Mohon tunggu...
Mujab
Mujab Mohon Tunggu... Buruh - Wahana menuangkan karya dan gagasan

Saya aktif di Serikat Paguyuban Petani Qaryah Thayyibah. Selain itu aktif di Komunitas Belajar Qaryah Thayyibah sejak tahun 2003 hingga sekarang.

Selanjutnya

Tutup

Halo Lokal

NU dan Pengembangan Pertanian Kabupaten Semarang

17 November 2024   01:46 Diperbarui: 17 November 2024   09:24 113
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Seorang petani di Kab Semarang tengah merawat tanamannya. doc.pribadi

KH Hasyim Asy'ari, pendiri Nahdlatul Ulama (NU), pernah menyampaikan bahwa petani adalah penolong negeri. Pandangan beliau ini tercermin dalam nasihat-nasihatnya yang menempatkan sektor pertanian sebagai salah satu pilar ketahanan bangsa. 

KH Hasyim Asy'ari percaya bahwa petani tidak hanya berperan sebagai penghasil bahan pangan, tetapi juga sebagai penjaga stabilitas sosial dan ekonomi suatu negara.

 Dalam tulisan yang mengulas pemikiran beliau, disebutkan bahwa "petani adalah kelompok yang menyediakan pangan untuk seluruh rakyat, tanpa mereka negara ini akan goyah" (nu.or.id). Pemikiran ini tidak hanya relevan pada masanya tetapi semakin kontekstual di tengah tantangan ketahanan pangan yang dihadapi dunia saat ini.

Sejalan dengan pandangan tersebut, NU sebagai organisasi kemasyarakatan Islam terbesar di Indonesia terus memberikan perhatian besar terhadap pengembangan sektor pertanian, peternakan, dan perkebunan. 

Dalam berbagai forum, NU menekankan pentingnya membangun kemandirian ekonomi melalui pemberdayaan umat, terutama di sektor agraris. 

Mayoritas petani di Kabupaten Semarang adalah kaum nahdliyin yang tumbuh dalam nilai-nilai keislaman yang juga menghargai kerja keras di bidang pertanian. NU melihat sektor ini bukan hanya sebagai lahan ekonomi tetapi juga ladang ibadah yang memberikan manfaat luas bagi umat.

Pandangan KH Hasyim Asy'ari dan perhatian NU terhadap sektor pertanian selaras dengan potensi besar yang dimiliki Kabupaten Semarang. Wilayah ini tidak hanya memiliki tanah yang subur tetapi juga keberagaman komoditas yang prospektif untuk dikembangkan. 

Bagi kaum nahdliyin di Kabupaten Semarang, mengembangkan sektor pertanian berarti mengaktualisasikan semangat kemandirian yang diajarkan oleh para ulama terdahulu. Petani bukan sekadar profesi, melainkan garda terdepan dalam menjaga keberlangsungan bangsa dan menyejahterakan masyarakat.

NU juga mengajarkan pentingnya kolaborasi dalam pengelolaan sumber daya, baik melalui koperasi, kemitraan, maupun penguatan jejaring antarkomunitas petani. Prinsip gotong-royong ini sejalan dengan kebutuhan pengembangan pertanian Kabupaten Semarang. 

Selain itu, inisiatif NU untuk mendorong penggunaan teknologi modern dan pendekatan ramah lingkungan dalam bercocok tanam memberikan inspirasi bagi pemerintah daerah dan para stakeholder untuk membangun sektor agraris yang lebih maju dan berkelanjutan.

Membangun Masa Depan Pertanian: Sebuah Peluang Menuju Kesejahteraan 

Kabupaten Semarang adalah wilayah yang kaya akan potensi alam dengan tanah subur, iklim yang mendukung, dan sumber daya manusia yang melimpah. Meski demikian, sektor pertanian, perkebunan, dan peternakan di daerah ini belum sepenuhnya mampu menjawab tantangan zaman. 

Pendapatan petani masih relatif rendah, sementara kesejahteraan masyarakat yang hidup dari sektor ini belum menunjukkan perbaikan signifikan. 

