Dewasa ini perkembangan teknologi terasa sangatlah cepat. Informasi kini dapat dengan mudah di akses melalui internet. Kemudahan dalam mendapatkan informasi membuat minat pelajar untuk pergi ke perpustakaan menjadi berkurang. Namun, hal ini tidak menjadi masalah berarti di Korea Selatan.Â
Pelajar di Korea Selatan terkenal karena ketekunan dalam belajar, mereka menganggap ujian merupakan hal yang tidak dapat dianggap remeh. Menjelang ujian tiba, tepatnya sekitar dua minggu sebelum ujian, mereka akan pergi ke perpustakaan atau coffee shop untuk belajar. Setiap menjelang ujian perpustakaan selalu penuh oleh pelajar, sangat sulit untuk menemui tempat kosong di area perpustakaan. Belakangan ini juga banyak berdiri cafe 24 jam di sekitar area kampus.Â
Hal ini tidak mengherankan, karena budaya belajar sudah dimulai sejak mereka masih kecil. Pelajar di korea menghabiskan waktunya lebih banyak di sekolah dibanding di rumah. Selain itu banyak dari mereka yang mengikuti les tambahan atau kursus di luar sekolah. Hagwon (bimbingan belajar) menjadi budaya baru dan keharusan di korea agar anak-anak dapat melanjutkan pendidikan ke sekolah unggulan.
Di korea berdiri juga beberapa perpustakaan khusus anak-anak dan remaja. Salah satunya adalah perpustakaan nasional anak dan remaja yang berada di daerah gangnam. Jika berjalan kaki, perpustakaan ini hanya berjarak 8 menit saja dari Stasiun kereta bawah tanah Gangnam. Perpustakaan ini dibuka sejak juni 2006 dan menggunakan teknologi IT sebagai konsep perpustakaan. Perpustakaan ini dilengkapi dengan fasilitas yang sangat lengkap.Â
Menggunakan teknologi modern, banyak sekali permainan yang bisa anak-anak mainkan. Bukan hanya itu, anak-anak juga bisa belajar coding dan robot disini. Menggunakan teknologi AI robot-robot di design untuk  dapat mengikuti banyak perintah, seperti bergerak otomatis atau menjawab pertanyaan dari lawan bicara. Di perpustakaan juga disediakan beberapa kelas, seperti kelas membuat totebag.
Pada hari Senin, 26 Juni 2024 lalu perpustakaan Nasional anak dan remaja membuat acara bersama naeil sinmun salah satu lembaga surat kabar di Korea Selatan untuk memperkenalkan perpustakaan anak dan remaja kepada 30an mahasiswa asing yang tengah belajar di Korea Selatan.Â
Tampil sebagai narasumber Park Jeu Eok sebagai direktur perpustakaan memperkenalkan fasilitas dari perpustakaan anak dan remaja. Beliau mengatakan bahwa agar anak-anak dan remaja memiliki ketertarikan untuk membaca perpustakaan harus menyediakan sarana agar anak-anak dapat menikmati pengalaman yang menyenangkan dan membuat program yang menstimulasi rasa ingin tahu anak-anak yang berkunjung di perpustakaan.
Park Jeu Eok juga bercerita tentang masalah rendahnya angka kelahiran di Korea Selatan. Hal ini tentunya akan sangat mempengaruhi eksistensi perpustakaan anak-anak dan remaja di masa depan. Seperti yang kita ketahui bersama, tingginya biaya hidup dan biaya merawat anak menjadi penyebab banyaknya pemuda di Korea Selatan menunda pernikahan.