Mohon tunggu...
Mujab Mujab
Mujab Mujab Mohon Tunggu... Buruh - Wahana menuangkan karya dan gagasan

Saya aktif di Serikat Paguyuban Petani Qaryah Thayyibah. Selain itu aktif di Komunitas Belajar Qaryah Thayyibah sejak tahun 2003 hingga sekarang.

Selanjutnya

Tutup

Analisis Artikel Utama

Parpol Gamang Menyongsong Pilkada

11 Juli 2024   17:51 Diperbarui: 12 Juli 2024   17:58 401
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi: Pemilih memasukkan jari ke dalam tinta saat simulasi Pemilu. (Foto: KOMPAS/RADITYA HELABUMI)

Ada tudingan partai politik tidak mampu melahirkan kader kader berkualitas dan kebingungan dalam mengajukan calon saat pilkada. Hal ini mengacu pada pertanyaan tidak cukupkah kader-kader mendongkrak dalam mendongkrak suara partainya? 

Pada bagian lain situasi ini membuka pintu dan bisa jadi jalan pintas bagi tokoh-tokoh ini bisa maju jadi pemimpin daerah tanpa mendaftar independen. 

Ini diperkuat dengan fenomena yang menarik para partai beramai ramai menjagokan tokoh yang sudah dikenal dan bukan berasal dari kader partai.

Ada beberapa faktor yang mungkin bisa menjelaskan mengapa banyak partai di Indonesia seperti berebut tokoh dalam Pilkada hingga Pilpres. 

Jadi, di antaranya adalah Dinamika Politik Lokal: Di tingkat lokal (Pilkada), partai-partai seringkali mencari tokoh yang dianggap memiliki popularitas atau basis dukungan yang kuat di daerah tersebut. 

Hal ini dapat berarti bahwa partai tidak hanya mencari kader terbaik secara mutu, tetapi juga mereka yang memiliki daya tarik elektoral yang besar.

Pertimbangan berikutnya adalah Kompetisi Elektoral yang Ketat. Kompetisi politik di Indonesia cenderung sangat ketat, terutama di tingkat nasional. 

Partai-partai merasa perlu untuk menunjukkan bahwa mereka memiliki tokoh-tokoh yang mampu bersaing dengan kandidat dari partai lain. Ini bisa mendorong partai untuk mencari tokoh-tokoh yang sudah dikenal di publik.

Selain itu petinggi partai juga melihat factor Keterbatasan dalam Mengembangkan Kader. Meskipun banyak partai politik memiliki program pengembangan kader, namun menghasilkan kader yang memiliki popularitas dan kapasitas yang cukup untuk bersaing di tingkat nasional atau bahkan lokal tidaklah mudah. Proses ini memerlukan waktu yang panjang dan upaya yang besar dalam pelatihan dan pengalaman politik.

Yang tidak bisa diabaikan juga oleh pengambil keputusan petinggi partai dalam hal ini adalah Faktor Popularitas dan Media. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun