Eropa Barat boleh kita jadikan pelajaran bagaimana jaminan kesehatan sosial berakar sangat dalam di tengah-tengah masyarakat barat. Pada umumnya, Eropa memang memiliki sejarah panjang dengan jaminan kesehatan sosial ini. Diawali oleh kalangan serikat pekerja abad pertengahan di akhir abad tersebut melalui strukturisasi negara-negara Eropa moderen akibat Perang Dunia kedua.
Sistem pelayanan kesehatan Jerman merupakan yang paling tua di Eropa, merujuk pada sejarahnya yang bermula sejak akhir 1800-an, tepatnya di tahun 1883. Jerman merupakan negara Eropa pertama yang sukses menggolkan struktur kerelawanan tersebut ke dalam aturan negara.
Pada hari ini, 15% penduduk Jerman menjadi pembayar premi dari asuransi kesehatan pribadi yang disediakan oleh Negara. Dan biasanya, mereka berasuransi sejak kecil, ketika hitungan pembayaran premi masih kecil.
Sejauh yang dipahami oleh sejarawan dan sosiologis Eropa, butuh lapis generasi untuk membangun filosofi Jaminan Kesehatan Sosial sebagai ‘way of life’ dan sangat butuh aktor-aktor politik bersih untuk membangun solidaritas sosial di Eropa yang sudah lama terbangun.
***
Januari 2013, Taiwan menerapkan sebuah sistem pembiyaaan baru bagi skema asuransi kesehatan nasional (National Health Insurance/NHI) di negaranya. Sistem ini menarik premi sebesar dua persen dari enam penghasilan tambahan yang bukan merupakan pemasukan gaji. Diantaranya ada bunga bank, dividen, pemasukan dari persewaan, insentif profesional, pemasukan pekerjaan tambahan, dan rupa-rupa bonus.
Reformasi pembiayaan ini secara signifikan meningkatkan, tidak hanya status finansial NHI menjadi surplus, tetapi juga menjamin keadilan dalam kontribusi finansial dengan membuat orang-orang ‘berpunya’ membayar sebuah bagian besar dari beban premi yang dikenakan pada orang-orang ‘tak berpunya’.
Oiya satu lagi, Taiwan menjadi menonjol karena sistem perlindungan kesehatan nasional yang diterapkan –kombinasi sistem asuransi sosial pemerintah dan sistem pelayanan swasta- mampu mengatarkan pada capaian 23,4 juta masyarakat dengan paket manfaat kesehatan yang lengkap dan menyeluruh, tanpa daftar tunggu. Begitu juga dengan biaya administrasi yang minimum hanya 1.06% dari total budget yang dikelola NHI akibatnya memicu kepercayaan publik lebih dari 80 persen.
Taiwan dengan NHI nya dinyatakan mampu meraih tingkat keadilan dan solidaritas sosial yang tinggi, pengontrolan keuangan yang sangat baik, dan efisiensi administratif yang tinggi. Tentu kita ingin melihat JKN-KIS bisa berdaya seperti di Taiwan dan Jerman, bukan?Â
Beberapa catatan baik: Langkah Awal Menyehatkan Kehidupan Berbangsa.
Semua rakyat Indonesia yang belum terdaftar dalam BPJS Kesehatan, secara otomatis akan langsung terdaftar dalam JKN yang direkomendasikan terdaftar sebagai PBI (Penerima Bantuan Iuran). Dimana biayanya akan ditanggung dari ABPD setempat atau APBN langsung. Hingga saat ini, jumlah peserta JKN-KIS per 1 September 2015 adalah 168,5 juta jiwa. BPJS menargetkan di akhir tahun 2016, 188 juta peserta memiliki akses terhadap layanan kesehatan.