Namun, peluang untuk melakukan transformasi besar sangatlah nyata. Dengan dukungan data dan analisis mendalam, saatnya stakeholder terkait menyadari bahwa pengembangan potensi pertanian Kabupaten Semarang adalah langkah strategis untuk membangun masa depan yang lebih baik. 

Data dari Badan Pusat Statistik (BPS) Kabupaten Semarang menunjukkan bahwa sejumlah komoditas memiliki prospek luar biasa. Produksi beras mencapai lebih dari 142 ribu ton pada tahun 2023 dengan tingkat produktivitas yang cukup tinggi, yakni sekitar 5,33 ton per hektar. 

Namun, di tengah angka ini, terlihat adanya peluang untuk meningkatkan efisiensi melalui penggunaan varietas unggul dan teknologi modern. 

Beras, sebagai kebutuhan pokok, memiliki pasar yang stabil, baik domestik maupun global. Dengan manajemen yang lebih baik, Kabupaten Semarang bisa menjadi salah satu lumbung pangan andalan Jawa Tengah. 

Selain beras, sektor hortikultura memiliki cerita sukses tersendiri. Krisan, misalnya, telah menempatkan Bandungan sebagai salah satu pusat produksi bunga hias terbesar di Jawa Tengah. Dengan produksi lebih dari 135 juta tangkai pada tahun 2023, potensi krisan tidak hanya menarik pasar lokal tetapi juga internasional. 

Bunga ini adalah komoditas bernilai tinggi yang dapat meningkatkan pendapatan petani jika dikelola secara profesional dan dipadukan dengan sektor pariwisata. Bayangkan jika Kabupaten Semarang mampu menjadi destinasi wisata bunga dengan krisan sebagai daya tarik utama, potensi ekonominya akan berlipat ganda. 

Kemudian, kawasan lereng Gunung Merbabu dan Gunung Ungaran menjadi pusat utama budidaya sayuran. Tanah yang subur, iklim yang sejuk, serta ketinggian yang ideal menjadikan daerah ini tempat sempurna untuk menanam berbagai jenis sayuran seperti cabai, wortel, kubis, dan selada. Sentra budidaya ini tidak hanya menopang kebutuhan lokal tetapi juga memasok pasar regional, bahkan nasional. 

Tidak hanya dalam hal produksi, tetapi juga distribusi. Kabupaten Semarang menjadi pusat perdagangan hortikultura Jawa Tengah berkat keberadaan dua pasar utama: Pasar Sayur Bandungan dan Kopeng. Kedua pasar ini tidak hanya melayani kebutuhan petani lokal untuk memasarkan hasil panennya tetapi juga menjadi simpul distribusi strategis untuk berbagai daerah lain di Jawa Tengah.

Di sektor perkebunan, kopi dan alpukat menjadi dua komoditas yang menjanjikan. Produksi kopi, meski saat ini masih dalam skala terbatas, menunjukkan peluang besar untuk ekspor. Tren global terhadap kopi spesial membuka jalan bagi Kabupaten Semarang untuk menggarap pasar internasional, khususnya jika kualitas kopi lokal ditingkatkan melalui sertifikasi dan teknik pengolahan pascapanen yang lebih baik. 

Sementara itu, alpukat, dengan produksi lebih dari 462 ribu kuintal pada 2023, bisa menjadi andalan untuk pasar domestik dan ekspor. Kombinasi antara kualitas yang baik, pengolahan produk seperti minyak alpukat, dan pemasaran yang tepat akan meningkatkan daya saing komoditas ini.

Tidak ketinggalan, durian adalah komoditas yang memiliki daya tarik tersendiri. Sebagai buah tropis yang populer, durian dari Kabupaten Semarang berpotensi untuk menjadi produk premium jika petani didorong untuk menanam varietas unggul. Dengan perencanaan yang matang, durian tidak hanya mampu memenuhi pasar lokal tetapi juga bersaing di pasar ekspor yang terus berkembang.

Sektor peternakan juga menyimpan potensi luar biasa, khususnya dalam produksi susu sapi. Kabupaten Semarang memiliki iklim yang mendukung pengembangan peternakan sapi perah. 

Dengan permintaan yang terus meningkat terhadap susu segar dan produk olahannya, investasi pada infrastruktur peternakan seperti pakan berkualitas, teknologi pemerahan, dan pengolahan susu dapat memberikan dampak positif yang signifikan. Dalam lima tahun ke depan, Kabupaten Semarang bisa menjadi pusat produksi susu sapi di Jawa Tengah, menopang kebutuhan lokal sekaligus memenuhi pasar regional. 

Namun, perjalanan menuju keberhasilan ini tidak tanpa tantangan. Analisis SWOT menunjukkan kekuatan Kabupaten Semarang dalam bentuk tanah subur, keragaman komoditas, dan dukungan infrastruktur. Meski demikian, keterbatasan akses ke teknologi modern dan skala usaha petani yang kecil sering menjadi kendala. 

Di sisi lain, peluang terbuka lebar dengan meningkatnya permintaan terhadap produk organik, tren pasar global untuk komoditas tropis, dan potensi besar untuk diversifikasi produk. Ancaman terbesar, seperti perubahan iklim dan fluktuasi harga komoditas, harus dikelola dengan pendekatan adaptif. 

Dalam lima tahun mendatang, pengembangan potensi pertanian, perkebunan, dan peternakan di Kabupaten Semarang dapat dilakukan melalui beberapa langkah strategis. Peningkatan kualitas dan kuantitas produksi harus menjadi prioritas utama. 

Penyediaan teknologi modern, pelatihan bagi petani, dan akses terhadap benih serta bibit unggul adalah langkah awal yang penting. Selain itu, penguatan rantai pasok dengan membangun infrastruktur seperti cold storage dan fasilitas pengolahan akan memberikan nilai tambah pada hasil produksi. 

Jangkauan pasar juga harus diperluas. Pasar lokal adalah fondasi, tetapi pasar ekspor adalah peluang emas yang belum sepenuhnya digarap. Sertifikasi organik, branding produk, dan promosi melalui platform digital adalah kunci untuk membuka akses ke pasar global. 

Selain itu, integrasi antara sektor pertanian dengan sektor pariwisata dapat menjadi keunggulan kompetitif. Wisata pertanian, misalnya, dapat mempertemukan konsumen langsung dengan produsen, menciptakan hubungan emosional yang kuat terhadap produk Kabupaten Semarang. 

Tidak kalah penting, pengembangan sektor ini harus berdampak pada kesejahteraan petani. Data BPS menunjukkan bahwa sebagian besar petani di Kabupaten Semarang masih hidup dengan pendapatan yang rendah. 

Program pemberdayaan, seperti koperasi petani, kemitraan dengan perusahaan besar, dan akses kepada pembiayaan mikro, dapat membantu mereka meningkatkan skala usaha dan pendapatannya. 

Penyerapan tenaga kerja juga harus menjadi fokus. Dengan investasi yang tepat, sektor pertanian dan peternakan dapat menjadi penyedia lapangan kerja yang signifikan, mengurangi pengangguran dan mendorong pertumbuhan ekonomi daerah. 

Dalam menghadapi tantangan global seperti krisis pangan dan perubahan iklim, Kabupaten Semarang memiliki peluang besar untuk menjadi model keberlanjutan di bidang pertanian, perkebunan, dan peternakan. 

Dukungan dari stakeholder, termasuk pemerintah, sektor swasta, dan komunitas lokal, sangat dibutuhkan untuk mewujudkan visi ini. Dengan mengoptimalkan potensi yang ada, Kabupaten Semarang tidak hanya dapat meningkatkan kesejahteraan petani tetapi juga menjadi pemain penting dalam sistem pangan nasional dan global. 

Momentum ini tidak boleh disia-siakan. Kabupaten Semarang memiliki segalanya untuk menjadi pusat pertanian, perkebunan, dan peternakan yang unggul di Jawa Tengah. Kini, saatnya semua pihak bersatu untuk menjadikan visi ini sebagai kenyataan.

Karena pertanian yang maju bukan hanya tentang angka-angka produksi, tetapi tentang manusia yang hidup lebih sejahtera di atas tanah yang mereka cintai. /jb

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Halo Lokal Selengkapnya
Lihat Halo Lokal Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun