Mohon tunggu...
Mujib Fatkur
Mujib Fatkur Mohon Tunggu... Guru - Guru

Manusia yang tidak memiliki daya tarik

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Refleksi Mengenai Konsep Status Sosial Ekonomi dengan Pendidikan

7 Oktober 2024   10:09 Diperbarui: 7 Oktober 2024   10:13 381
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

1. Mulai Dari Diri

Sebelum memulai proses pembelajaran ini, saya berpikir bahwa topik tentang status sosio-ekonomi (SES) dalam proses pengajaran hanya sebatas faktor luar yang sulit dikendalikan. Saya menganggap bahwa prestasi belajar sepenuhnya tergantung pada usaha siswa, tanpa terlalu memperhitungkan dampak lingkungan sosial ekonomi mereka.

2. Eksplorasi Konsep

Setelah mempelajari konsep ini lebih mendalam, saya mulai menyadari betapa kompleksnya hubungan antara SES dan perkembangan belajar siswa. Saya memahami bahwa akses terhadap teknologi, dukungan keluarga, dan bahkan kondisi kesehatan mental dapat sangat dipengaruhi oleh latar belakang ekonomi siswa. Kesadaran ini membantu saya melihat bahwa sebagai guru, saya tidak hanya mengajarkan materi, tetapi juga perlu memahami konteks kehidupan siswa.

3. Ruang Kolaborasi

Dalam ruang kolaborasi bersama rekan-rekan, saya belajar lebih banyak tentang bagaimana setiap orang dari latar belakang yang berbeda berperan dalam mendukung pembelajaran yang inklusif. Diskusi kelompok memperkuat gagasan bahwa pendekatan pengajaran yang adil harus memperhitungkan perbedaan SES, dan memberikan solusi konkrit seperti akses ke sumber daya yang setara.

4. Demonstrasi Kontekstual

Proses demonstrasi kontekstual yang saya jalani bersama kelompok membuka wawasan saya tentang pentingnya intervensi positif, seperti mentoring atau dukungan teknologi untuk siswa yang membutuhkan. Saya juga belajar bahwa kolaborasi dengan orang tua dan komunitas sangat penting untuk membantu siswa dari keluarga dengan SES rendah merasa didukung.

5. Elaborasi Pemahaman

Sejauh ini, saya telah memahami bahwa perbedaan sosio-ekonomi memengaruhi lebih dari sekadar capaian akademik; hal ini juga membentuk motivasi, perilaku, dan aspirasi siswa. Sebelum memulai pembelajaran ini, saya mungkin tidak sadar akan seberapa besar pengaruh SES terhadap kesejahteraan emosional dan keberhasilan akademik siswa. Hal baru yang saya pahami adalah pentingnya menerapkan pendekatan pengajaran yang lebih berfokus pada inklusi dan dukungan yang berbeda bagi setiap siswa. Saya ingin mempelajari lebih lanjut tentang teknik pengajaran yang dapat menjembatani kesenjangan SES di kelas.

6. Koneksi Antar Materi

Saya juga menyadari adanya koneksi yang kuat antara materi ini dengan mata kuliah lain yang membahas psikologi perkembangan dan pedagogi inklusif. Misalnya, konsep Cultural-Historical Activity Theory (CHAT) sangat relevan dalam memahami bagaimana faktor sosial dan budaya berinteraksi dalam pembelajaran siswa.

7. Aksi Nyata

Pembelajaran ini membuat saya lebih siap dalam menghadapi tantangan di kelas yang beragam. Saya merasa lebih mampu untuk merancang strategi pengajaran yang inklusif dan memperhatikan kebutuhan siswa dari berbagai latar belakang. Saat ini, saya menilai kesiapan saya berada di skala 7 dari 10, karena saya merasa masih perlu memperdalam teknik diferensiasi pengajaran dan cara mengelola kelas yang heterogen. Untuk menerapkan ini dengan optimal, saya perlu mempersiapkan lebih banyak materi dan sumber daya yang dapat diakses oleh semua siswa, serta terus mengembangkan kemampuan berkomunikasi dengan orang tua dan komunitas.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun