Mohon tunggu...
Mujahid Zulfadli AR
Mujahid Zulfadli AR Mohon Tunggu... Guru - terus berupaya men-"jadi" Indonesia |

an enthusiast blogger, volunteer, and mathematics teacher | https://mujahidzulfadli.wordpress.com/

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Kikigaki, Model Literasi Aktif untuk Menjaga Alam dan Tradisi

17 Oktober 2019   20:39 Diperbarui: 17 Oktober 2019   20:45 153
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dengan kata lain, belajar memahami kata-kata orang lain dari hasil rekaman lalu menyulapnya jadi tulisan padu merupakan langkah awal kesuksesan proses menulis dan menyusun gagasan pribadi.

Sejumlah praktik dan studi tentang aktivitas transkripsi pada siswa sejak awal sudah mengindikasikan dampak positif.  Deem dan Engel (1988) dalam Jurnal Basic Writing menyebutkan salah satu model kegiatan transkripsi yang dapat digunakan untuk meningkatkan level literasi siswa adalah The Newsletter.

Rancangan kegiatannya memiliki banyak kesamaan dengan Kikigaki. Melalui tema pertanyaan yang disusun bersama, siswa diberi tugas melakukan wawancara terekam pada fasilitator/guru. 

Setelah selesai, keseluruhan rekaman ditransfer ke bentuk verbatim. Hasilnya dikonfirmasi ke pihak narasumber untuk memastikan semua informasi dan penulisan. Kemudian merampungkan semua tulisan untuk dikompilasi menjadi produk akhir berupa terbitan berkala.

Alasan keberhasilan Kikigaki sebenarnya bisa ditinjau dari meningkatnya motivasi siswa. Mereka mampu fokus mendengar dan membaca berulang-ulang. Sebabnya sederhana, Kikigaki memaksa siswa memiliki tujuan menulis yaitu menghasilkan tulisan yang  memunculkan gagasan yang disampaikan narasumber. Dorongan itu semakin menguat karena siswa harus memproduksi tulisan terbaik dari transkripsi tersebut.

Peserta Seminar Kikigaki 2018 (disdik.palangkaraya.go.id)
Peserta Seminar Kikigaki 2018 (disdik.palangkaraya.go.id)

Menjaga Tradisi dengan Tulisan Kikigaki.

"Kesetiaan beliau (meijin) terhadap profesinya sebagai pengrajin sapu awis juga membuat saya terkesan, karena selain untuk mendapatkan penghasilan, juga demi mempertahankan keberadaan sapi awis yang sudah jarang ditemui saat ini" Futri Restriana Zahra, SMA Kornita-IPB, Bogor (Peserta Kikigaki 2015)

Indonesia merupakan negara dengan riwayat panjang tradisi yang masih bertahan hingga kini. Pada masing-masing tempat, tradisi dan kearifan lokal menyimpan rahasia tersendiri bagaimana hidup berdampingan dengan alam. Negara ini sedang mengalami masalah yang mirip dengan Jepang. Upaya yang bertujuan melestarikan alam dan tradisi penting menjadi proritas pemerintah.

Beberapa peneliti menunjukkan bahwa sejumlah tempat di Indonesia memiliki tradisi lokal yang memainkan peran begitu penting dalam melestarikan lingkungan dengan efektif. Menggali dan mengangkat kearifan di tiap tempat berarti menemukan seribu satu cerita menarik untuk didengarkan dan dibaca oleh generasi pelanjut. Sehingga semakin banyak orang sadar lingkungan, terutama anak-anak muda.

Tradisi yang terserak di pelosok nusantara tersebut begitu bernilai dalam memperkaya khazanah lokal kebudayaaan bangsa. Jika terpublikasi dengan baik, kekayaan budaya serta nilai akan jadi referensi dan legacy tak ternilai bagi generasi yang lahir berikutnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun