Anak Indonesia hari ini adalah kunci bagaimana Indonesia di Tahun 2045, saat seabad Indonesia Merdeka. Di tahun 2045 anak anak Indonesia dengan usia katakanlah 0-18 tahun hari ini akan berusia 25-43 tahun.Â
Merekalah yang memegang peran seperti apa Indonesia saat itu di percaturan ekonomi dan politik dunia. Menyiapkan generasi untuk 25 tahun mendatang butuh satu periode roadmap dan dari situlah anak Indonesia akan menuju ke jalan yang benar atau terjerebab di jalan yang sesat.
Gampangannya bagaimana anak - anak Indonesia saat itu menjadi generasi yang tangguh, yang memiliki kesadaran, kemampuan dan ketrampilan dalam melakukan aksses serta control atas dirinya, sumberdaya Indonesia yang ada untuk mewujudkan Indonesia menjadi bangsa yang besar.Â
Keadaan ini harus senantiasa berdasarkan pada prinsip keadilan, kelestarian lingkungan, serta kesetaraan relasi antara laki laki perempuan. Kata tangguh perlu di beri garis tebal karena ketangguhan itu seperti tidak ada teorinya namun mutlak diperlukan disegenap aspek kehidupan.
Realitasnya anak Indonesia hari ini masih dirundung banyak persoalan mulai dari jerat kemiskinan, lemahnya perlindungan, minimnya ketersediaan untuk tumbuh kembang yang memadai, hingga kurangnya pilihan untuk mengembangkan diri.Â
Masih banyak anak yang terjebak pada obsesi orang tua dan pemegang kebijakan, masih banyak anak yang belum tersentuh perkembangan teknologi informasi, masih banyak anak yang berkecukupan harta dan materi tapi miskin pengasuhan dan perlindungan, dan lain sebagainya.
Di kalangan anak sendiri masih banyak terjadi tindak kekerasaan diantara mereka, masih ada saja anak yang tidak terlindungi dari kejahatan seksual oleh orang terdekatnya, gurunya, ustadznya, bahkan tidak jarang oleh orang orang terdekatnya.Â
Di bagian lain anak anak harus banting tulang bersama orang tuanya karena kebijakan politik yang tidak menguntungkan mereka, karena alokasi anggaran yang tidak menyentuh mereka, dan juga oleh sebab-sebab lain.
Pademi covid-19 menambah satu realitas lagi yang mana keterjangkauan cakupan dan kekuatan  internet sinyal internet tidak bias dijangkau seluruh anak Indonesia.Â
Pembalajaran jarak jauh online banyak menemui kendala, anak anak terpaksa menunggu kesiapan orang tua, guru, sekolah, instansi pendidikan hingga kementrian terkait untuk memperoleh pendidikan online yang berkualitas, yang bukan asal terselenggara.Â
Lagi lagi anak menjadi korban ketidaksiapan banyak pihak untuk mengadopsi perkembangan teknologi. Padahal anak tidak pernah merasa tidak siap ketika teknologi disodorkan padanya. Anak biasanya akan menyambut dengan penuh suka cita apalagi kalau itu berkaitan dengan hal hal baru dan penuh tantangan. Namun pihak orang tua dan otoritas penyelenggara pendidikan justru mengedepankan ketakutan dan kekhawatiran.Â
Anak anak kemudian kehilangan banyak kesempatan mengambil momentum dari lompatan teknologi demi menuruti kekhawatiran dan ketakutan tadi.
Menuju tahun emas Indonesia 2045
Tahun emas kemerdekaan Indonesia sudah diingatkan oleh Jokowi saat memberikan sambutan pada pidato pelantikannya sebagai presiden periode kedua. Pengingat ini disampaikan kepada bangsa Indonesia saat ini agar bersiap dan melakukan segala sesuatu untuk menyongsongnya.Â
Pengingat ini adalah ditujukan untuk anak anak hari ini, penduduk Indonesia usia 0-18 tahun yang di tahun 2045 di tangan merekalah Indonesia akan menjadi seperti apa. Waktu itu Jokowi mengangkakan Indonesia dengan menyebutkan bahwa Produk Domestik Bruto Indonesia mencapai US$ 7 triliun.Â
Indonesia sudah masuk 5 besar ekonomi dunia dengan kemiskinan mendekati nol persen. Kita harus menuju ke sana. Atau bisa dilihat dalam bagian sambutan di atasnya: Insya Allah, Indonesia telah keluar dari jebakan pendapatan kelas menengah. Indonesia telah menjadi negara maju dengan pendapatan menurut hitung-hitungan Rp320 juta per kapita per tahun atau Rp27 juta per kapita per bulan.
Jika berbicara tentang pendapatan tidak bisa dilepaskan dari faktor pekerjaan. Di tahun 2045 banyak pekerjaan hari ini yang mungkin sudah tergantikan dengan mesin, tergantikan system atau hilang sama sekali. Tapi di tahun itu akan muncul jenis jenis pekerjaan baru, kebutuhan akan kompetensi kompetensi baru, profesi  baru, baik karena disebabkan oleh lahirnya system system baru atau karena pekerjaan dan profesi lama tadi sudah tidak relevan lagi.Â
Untuk menuju ke situ Indonesia (wabil khusus pihak yang memperhatikan perkembangan dan perlindungan anak) sangat penting bahkan mendesak untuk melakukan sejumlah hal. Misalnya melakukan analisis social, riset, studi, dan langkah langkah yang dipandang perlu dalam menemani anak anak Indonesia siap untuk menyongsong Indonesia tahun 2015 dengan output  sebagai berikut:
- perlu dirumuskan upaya dan langkah kerja bersama  agar anak indonesia terbebas dari kemiskinan, kekerasan, dan perlakuan tidak adil dari berbagai aspek
- perlu membuat rekomendasi atas terwujudnya system pendidikan yang mengakomodasi kebutuhan anak yang unik, visoner, kreatif, dan memiliki spectrum yang luas
- perlu merumuskan peta jalan agar anak indonesia memperoleh akses pendikan sehingga memiliki mental yang tangguh, kuat, tidak lemah, merdeka, kreatif, dan inovatif
- perlu peta jalan agar anak indonesia memiliki akses yang cukup untuk mengembangkan diri dalam rangka menghadapi revolusi industri 4.0 karena anak hari ini tentu memiliki tantangan yang berbeda dengan tantangan yang ada hari ini
- perlu peta jalan bagaimana perkembangan teknologi yang ada hari ini bisa menjadi sarana dan peluang bagi anak anak untuk menyiapkan diri. Perkembangan teknologi adalah peluang sehingga harus dipelajari, dan bukan ancaman yang harus dihindari.
Dua puluh lima tahun itu lama untuk sebuah rentang kekuasaan, tetapi tidak lama untuk mewujudkan kesiapan sebuah bangsa. Indonesia tahun 2045 akankan terwujud seperti mimpi Jokowi yang ditetapkan menjadi mimpi bangsa ini melalui pidato politiknya?
Atau bangsa Indonesia akan terbangun dan menemukan dirinya masih berada di posisi hari ini sementara bangsa bangsa lain sudah berjalan jauh, sehingga pidato politik tinggal pidato politik dan anak Indonesia entah dimana?
Eh... Anjay nya lupa kebahas
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H