Mohon tunggu...
Mujahid Zulfadli AR
Mujahid Zulfadli AR Mohon Tunggu... Guru - terus berupaya men-"jadi" Indonesia |

an enthusiast blogger, volunteer, and mathematics teacher | https://mujahidzulfadli.wordpress.com/

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Hanya Akan Ada, "Satu Indonesia"

1 Oktober 2016   20:09 Diperbarui: 1 Oktober 2016   20:19 134
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Iyang, Yani, dan Elsina (dok. pribadi)

“Pa’guru, tadi kitorang senang-senang, bermain, dan menggambar peta yang bagus.” kata Tangkia.

“Pa’guru, tadi kitorang gambar peta, kitorang sama-sama musyawarah, baru (kemudian) gambar.” sambung Nahum.

“Tadi kitong gambar peta, bagus, saya pu hati sangat senang.” tutur Elsina dengan senyumnya yang mengembang sempurna.

“Pa’guru, awalnya sa pikir susah, ternyata membuat peta itu gampang. Kitong biking-biking, sebentar saja, eh su jadi.” kata Sipora dengan tangkas.

Kitong gambar tadi bagus, macam (seperti) pelangi-pelangi.” kata Nova mengakhiri.

“Betul nak, pelangi itu indah kalau bermacam warna. Coba kalau satu warna saja. Dia tidak akan kelihatan indah di langit sana. Sama dengan peta Indonesia yang kamorang baru selesai gambar, bagus kalau warnanya beda-beda. Di Fakfak, bukan cuma Kristen saja toh?”

“Iya pa’guru, ada Hindu, Buddha, Islam, Katolik, dan Konghucu” balas anak-anak hampir serempak.

Seperti Indonesia yang beragam dari Sabang sampai Merauke, begitu pula warna-warni pelangi pada peta yang anak-anak bikin. Betapun beragam warnanya, pada akhirnya, hanya akan tetap jadi satu dan satu saja peta: namanya peta Indonesia. Ramai-ramai, kami membentangkan peta Indonesia itu. Dan, tak lupa kami mengabadikan momen yang berharga ini.

Eh, apa saya udah bilang, “kalau udah jadi peta buatan anak-anak ini hasilnya keren banget?”

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun