Mohon tunggu...
Mujai Yanah
Mujai Yanah Mohon Tunggu... -

simple person

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Story of POI (1)

7 Agustus 2011   14:46 Diperbarui: 26 Juni 2015   03:01 49
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Aku berdiri, kemudian mengintip keluar jendela.
Hmm...benar, pendengaranku masih baik ternyata, atau hatiku yang terlalu peka ??

Di luar sana, ada dia, lelaki itu.

"Jay..." tegur suara itu.

"Eh..." aku langsung terkejut saat dia menyapaku. Untungnya saat itu posisiku sudah duduk, jadi dia tidak tau kalo tadi aku mengintipnya.

"Woy...woy...ngelamuunn aje..." tegurnya setengah berteriak.

"Ups.. sory..." aku salah tingkah karena ketahuan lagi tidak fokus.

"Ngapain kesini??" tanyaku lagi.

"Mau nanyain barang lah, masa mau ketemu lo" jawabnya ketus.

Cowo ini, tentu tidak salah aku menamainya POI singkatan dari Prince Of Ice. Karena sikapnya yang dingin seperti es, en juga dia bisa membuat hatiku beku, tapi dia pula yang dapat mencairkannya.
Tapi... tau ga ?? Aku justru tertarik karena semua perbedaan itu, ya bedanya dia dari cowo lain. Sikap cool nya, cuek nya, ketus nya, smua hal ini yang membuatku tak bisa berhenti memikirkannya. Walaupun nyatanya dia tak menampakkan sedikitpun rasa suka terhadapku.

Aku lalu menerima barang dari POI itu, berbicara sedikit, yah lebih tepatnya bicara seperlunya.
Setelah itu kutinggalkan dia di luar sana sedang aku bersiap-siap pulang, esok libur so aku akan pulang ke rumah, horrayy...

"Whats?? Jam segini udah mau pulang ?? Pemalas amat" sapa sebuah suara dari luar sana.

"Eh.. ini udah jam pulang tauu.." jawabku nyaring supaya dia dapat mendengarnya.

"Gue aja biasanya pulang jam 6" POI ngomong sambil berlalu.

Ih, apa sih maunya cowo itu?? Ngapain bicara kaya gitu, gumamku kesal.

Beberapa saat kemudian aku sudah siap dengan tas ranselku. My humz... I'm coming...
Kulihat di depan sana, POI masih ada.
Aku melewatinya, mencuekinya dan mengacuhkannya.

"Sory ya, gue ga ada pulsa" ucap POI lembut. "Jadi ga bisa balas sms lo" sambungnya lagi masih dengan kelembutan yang sama.

Aku tercengang dan memandang asal suara itu. Apa benar dia yang barusan ngomong tadi.
What's hell about this ?? Dia mengucap maaf padaku.

"Ntar kalo gue udah ngisi pulsa, kita smsan yaa..." POI berkata sambil menuju motornya.
Meninggalkanku yang terbengong-bengong disini.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun