Topik yang bakal dibahas dalam tulisan kali ini adalah Devaluasi, yakni dimana pemerintah sengaja menurumkan nilai tukar mata uangnya terhadap dollar, baik dengan membatasi kenaikan, manjaga kestabilan, maupun dengan memberbanyak jumlah uang yang berdear sehingga terjadi inflasi. Lalu mengapa pemerintah sengaja menurunkan nilai mata uangnya?
Dalam dunia ekonomi Internasional, sebuah negara memerlukan negara lain untuk melakukan perdagangan satu sama lain. Kegiatan berdagang tersebut salah satu yang paling sering dilakukan adalah ekspor dan impor. Kecenderungan barang yang dibeli di pasar internasional adalah barang yang menang secara kualitas dan harga. Salah satu yang menyebabkan harga barang menjadi murah adalah rendahnya nilai mata uang sehingga akan dianggap murah dan menarik bagi negara lain. Sekilas memang terlihat buruk, karena harga barang akan menurun. Namun apabila kondisi dan situasinya tepat, negara lain dapat tertarik untuk membeli barang dalam jumlah cukup banyak karena harga yang murah sehingga keuntungannya dapat menutupi kerugian yang disebabkan rendahnya nilai barang tadi.
Sebagai contoh, Indonesia memiliki produk coklat bubuk mentah senilai 12 juta Rupiah per tonnya. Jika kurs indonesia naik dengan ukuran 10.000 Rupiah = 1 Dollar, maka jika AS ingin membayar 100 Dollar, ia hanya akan mendapatkan 8,3 ton bubuk coklat mentah. Disatu sisi, indonesia akan mengalami untung karena haraga jual coklat yang tinggi. Namun AS akan enggan membeli lagi karena harga yang mahal.
Lain halnya apabilah kurs dollar menjadi rendah dimana 1 Dollar=12.000 Rupiah, maka dengan membayar 100 dollar, AS bisa mendapatkan 10 Ton bubuk coklat mentah. Hal ini sekilas kurang menguntungkan bagi Indonesia, namun AS akan tertarik untuk membeli lagi dan dapat menarik negara negara lain untuk membeli dari Indonesia sehingga keuntungan yang didapat dapat menutupi kekurangan akibat turunnya harga.
Itulah sebabnya pemerintah perlu untuk menurunkan nilai mata uangnya, yaitu guna menarik importir dari negara lain dan mendorong ekspor laju negaranya.
Sebagai contoh, sebagaimana yang kita ketahui, produk-produk China banyak mendominasi di luar negeri dibanding produk produk lain, salah satu sebabnya adalah karena China memiliki kebijakan pembatasan kenaikan nilai mata uangnya bahkan cenderung menurunkan. Dalam kasus ini, barangkali ada kekurangan berupa nilai kemampuan impro yang menurun akibat rendahnya nilai mata uang China yaitu Yen. Namun kekurangan tersebut justru dimanfaatkan oleh China untuk membatasi impor produk luar negeri dan meningkatkan penggunaan produk-produk dalam negeri, sehingga industri dalam negeri bisa berkembang lebih pesat.
Dan itulah kenapa, negara perlu untuk menunrunkan nilai mata uangnya, selama masih dalam batas yang dapat dikendalikan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H