Mutmainah! Mutmainah!
hubungan jarak jauh bukanlah menjadi hambatan bagiku
satu tahun menahan dahaga asmara, setiap kali memucak rasa rindu kepadamu.
sungai darah ditubuhku bergejolak, hatiku berdenyut hanya terbayang dirimu.
aku terengah-engah dan bernapas lewat mulut terus menyembut namamu.Â
mutmainah, alangkah berat rasanya bila jantungku berdetak jauh dari jantungmu..
dimalam hari,
berjalan menelusuri kota yogyakarta, sambil menghadap kiblat dan bersujud.Â
aku merasa mengambang diudara yang gelap gulita seakan aku mabuk dan mati rasa.
jasadku tak berdaya duniaku lenyap segala macam peristiwa ku alami namun, tanpa aku duga didalam senyap muncul wajahmu.
ada kehangatan terasa dijidatku bayangan wajahmu yang terus menghampiriku.
aku selalu tersenyum bahagia ketika memandang wajahmu disepertiga malam.
malam itu, sekita aku angkat kedua tanganku dan meminta kepada sang pencipta..
ya Allah, jika memang ialah jodohku.
kemanapun ia melangkah tetap kembalikan ia kepelukanku.
jadikan dia tempat terbaik yang menjadi pelabuhan pertama dan terakhir bagiku.
untukmu yang selalu ku sebut dalam doa, izinkan aku menjadi bagian dari hidupmu..
mutmainah, kamu seperti bidadari yang turun dari kayangan sangat cantik dan terlihat mempesona dihadapanku, aku selalu merindukanmu.Â
wahai buah hatiku, tetaplah selalu berada disampingku melangkah bersamaku membangun cinta yang abadi selamanya..
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H