Mohon tunggu...
Muis Sunarya
Muis Sunarya Mohon Tunggu... Lainnya - Menulis tentang filsafat, agama, dan budaya

filsafat, agama, dan budaya

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Catatan Kaki yang Bikin Keki Jelang Ramadan Tahun Ini

2 April 2022   21:54 Diperbarui: 29 Mei 2022   20:08 464
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Jelang puasa Ramadan tahun ini, ada beberapa hal yang bikin keki (kesal) dan ini semacam catatan kaki saya.

Mengapa? Karena hal-hal berikut ini sedikit banyak memengaruhi hajat hidup dan kepentingan orang banyak.

Minyak Goreng

Pertama, ini yang banyak menguras energi dan air mata rakyat negeri ini. Hatta, nyawa pun melayang gegara yang satu ini, antre membeli minyak goreng.

Ya, karut-marut masalah minyak goreng. Berbulan-bulan gonjang-ganjing masalah kelangkaan dan kenaikan harga minyak goreng terus menjadi tren di ruang publik. Dan tampaknya hingga kini masih menyisakan masalah.

Artinya, belum atau tepatnya tidak kelar-kelar. Bikin emak-emak yang hobi menggoreng terus mengeluh. Termasuk orang-orang yang bergelut dalam usaha kuliner bertema goreng-mengoreng dan tidak bisa melepaskan usahanya dari kebutuhan minyak goreng semakin mengelus dada dengan tingginya harga minyak goreng.

Ditengarai sebab musababnya, seperti yang diakui oleh Menteri Perdagangan, bahwa perang Rusia-Ukraina menjadi salah satu faktor perubahan harga minyak goreng sawit khususnya, dan adanya mafia dalam proses distribusi minyak goreng ini.

Dan terkait mafia minyak goreng, Mendag sempat melontarkan pernyataan akan diumumkan atau dibeberkan ke publik. Tapi, saat ini, tampaknya, entah kenapa, belum begitu jelas, belum juga diumumkan siapa sebenarnya mafia minyak goreng yang bermain di tengah "mendidihnya" minyak goreng ini.

Khalayak cuma menduga-duga. Tiba-tiba sekarang nyaris senyap tak terdengar lagi soal mafia minyak goreng ini.

Akhirnya, mafia minyak goreng ini sekadar geger sebentar jadi uraian viral dan sontak gaduh sebagai  "gorengan isu" belaka. Membetot bejibun viewers. Tidak lebih, tidak kurang. Kurang lebih, persis. 

Sisi lain, yang juga sempat viral soal fenomena minyak goreng ini, adalah respons seorang Megawati Soekarno Putri, Ketua Umum PDI-P, yang akhirnya ikut-ikutan melontarkan narasi sambil (meluapkan rasa kesal dan kekinya) merisak emak-emak terkait fenomena kisruh minyak goreng yang melanda negeri yang (mestinya) gemah ripah loh jinawi ini.

"Apakah ibu-ibu Indonesia kerjanya sehari-hari memang cuma menggoreng?" seru Megawati dalam tayangan video yang dilansir oleh banyak media sosial.

Padahal, menurutnya, bukankah (dalam hal kuliner) banyak cara lain, selain menggoreng makanan dengan minyak goreng, bisa dengan merebus atau mengukus, misalnya. Kenapa harus tergantung kepada minyak goreng? Begitu kira-kira pernyataan (kekesalan) Megawati.

Dan Megawati tidak sekadar melontarkan pernyataan, ia pun bersama pengurus fungsionaris PDI-P mengadakan demo memasak tanpa minyak goreng di kantor DPP PDI-P Lenteng Agung Jakarta Selatan. 

Solusi Megawati sebagai ibu, seingat saya, tampaknya setali tiga uang dengan anaknya, Puan Maharani, saat ia sebagai Menteri Koordinator Bidang (apa itu, saya enggak begitu hafal), dan kebetulan waktu itu entah kenapa mendadak harga cabai naik.

Puan pun merespons dengan pernyataan yang nyaris mirip gayanya dan sejurus dengan Megawati, ibunya. Ia meyarankan warga masyarakat untuk kreatif dan giat berkebun dengan beramai-ramai menanam cabai di pekarangan rumah mereka.

Baik terhadap narasi Megawati, maupun Puan Maharani, yang muncul adalah respons negatif dan keki (kesal) dari tidak sedikit warga masyarakat. Dengan kata lain, bukannya mengademkan (menenteramkan) suasana justru menambah gaduh.

Harga Pertamax Naik

Kedua, pemerintah menaikkan harga BBM jenis pertamax. Tepat pukul 00.00 tanggal 01 April 2022, harga pertamax naik dari Rp9.000,00 menjadi Rp12.500,00 per-liter.

Alasannya, adalah menyesuaikan dengan harga minyak dunia, dan BBM jenis pertamax ini tidak dikenakan subsidi. Hanya jenis Pertalite yang disubsidi.

Tapi bagaimanapun, terutama bagi saya, atau mereka, yang selama ini berkendara dengan menggunakan pertamax, jujur sangat berat dan menggerundel juga.

Apakah harus migrasi ke pertalite, masih pikir-pikirlah. Karena soal ron pertalite yang lebih rendah dari pertamax (ron 92).

Berbeda Awal Ramadan Tahun Ini

Fakta bahwa penentuan awal pelaksanaan puasa Ramadan tahun ini, terjadi perbedaan. Ini yang ketiga.

Muhammadiyah jauh-jauh hari sudah menentukan bahwa awal Ramadan jatuh pada hari Sabtu, 02 April 2022.

Penentuan awal Ramadan yang diputuskan oleh Muhammadiyah ini berdasarkan hisab atau perhitungan kalender Hijriah (tahun kamariah). Bahkan, Muhammadiyah juga sudah menentukan 1 Syawal 1443 Hijriah sebagai Hari Raya Idulfitri atau hari lebaran tahun ini jatuh pada tanggal 02 Mei 2022.

Hal ini berbeda dengan keputusan pemerintah, dalam hal ini Kementerian Agama, yang harus melalui sidang isbat terlebih dahulu.

Sidang isbat ini diselenggarakan pada hari Jumat, 01 April 2022, dengan mengundang dan mengumpulkan tokoh-tokoh masyarakat dan perwakilan dari seluruh ormas-ormas Islam untuk musyawarah menentukan awal Ramadan.

Dengan mempertimbangkan dan berdasarkan hasil rukyatul hilal (pantauan hilal atau anak bulan) dari seluruh pelosok (provinsi) Indonesia, yang tidak kurang dari 101 titik lokasi rukyatul hilal (pantauan anak bulan) pada sore hari jelang waktu magrib dalam momen Ramadan tahun ini.

Rukyatul hilal ini adalah metode lain, di samping metode hisab, untuk menentukan awal bulan atau bulan baru pada kalender hijriyah. Nahdlatul Ulama (NU) selalu menggunakan metode rukyat ini.

Hilal atau anak bulan sore hari pada tanggal 01 April 2022 yang bertepatan dengan tanggal 29 Syakban 1443 Hijriah nyatanya kemarin tidak bisa dilihat atau dipantau, karena ketinggiannya masih berada di bawah ufuk (kurang dari 2 atau 3 derajat), maka hitungan hari (kalender) pada bulan Syakban digenapkan (istikmal) 30 hari, dan otomatis awal Ramadan jatuh pada hari Minggu, 03 April 2022.

Inilah keputusan yang ditetapkan oleh pemerintah (Kementerian Agama) melalui sidang isbat tentang awal Ramadan 1443 Hijriah.

Dalam kaidah fikih, ada prinsip, bahwa keputusan pemerintah (hakim) itu mengikat (final) dan menghilangkan perbedaan (perselisihan). Hukmul hakim ilzamun wa yarfa'ul khilaf. Maka, manut pada keputusan pemerintah adalah tidak salah.

Tetapi karena atas dasar demokrasi dan HAM, negara itu menjamin kebebasan dalam beragama dan perbedaan pendapat, maka bagi yang menunaikan puasa Ramadan hari ini, Sabtu, 02 April 2022, sesuai keputusan Muhammadiyah, juga dibolehkan. 

Itulah, indahnya perbedaan dan keragaman dalam kebersamaan dan keharmonisan. Itulah bineka tunggal ika. Saling menghargai dan menghormati sebagai umat beragama dan warga bangsa.

Demikian catatan kaki saya yang agak sedikit keki tapi tetap hepi jelang Ramadhan tahun ini, karena alhamdulillah, sehat walafiat dan masih berkesempatan bertemu kembali dengan Ramadan tahun ini.

Ramadan 2022, bersyukur kurva pandemi sudah semakin melandai. Dan ini tentu berbeda dengan kurun waktu dua tahun belakangan ini, yang berturut-turut dalam kurva pandemi yang masih menanjak saat itu.

Memasuki gerbang Ramadan, saya mohon maaf atas segala khilaf. Selamat berpuasa Ramadan 1443 Hijriah. Semoga selalu sehat dan tetap kuat menjalaninya. Tabik. []

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun