Mohon tunggu...
Mujahid Zulfadli AR
Mujahid Zulfadli AR Mohon Tunggu... Guru - terus berupaya men-"jadi" Indonesia |

an enthusiast blogger, volunteer, and mathematics teacher | https://mujahidzulfadli.wordpress.com/

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Melirik Potensi Penggunaan dan Manfaat Uang Elektronik di Indonesia

22 November 2016   13:20 Diperbarui: 22 November 2016   13:36 459
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gambar: www.business-standard.com

Disinilah hubungan tersebut tercipta. Antara, GNNT dan E-commerce, akan menghasilkan apa? Velocity of money. Kecepatan uang non-tunai yang beredar jauh melebihi transaksi tunai. Teknologi bermain secara cerdas dan penting pada tahap ini. 

Sebaliknya, jika tidak ada perangkat teknologi yang memungkinkan, dan kesadaran yang timbul perlahan, maka gerakan ini juga tidak akan jalan sebagaimana yang dicita-citakan.   

Mengapa mesti Non-Tunai?

Oke, faktanya adalah 30 – 40% penjualan online di Indonesia masih menggunakan sistem CoD (Cash on Delivery).

Agak sulit untuk merubah ini secara drastis, sebab banyak hal sudah menjadi kebiasaan dan sudah menjadi kenyamanan tersendiri bagi para para konsumen untuk memastikan suatu barang entah kuantitas atau kualitasnya secara langsung. Rasa aman adalah yang utama dan pertama dalam melakukan pembelanjaan secara online.

Padahal lebih mudah ketika itu dilakukan tanpa tunai, termasuk juga pembukuan yang begitu ringkas dan sederhana bagi para pelaku bisnin e-commerce.

Sekali lagi, peran Bank Indonesia sebagai Bank Sentral dalam menjaga sekuritas dalam GNNT menjadi sangat krusial. Bank Indonesia bertugas dalam menyiapkan kerangka sistem keamanan, dimana semua pihak harus mengikuti ketetapan bank sentral.

Bank Indonesia dan pihak perbankan lainnya sedang menyiapkan dan melengkapi seluruh sistem pembayaran untuk sarana e-commerce. Outputnya barangkali, akan tumbuh semangat memainkan dan menjalankan GNNT dalam masyarakat.

Jika ini tumbuh subur di Indonesia, ini akan berujung pada terciptanya sebuah market environment yang memungkinkan semua pihak berinovasi dan terjaminnya seluruh kehidupan transaksi di Indonesia.

Nah, berdasarkan paparan di atas dan analisis mengenai kebijakan e-money, maka dampak penggunaan alat tukar elektronik yang diharapan dapat terwujud dalam pola-pola kebijakan keuangan, termasuk di Indonesia ialah:

  • Menurunnya tingkat penguasaan bank sentral terhadap pemenuhan, persediaan, hingga peredaran uang tunai.
  • Meningkatkan kecepatan perputaran uang (velocity of money)
  • Menurunkan kebutuhan dan anggaran pencetakan uang, dan sebaliknya meningkatkan jumlah pendapatan bank sentral.
  • Dengan karakteristik yang mudah digunakan, hal ini meningkatkan jumlah partisipasi penggunaan uang elektronik antar negara.
  • Menurunkan dampak pengali (multiplier) yang terdapat dalam harga saham dan mata uang.  

Sejatinya, pertumbuhan perdagangan elektronik adalah bergantung pada efektif atau tidaknya sistem pembayaran elektronik yang diciptakan. Sebab, sementara pembayaran dalam jumlah besar dapat dengan mudah menggunakan kartu kredit/debit, e-commerce skala kecil kadang terhambat pada keterbatasan sistem pembayaran mikro.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun