ILMU UKUR LAHAN
Pengukuran lahan Bangunan Gedung Serba Guna ULM Banjarmasin
DASAR TEORI
Istilah kata ukur tanah atau pengukuran tanah ini merupakan terjemahan dari bahasa Inggris, yaitu surveying. Â Secara konvensional, pengertian dasar dari pengukuran tanah didefinisikan sebagai ilmu dan seni menentukan letak atau posisi relatif dari titik ataupun obyek di permukaan bumi. Sesuai dengan perkembangannya, pengertian secara umum tentang pengukuran tanah, yaitu merupakan suatu ilmu yang mempelajari metoda pengumpulan data dan pemrosesan data pengukuran tentang obyek yang ada di permukaan bumi dan sekitarnya, sehingga jelas letaknya/posisinya.
Secara lengkap definisi Ilmu Ukur Tanah adalah suatu ilmu yang mempelajari metoda atau cara melakukan pengukuran obyek/unsur di permukaan bumi, baik dalam arah horisontal maupun vertikal dalam rangka menentukan kepastian letak/posisi relatif dari obyek tersebut dan menyajikan informasi tersebut pada suatu bidang proyeksi/bidang datar dengan menggunakan skala dan aturan tertentu. Mengenai istilah obyek di permukaan bumi dapat diartikan semua obyek yang ada pada permukaan bumi, di atas permukaan bumi maupun di bawah permukaan bumi, termasuk di dasar laut yang dipilih sesuai dengan keperluannya. Pengukuran untuk menentukan koordinat atau posisi horisontal titik di lapangan dinamakan pengukuran horisontal, sedangkan pengukuran untuk menentukan ketinggian atau posisi vertikal titik di lapangan dinamakan pengukuran tinggi.
ALAT DAN BAHAN
- Meteran
- Aplikasi Gps fields area measure
- Laptop
- Handphone (Versi Vivo S1)
- Alat tulis
- Buku Milimeter Block
- Penggaris
CARA KERJA
1. Persiapkan alat - alat pengukuran yang diperlukan
2. Pengukuran dilapangan menggunakan alat rol meteran, lalu bentangkan meteran ke tanah (disarankan tanahnya rata) tarik dari ujung ke ujung serta depan dan samping gedung tersebut, kemudian catat hasilnya dengan Satuan meter.
3. Kemudian jika sudah maka hitung luas dan keliling area, selanjutnya melakukan pengukuran menggunakan aplikasi Gps guna membandingkan hasil akurasi
4. Melakukan pengukuran di aplikasi Gps pada Handphone "GPS Fields Area Measure"lalu cari lokasi gedung di aplikasi tersebut
5. Klik (+) > Area lalu buat polygon menyesuaikan bentuk gedungnya, Klik save maka akan muncul luas area serta keliling/ parimeter
6. Klik (+) > Distance lalu buat garis di sisi gedung muka dan samping, Klik save maka akan muncul jarak / distance gedung tersebut
7. Jika sudah dilakukan pengukuran Gps maka langkah selanjutnya bandingkan hasil pengukuran sebelumnya.
HASIL PENGUKURANÂ
Lokasi: Gedung Serba Guna Ulm, Jl. Unlam No. 12, Pangeran, Kec. Banjarmasin Utara, Kota Banjarmasin, Kalimantan Selatan. Pengukuran dilakukan di area depan dan samping gedung, dengan mengambil bentuk bangunan yaitu persegi panjang.
1. Pengukuran Langsung Ke Lapangan
Pada saat proses pengukuran di lapangan di dapat bahwa :
- Titik 1 ke titik 2 yaitu bagian area depan / panjang gedung adalah 44, 60 m
- Titik 2 ke titik 3 yaitu bagian samping / lebar gedung adalah 31, 5 m
Maka jika dihitung menggunakan luas dan keliling area persegi panjang sebagai berikut:
L Â Â = p l
    = 44, 60 31, 5
    = 1.404,9 m2
K Â Â = 2p + 2l
    = 152,2 m2
2. Pengukuran Menggunakan Aplikasi Gps
Pada saat pengukuran menggunakan aplikasi GPS yaitu area persegi panjang didapat  bahwa:
- Titik 1 ke titik 2 / panjang gedung yaitu 47,83 m
- Titik 2 ke titik 3 / lebar gedung yaitu 33,54 m
- Untuk hasil total luas area bangunan menggunakan aplikasi Gps adalah 0,183 ha Atau 1.830 m2.
Dengan perhitungan luas dan keliling area persegi panjang sebagai berikut :
L Â Â = p l
    = 47, 83 33, 54
    = 1.604,2 m2
K Â Â = 2p + 2l
    = 163,18 m2
Â
Dapat disimpulkan pada saat melakukan pengukuran menggunakan meteran didapat bahwa panjang gedung yaitu 44,60 m dengan lebar yaitu 31,5 m dan keliling nya yaitu 152,2 m2. Sedangkan pada saat pengukuran menggunakan aplikasi GPS didapat bahwa panjang gedung yaitu 47,83 m dengan lebar yaitu 33,54 m dan keliling nya 163,18 m2. Â Sehingga terdapat distorsi panjang = 3, 23 m, sedangkan distorsi lebar = 2 m. Adapun distorsi pada luas area persegi panjang adalah 199,3 m2.
Hal yang menjadikan hasilnya berbeda adalah atap, sehingga jika dilihat dari Gps maka akan mengikuti atap sedangkan pengukuran langsung mengikuti bangunannya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H