedang sibuk, dan tidak bisa menghubunginya. Sampai di saat hari itu datang

“Bayu mana sih, katanya satu bulan lagi dia bakal dateng lagi jam 3 sore, tapi mana, udah mau habis senjanya. “ ucap Hanna dalam hati

Lama sudah Hanna menunggu Bayu datang, namun nihil. Ia sudah berkali-kali menelepon Bayu namun tidak satu pun terjawab. Hanna sudah lelah menunggu karena senja sudah menghilang, namun ia tetap berjanji kepada dirinya sendiri, bahwa besok ia akan ke tempat ini lagi.

Di waktu yang sama, Hanna mengunjungi stasiun lagi, namun berujung nihil kembali dan hasil nihil itu ia dapatkan berkali-kali. Namun ia tetap tidak putus asa, ia tetap mengunjungi tempat itu sampai orang yang ia cari bertemu dengannya kembali.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Love Selengkapnya
Lihat Love Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun