Perjalanan tinggal sedikit lagi. Tinggal Pos Sangga Buana 2, Pos Pangasinan dan terakhir puncak. Begitu kata Awan. Dari 10 orang yang mendaki, hanya Awan dan Arya yang pernah mendaki sampai Puncak Gunung Ciremai.
Baru beberapa menit berjalan. Salah satu anteknya Rio merasa tidak enak badan. Dia ingin turun dan menunggu di camp. Karena kondisinya tidak bisa dipaksakan, dia pun turun ditemani anteknya Rio yang lainnya. Sehingga menyisakan 5 orang yang lanjut mendaki.
Sebelum mendaki ke puncak. Mereka berlima memutuskan untuk menyaksikan sunrise di Pangasinan sembari menunggu Arya, Iqal dan Henry. Di ufuk timur, warna kuning kemerahan mulai menerangi gelapnya langit. Sang mentari perlahan mulai menampakkan wujudnya. Nusa tampak begitu menikmati proses terbitnya matahari. Yang membuatnya istimewa adalah karena dia menyaksikannya diketinggian 2800 mdpl.
Sementara Rio dan antek-anteknya sudah mulai berfoto. Nusa pun tak ingin kehilangan momen. "Wan, fotoin atuh." sembari menyodorkan ponsel samsung corby-nya yang dimasanya menjadi ponsel touchscreen yang cukup terjangkau untuk kalangan menengah ke bawah.
"He-euh, sok sini hpnya."
"Kamu mau difoto nggak?"
"Nggak ah, udah banyak stoknya. Bosen."
"Anjir. Ai si eta meni gaya."