Mohon tunggu...
Mukhamad Ardiansyah
Mukhamad Ardiansyah Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Interested in caffeine and outdoor activities

Selanjutnya

Tutup

Raket Pilihan

Indonesia Open 2024: Indonesia Jauh Dari Harapan

10 Juni 2024   07:00 Diperbarui: 10 Juni 2024   10:41 131
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber gambar : kemenpora.com

Indonesia Open 2024, turnamen bulu tangkis bergengsi BWF Super 1000, baru saja usai meninggalkan rasa pahit bagi para pecinta bulu tangkis tanah air. Mimpi untuk meraih gelar juara di kandang sendiri pupus setelah tidak satupun wakil Indonesia berhasil menembus babak final. Hasil ini menjadi yang terburuk dalam sejarah penyelenggaraan Indonesia Open, dan menuai berbagai kritikan pedas dari berbagai pihak.

Kekecewaan ini diperparah karena turnamen ini menjadi salah satu ajang penting untuk mengumpulkan poin Olimpiade Paris 2024. Gagalnya para atlet Indonesia mendulang poin maksimal di turnamen ini tentunya menjadi tamparan keras bagi peluang mereka untuk meraih prestasi di Olimpiade.

Performa Buruk Para Unggulan Menjadi Sorotan Utama

Salah satu faktor utama kegagalan Indonesia di Indonesia Open 2024 adalah performa buruk para unggulan. Banyak pemain yang dijagokan untuk melaju jauh justru tumbang di babak-babak awal turnamen.

Hal ini terlihat dari sektor tunggal putra, di mana unggulan utama seperti Anthony Sinisuka Ginting dan Jonatan Christie harus tersingkir di babak pertama. Ginting dikalahkan oleh pemain muda asal Jepang, Kodai Naraoka, sedangkan Jonatan tumbang di tangan pemain veteran asal Denmark, Jan O Jorgensen.

Di sektor ganda putra, performa mengecewakan juga ditunjukkan oleh Mohammad Ahsan/Hendra Setiawan dan Fajar Alfian/Muhammad Rian Ardianto. Ahsan/Hendra, yang merupakan peraih medali emas Olimpiade Rio 2016, harus mengakui keunggulan ganda muda China, Liu Yu Chen/Ou Xuanyi, di babak perempat final.


Sementara Fajar/Rian, yang baru saja meraih gelar juara All England 2024, kandas di babak pertama setelah dikalahkan oleh ganda Jepang, Takuro Hoki/Yugo Kobayashi.

Faktor Lain yang Mempengaruhi Kegagalan

Selain performa buruk para unggulan, beberapa faktor lain juga ditengarai sebagai penyebab kegagalan Indonesia di Indonesia Open 2024. Salah satunya adalah faktor kelelahan, di mana beberapa pemain baru saja mengikuti turnamen Malaysia Open 2024 yang digelar sepekan sebelum Indonesia Open.

Faktor lain yang juga disorot adalah minimnya persiapan para pemain. Hal ini dikarenakan PBSI fokus pada persiapan atlet-atlet yang akan berlaga di Olimpiade Paris 2024, sehingga mereka tidak mengikuti turnamen-turnamen lain.

Evaluasi menyeluruh dan Langkah Menuju Masa Depan

Kegagalan di Indonesia Open 2024 ini tentunya menjadi tamparan keras bagi PBSI dan para atlet bulu tangkis Indonesia. PBSI pun telah menyatakan akan melakukan evaluasi menyeluruh terkait dengan program pembinaan dan pelatihan para atlet.

Beberapa langkah yang bisa dilakukan untuk meningkatkan prestasi bulu tangkis Indonesia di masa depan antara lain:

  • Melakukan evaluasi menyeluruh terhadap program pembinaan dan pelatihan atlet.
  • Meningkatkan intensitas latihan dan pertandingan para atlet.
  • Memberikan perhatian lebih kepada sektor-sektor yang masih tertinggal.
  • Memperbaiki pola pembinaan dan regenerasi atlet.

Dengan melakukan langkah-langkah tersebut, diharapkan bulu tangkis Indonesia dapat kembali berjaya di kancah internasional dan meraih prestasi di Olimpiade Paris 2024.

Kabid Binpres PBSI, Ricky Soebagdja, sangat kecewa dan mengatakan bahwa hasil di Indonesia Open 2024 jauh dari harapan semua pihak. "Hasil di Indonesia Open 2024 sangat mengecewakan dan jauh dari harapan PBSI serta kita semua," kata Ricky kepada media saat conferention pers.

"Kekecewaan ini begitu luar biasa. Hanya dua pemain pelatnas yang sampai di perempat final (Gregoria dan Fikri/Bagas). Sementara itu, di luar pelatnas, ada Sabar/Reza yang mencapai semifinal," tuturnya.

"Indonesia Open ajang besar dan bagian dari Olimpiade untuk mengumpulkan poin demi mendapatkan status unggulan," ucapnya. "Kami akan melakukan evaluasi secara menyeluruh. Besok saya akan kumpul dengan para pelatih untuk membahas hasil Indonesia Open dan tur Asia dari Thailand, Malaysia, Singapura, dan Indonesia," ucap Ricky.

Kegagalan di Indonesia Open 2024 menjadi pil pahit bagi Indonesia. Namun, kegagalan ini harus dijadikan sebagai cambuk untuk meningkatkan prestasi bulu tangkis Indonesia di masa depan. Dengan kerja keras, dedikasi, dan evaluasi menyeluruh, diharapkan bulu tangkis Indonesia dapat kembali berjaya dan mengharumkan nama bangsa di kancah internasional.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Raket Selengkapnya
Lihat Raket Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun